Jadi pandangan dualis (lawan materialist) itu bisa menjelaskan secara realistis, rasional dalam artian ; sesuai kenyataan, tertata,terstruktur tentang apa itu berpikir,berkesadaran,Karena MELIBATKAN BANYAK ELEMENT BERBEDA yang intinya terdiri dari substansi materi dan non materi.Karena ada unsur materi dan non materi lah maka  apa itu berkesadaran,berpikir, sampai mengapa bisa melahirkan beragam hasil berpikir seperti terciptanya beragam ilmu,konsepsi hingga keyakinan dapat dijelaskan
Nah materialist kan tidak terima kalau memasukkan unsur non materi dalam proses berpikir-berkesadaran seperti penjelasan dualis diatas,Nah lalu sebagai gantinya materialist hendak memasukkan unsur atau element apa selain atau diluar daging otak yang mendampingi daging otak tersebut sehingga daging otak itu bisa menerima,menyimpan dan mengolah memori ?
Apakah misal unsur pendamping daging otak itu "energi" ?
Apakah energi semata punya kemampuan berpikir tertata-terstruktur seperti konsep "akal" dalam agama wahyu ? Apakah energi yang membuat manusia bisa memiliki akhlak,etika serta bermoral ?
Apa bedanya misal dengan energi di alam yang membentuk hukum fisika yang biasa dikelola oleh sains ?
Apakah energi semata bisa membuat manusia memiliki niat,hasrat,kehendak yang seperti kita tahu itu semua melekat pada manusia ? Yang oleh agama wahyu dijelaskan manusia bisa memiliki itu semua (sifat personal) karena manusia memiliki "hati" (tapi materialist menolak konsep hati)
PENJELASAN NEUROSAINS
Menurut penjelasan neurosaintis bagian saraf bernama hippocampus itu memiliki kemampuan dalam mengolah memori. Daging otak dapat mengolah memori karena memiliki hippocampus.Tapi karena hippocampus itu dapat diamati maka kita tetep menyebut ia itu bagian dari struktur daging otak secara keseluruhan (wujud materi)
Dan neurosains (sebagai disiplin ilmu materi) tentu tidak akan melibatkan misal unsur hati serta akal sebagai element yang ada dibalik pengolahan memori atau yang mengarahkan kemana arah memori (pikiran)
Maka pertanyaannya pun tetep sama ;
Hippocampus tanpa akal budi apakah bisa membuat manusia mengetahui sesuatu sebagai benar atau salah,baik atau buruk ? Hippocampus tanpa adanya hasrat-kehendak hati apakah bisa mengarahkan memori pikiran kepada misal menjadi teis atau ateis atau kehendak kehendak tertentu yang lain ?
Satu satu dulu,biarlah yang merasa bagian dari kaum materialist menjawabnya ...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H