CARA MATERIALIST MEMBANGUN KONSEPSI MANUSIA YANG FULL MATERIAL
Di era milenial ini satu demi satu konsep konsep abstrak yang melekat pada diri manusia ditolak keberadaannya oleh materialist.Pertama yang paling mendasar sekali adalah menolak adanya roh dan nyawa (ini sudah umum di kalangan materialist) lalu melangkah lebih jauh menolak adanya istilah jiwa dan sekaligus keberadaan jiwa,kemudian yang lebih ektrims mulai menolak adanya akal. Masing masing tentu dengan argumentasi nya tersendiri yang nanti saya jelaskan
Tapi belum ada materialist yang ekstrims menolak istilah "pikiran" serta "kesadaran" padahal kedua istilah itupun bersifat abstrak dan bukan benda material yang bisa di empiriskan.Padahal yang namanya roh,nyawa,akal,pikiran,kesadaran semua adalah konsep serta istilah abstrak yang bukan diciptakan oleh sains sebagaimana misal istilah energi,atom,neutron, proton, elektron dlsb.Mungkinkah suatu saat istilah "pikiran" serta "kesadaran" juga akan diganti oleh istilah material yang berasal dari sains ?
Mungkin materialist masih terima kalau mereka disebut tidak memiliki roh atau jiwa tapi mereka masih kebingungan sendiri kalau misal disebut tak punya "pikiran" serta "kesadaran",maka dua istilah tersebut nampak masih dipakai dalam kamus bahasa ilmiah mereka
Tapi pikiran serta kesadaran yang oleh kaum teis disandarkan pada jiwa atau dipandang sebagai unsur unsur yang melekat pada jiwa oleh materialist pemahaman tersebut dirubah,mereka memandang pikiran serta kesadaran sebagai murni hasil kerja material otak fisik
Sedang"jiwa" yang otonom dari fisik dipandang tidak ada dan dianggap hanya ekpressi atau pancaran hasil kerja saraf otak.Terus istilah "akal budi" yang dalam ajaran agama wahyu serta filsafat klasik dipandang begitu sentral sebagai unsur abstrak-ruhaniah yang melekat pada jiwa yang bisa membuat manusia faham benar-salah berupaya mereka belokkan sehingga tak dipandang sebagai unsur jiwa yang otonom (dari fisik) lagi,akal hanya dianggap hasil perembangan evolusi dan tak berkaitan dengan persoalan nilai benar-salah lagi
Materialist bercita cita membentuk worldview ilmiah baru tentang manusia yang penjelasannya full material dan itu nampaknya sedang dirintis misal melalui penjelasan ala neurosains.Neurosains aslinya adalah ilmu tentang system saraf tapi oleh materialist berupaya dijadikan sebagai landasan bagi pembentukan konsepsi baru tentang manusia yang penjelasannya full mengacu pada penjelasan material sehingga istilah istilah klasik yang telah biasa digunakan dalam psikologi berupaya mereka ganti
Materialist menolak adanya jiwa dan istilah "jiwa" karena makna "jiwa" mau dibolak balik bagaimanapun maknanya tetap suatu yang abstrak- tidak bisa empiris,tidak bisa saintifik,tidak bisa material,istilah jiwa dari sisi manapun tetep tidak bisa jadi obyek saintifik karena ia bukan wujud materi
Materialist pun mencoba menolak adanya "akal" dengan berargument itu adalah proses evolusioner dari alam pikiran manusia.Padahal adanya orang gila,ODGJ dan orang yang tidak seperti mereka adalah cermin bahwa akal itu ada hanya ia abstrak
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H