Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Identitas Obyek dan Subyek dalam Fisika dan Metafisika

19 September 2024   11:17 Diperbarui: 19 September 2024   11:20 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perlu diketahui entitas abstrak seperti bunyi,gelombang,sinyal,gravitasi,itu semua bukan obyek metafisika karena walau semua itu abstrak tapi keberadaannya terikat dengan hukum fisika dunia materi.Itu sebab semua itu masih ada dalam ruang lingkup hukum fisika

Contoh obyek psikologi yang obyeknya sudah diluar atau otonom dari hukum fisika adalah pikiran-jiwa-perasaan. Disebut otonom atau diluar hukum fisika karena gerak pikiran atau perasaan itu bukan gerak yang diakibatkan oleh gerak obyek fisik-materi.Kemana arah pikiran kita itu tidak dikonstruks oleh mekanisme biologis tubuh.Maka orang menjadi teis atau ateis atau memiliki filosofi atau ideologi atau pandangan tertentu itu bukan hasil mekanisme biologis material tubuh tapi hasil dari gerak otonom pikiran atau gerak pikiran yang otonom dari mekanisme hukum fisika-kimia yang mengkonstruks biologis tubuh

Nah sebab itu bicara obyek di dunia metafisika atau psikologi itu tak bisa disamakan dengan bicara obyek di dunia fisika.Dan makna "obyektif" (sesuai hakikat obyek) di dunia metafisika tentu beda dengan "obyektif" di dunia ilmu fisika

Sangat keliru ketika kita menggumuli atau membahas persoalan metafisika tapi obyektifitas yang diberlakukan adalah versi ilmu fisika atau sains.Sangat keliru bila bicara metafisika atau agama tapi obyeknya harus materi dan harus obyektif sebagaimana obyek dunia fisika-sains

Jadi sains,filsafat serta agama itu memiliki obyeknya tersendiri,maka makna "obyektif" dalam sains,filsafat serta agama akan berbeda beda karakteristiknya.Tak bisa obyektifitas dalam agama mesti diacukan misal pada obyektifitas menurut sains.Itu salah kaprah secara epistemologi

Obyek agama wahyu adalah hal hal yang diberitahukan dalam kitab suci dan itu tak bisa diganti misal dengan obyek yang biasa digumuli dalam sains karena maknanya akan berbeda.Contoh ; Tuhan sebagai obyek agama tak bisa diganti dengan obyek sains seperti energi karena membahas energi sebagai pengganti Tuhan itu tidak obyektif menurut pandangan agama.Ini sama dengan bila konsep energi dalam sains diganti dengan Tuhan.

Karena energi itu suatu yang terikat oleh mekanisme hukum fisika sedang Tuhan tidak terikat hukum fisika ciptaannya,maka keduanya tidak bisa saling menggantikan (beda hakikat)

Intinya kalau mau bicara fisika dan metafisika secara ilmiah,sistematis,tertata terstruktur,konstruktif,kita tak boleh main hantam kromo seperti prinsip-aturan-metode sains-ilmu fisika diberlakukan pada persoalan metafisika itu hanya akan membuat kekacauan di dunia ilmu pengetahuan

Maka hal pertama yang harus kita ketahui ketika kita ingin mengetahui perbedaan antara dimensi fisika dengan metafisika adalah ;
1.Mengetahui obyeknya
2.Mengetahui peralatan apa dalam diri manusia yang menjadi alat utama untuk menelusurinya.Contoh ; Dalam dunia sains alat utamanya adalah indera,dalam dunia metafisika adalah akal budi
3.Menetapkan metode-metodologi atau epistemologinya untuk masing masing kajian baik fisika maupun metafisika
4.Harus ditetapkan pula visi misi-tujuan dari masing masing disiplin ilmu.Contoh ; visi misi-tujuan sains adalah mencari kebenaran empirik sedang visi misi-tujuan metafisika mencari bentuk kebenaran yang dapat difahami akal

Jadi kalau tidak ditata,diatur,ditetapkan dari dasar maka bahasan fisika-metafisika ini suka tumpang tindih atau di tumpang tindihkan,misal metode sains dianggap harus diberlakukan pula dalam ranah metafisika

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun