Artinya obyek adalah sesuatu yang dapat memiliki hakikat nya yang tersendiri yang diluar penangkapan manusia.Sedang penangkapan,pemahaman sampai keyakinan sang subyek atas obyek tidak selalu benar atau tidak selalu tepat,Itu karena tiap orang memiliki isi pikiran yang berbeda beda.Artinya,subyektifitas atau hal subyektif adalah suatu yang relatif-bisa benar dalam artian relevan-paralel dengan hakikat obyek dan busa salah dalam artian tidak relevan-tidak paralel dengan hakikat obyek
Dalam alam pikiran manusia terdapat semacam "prisma" dan obyek ibarat cahaya yang masuk kedalamnya tapi lalu prisma itu memantulkan cahaya yang berbeda beda.Artinnya,setelah masuk kedalam alam pikiran manusia citra-kesan-gambaran obyek bisa berbeda beda bahkan bisa tidak sesuai dengan hakikatnya.Seperti cahaya warna warni yang dipantulkan sebuah prisma
Bagaimana caranya agar penangkapan-pemahaman sampai keyakinan sang subyek bisa tepat-paralel-sesuai dengan hakikat obyek ?
Nah itu sebab dalam realitas kita mengenal apa yang disebut konsep "ilmu pengetahuan".Ilmu pengetahuan adalah cara bagi manusia agar penangkapan, pemahaman hingga keyakinan kita sesuai dengan obyek yang kita dalami
Contoh; Dalam sains untuk menangkap hakikat obyek secara fisika maka metode yang dipakai adalah metode empiris.Dalam dunia filsafat yang biasa manusia pakai untuk mendalami obyek non fisik adalah logika.Dan dalam agama wahyu logika serta wahyu Ilahi
.........
CONTOH OBYEK DAN PENANGKAPAN SUBYEK ATAS OBYEK
Obyek sains adalah entitas fisik-materi dan segala suatu disekitarnya yang terikat secara mekanis dengan hukum fisika dunia fisik-materi.Nah bagaimana manusia menangkap obyek tersebut menurut atau sesuai hakikatnya ?
Tentu saja dengan peralatan indera serta teknologi sebagai alat bantu dunia indera.Jadi disini posisi dunia indera adalah alat penangkap dan pengelola obyek fisik-materi.Dengan kata lain bila ingin menangkap dan mengelola obyek sains secara obyektif maka peralatan utama yang harus dimiliki adalah dunia indera.Dan posisi akal dalam sains adalah alat bantu untuk merumuskan kebenaran empirik-bentuk kebenaran obyektif yang verifikasinya ditentukan oleh tangkapan indera
Jadi agar obyektif maka hal pertama adalah mesti ada alat yang tepat untuk mengetahui dan memahaminya dan dalam sains alat utama itu adalah dunia indera karena yang dicari atau dijadikan acuan dalam sains adalah kebenaran empirik-bentuk kebenaran yang verifikator utamanya dunia indera
Nah bagaimana dengan obyek yang dibahas dan dikelola dalam dunia metafisika seperti filsafat dan agama ? Atau dalam psikologi ? Karena beda dengan dalam sains,obyek metafisika serta psikologi itu bukan entitas fisik-materi tapi sesuatu dibalik fisik materi yang otonom dari mekanisme hukum fisika dunia materi