Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Bagaimana Membedakan Sains dengan Ideologi?

5 September 2024   11:00 Diperbarui: 5 September 2024   17:09 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BAGAIMANA MEMBEDAKAN SAINS DENGAN IDEOLOGI (?)

Sains dengan sesuatu diluar sains yang sering mengatas namakan sains itu berbeda secara substansi.Tapi publik awam kadang sulit membedakan karena seolah satu warna atau satu alur atau satu bingkai-frame.Maka memisahkan keduanya perlu pikiran kritis,kejelian dalam menganalisa serta tentu syarat pengetahuan substansial perihal apa-bagaimana sebenarnya itu sains yang sesungguhnya sebagaimana yang masyarakat dunia kenali secara konseptual sebagai konsep ilmu pengetahuan

Ada ideologi atau filsafat tertentu yang nampak sangat memiliki kepentingan dan ketergantungan dengan eksistensi sains seperti materialisme, naturalisme, saintisme, skeptisisme,relativisme sampai saintisme. Para penganutnya sering klaim seolah ideologi-filsafatnya adalah suatu yang relevan-paralel-sejalan dengan prinsip serta bukti sains,dan karena itu mereka fihak yang mudah mengatas namakan sains ketika membawa ideologi atau filosofi mereka itu ke hadapan publik

Mereka selalu ingin memperlihatkan bahwa yang paling relevan-sesuai dengan sains adalah ideologi-filosofi cara pandang mereka

Maka dalam narasi narasi pernyataan maupun tulisan tulisannya para penganut ideologi-filosofi tersebut biasa mencampurkan antara rumusan atau temuan sains dengan pandangan ideologis maupun filosofis mereka.Orang orang seperti Hawking,Richard dawkins,Sam harris,Yuval noah sampai Ryu hasan,Karlina supeli,dll.adalah contoh beberapa gelintir orang yang ketika bicara sains bercampur dengan hal yang sifatnya filosofis dan sebagian menjurus ke ideologis

Nah publik yang awam yang tidak dapat kritis,belum bisa menyaring atau yang tidak bisa memilah mana sains dan mana pandangan yang sudah bersifat filosofis atau ideologis yang bersifat pribadi-kelompok-golongan bisa terjebak seolah apapun yang mereka katakan "itulah sains",atau seolah sains paralel dengan cara pandang mereka atau seolah cara pandang atau pemikiran mereka selaras dengan sains

Demikian pula dengan semua agama dan beragam kepercayaan serta budaya yang hidup di masyarakat selalu berupaya menyelaraskan diri dengan sains sebagai cara menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.Dan untuk mengetahui mana yang betul betul memiliki aspek yang relevan dengan bukti sains tentu kita mesti analisis secara mendalam

LALU,BAGAIMANA CARA MEMILAHNYA ?

Cara yang paling mendasar-substansial-tepat untuk memilah sains dengan hal hal yang substansinya sudah diluar sains seperti ideologi,filosofi hingga kepercayaan adalah mengembalikan serta memahami sains kepada prinsip serta metode asli nya

Seperti kita tahu dari texbook-buku besar panduan sains sebagaimana telah didesains atau di format oleh para konseptor serta pelaku sains yang mayoritas dari dunia barat sains adalah institusi keilmuan yang prinsip dasar atau "ontologi"nya adalah empirisme dan metode atau epistemologinya adalah metode empiris

Prinsip sains seperti itu berdiri ketika episentrum ilmu pengetahuan beralih utamanya dari timur islami ke dunia barat.Para pemikir-filosof mulai Immanuel kant,David hume,Descartes,John locke, Francis bacon hingga para filosof aliran Wina telah merintis berdirinya prinsip  dasar sains yang hari ini  konsep formalnya tsb tertera diseluruh lembaga pendidikan di dunia yang mengajarkan sains

Revolusi konsep sains yang telah ditegakkan oleh para pemikir dunia tsb secara otomatis menjadikan sains ilmu yang secara spesifik terpisah dengan metafisika atau filsafat termasuk dengan hal hal yang sifatnya ideologis-filsafati serta dengan kepercayaan-agama

Maka bila hari ini ada fihak ber ideologi atau memiliki filosofi tertentu ingin merangkul sains kedalam pangkuannya atau mengklaim sains sebagsi dasar ideologinya ya mau tak mau ia mesti berhadapan dengan konsep dasar yang telah dibuat untuk sains tsb

Bahkan bila saat ini saintis seperti Einstein,Hawking,Dawkins dlsb bicara hal yang sifatnya sudah filosofis-metafisis atau pandangan pribadi mereka maka otomatis itu membawanya keluar ranah sains

Nah prinsip serta metode sains inilah yang membuat sains menjadi konsep ilmu yang spesifik bicara dunia fisik-materi dan segala suatu yang terikat secara mekanis dengan dunia fisik-materi.Jadi dunia fisik-materi adalah  acuan-parameter dalam memahami serta mendudukkan posisi sains dalam dunia ilmu.Karena hanya dunia fisik-materi dan yang terkait secara mekanis dengan dunia fisik-materi yang bisa dibuktikan secara empiris serta di observasi dengan metode empiris

Prinsip dasar sains itu membuat sains menjadi suatu konsep yang netral hingga ia digumuli oleh semua fihak dari berbagai golongan tanpa ada konsekuensi filisofis-ideologis atau metafisis.Maka siapapun bisa menggumuli sains tanpa harus terikat atau mengikuti misal prinsip materialisme apalagi ateisme.Karena sains adalah ilmu dunia materi tapi materialisme adalah hal yang sudah bersifat filosofis-ideologis demikian pula dengan ateisme

Prinsip dasar sains yang netral itu bisa membuat sains bisa dibawa atau di arahkan ke arah mana yang manusia mau,Apakah ke arah teisme atau ateisme atau ideologi apapun tanpa masing masing bisa menghakimi dengan mengatas nama kan sains lagi karena semua sudah berada di luar substansi sains

Maka waspadalah bila ada fihak yang hari ini secara stigmatik masih suka menghakimi misal pandangan metafisis orang beragama dengan mengatasnamakan sains maka umat beragama jangan terkecoh dan jangan langsung percaya karena bisa jadi ia melakukannya sebenarnya bukan dengan prinsip serta metode sains tapi hanya dengan filosofi-ideologi atau kepercayaannya

Maka artinya,prinsip serta metode sains itupun membuat sains secara substansi menjadi suatu konsep ilmu yang terpisah dengan filsafat termasuk dengan ideologi dan dengan kepercayaan-iman. Artinya,tidak akan ada rumusan atau simpulan sains yang langsung bersifat filosofis-ideologis atau membenarkan kepercayaan tertentu atau filosofi atau ideologi tertentu karena rumusan sains sesuai prinsip dasarnya secara formal sebenarnya berhenti hanya sebatas deskripsi empiristik,Bila ada lanjutannya yang bersifat filisofis-metafisis termasuk maupun pandangan etika-moral itu sudah diserahkan ke pribadi atau kelompok yang berkepentingan

Contoh ;
Dalam agama wahyu kepercayaan akan adanya Tuhan sama sekali bukan rumusan langsung sains.Orang beragama memang mendalami ilmu alam semesta sebagaimana diperintahkan kitab suci nya dan itu bisa melalui sains tapi yang membuat mereka iman itu bukan rumusan sains tapi hasil atau bukti sains yang didalami secara lebih jauh oleh akal dan dihayati oleh hati maka lahir iman

Demikian pula dengan materialisme sampai ateisme,ia pun bukan rumusan langsung sains.Untuk sampai kepada ideologi materialisme serta ateisme maka orang perlu memakai filosofi- kacamata-cara pandang-pemikiran yang dalam sains sendiri tidak disediakan sebagai hasil rumusan atau epistemologi sains

Nah filosofi-kacamata-cara pandang yang dipakai kaum materialist itu tentu saja bukan kacamata serupa yang dipakai misal oleh kaum beragama yang memakai filosofi-kacamata cara pandang lain yang berbeda.Tapi keduanya baik ateis maupun teis sudah membicarakan hal yang substansinya sudah berada di luar sains

Substansi sains berupa prinsip empirisme itu pula yang membuat sains menjadi memiliki posisi yang netral dari beragam ideologi serta kepercayaan apapun sehingga semua-beragam kelompok apapun di dunia ini dapat sama sama menggumuli sains TANPA MEMILIKI KONSEKUENSI IDEOLOGIS MAUPUN KEPERCAYAAN apapun.Artinya sains tidak mengharuskan orang untuk memiliki ideologi A maupun B atau C atau kepercayaan-agama A maupun B atau C.Karena sains berhenti sebatas deskripsi deskripsi fisik-materialist-tidak menyeberang secara langsung ke ranah non fisik- metafisik.Tidak secara langsung merumuskan misal etika,moral, ideologi hingga kepercayaan

Jadi orang merumuskan etika,moral atau hal ideologis atau kepercayaan tertentu itu dengan bahan pemikiran serta kacamata cars pandang masing masing yang tentu sudah berbeda beda

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun