Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Bagaimana Membedakan Sains dengan Ideologi?

5 September 2024   11:00 Diperbarui: 5 September 2024   17:09 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Images ; Ray W lincoln.com

Prinsip sains seperti itu berdiri ketika episentrum ilmu pengetahuan beralih utamanya dari timur islami ke dunia barat.Para pemikir-filosof mulai Immanuel kant,David hume,Descartes,John locke, Francis bacon hingga para filosof aliran Wina telah merintis berdirinya prinsip  dasar sains yang hari ini  konsep formalnya tsb tertera diseluruh lembaga pendidikan di dunia yang mengajarkan sains

Revolusi konsep sains yang telah ditegakkan oleh para pemikir dunia tsb secara otomatis menjadikan sains ilmu yang secara spesifik terpisah dengan metafisika atau filsafat termasuk dengan hal hal yang sifatnya ideologis-filsafati serta dengan kepercayaan-agama

Maka bila hari ini ada fihak ber ideologi atau memiliki filosofi tertentu ingin merangkul sains kedalam pangkuannya atau mengklaim sains sebagsi dasar ideologinya ya mau tak mau ia mesti berhadapan dengan konsep dasar yang telah dibuat untuk sains tsb

Bahkan bila saat ini saintis seperti Einstein,Hawking,Dawkins dlsb bicara hal yang sifatnya sudah filosofis-metafisis atau pandangan pribadi mereka maka otomatis itu membawanya keluar ranah sains

Nah prinsip serta metode sains inilah yang membuat sains menjadi konsep ilmu yang spesifik bicara dunia fisik-materi dan segala suatu yang terikat secara mekanis dengan dunia fisik-materi.Jadi dunia fisik-materi adalah  acuan-parameter dalam memahami serta mendudukkan posisi sains dalam dunia ilmu.Karena hanya dunia fisik-materi dan yang terkait secara mekanis dengan dunia fisik-materi yang bisa dibuktikan secara empiris serta di observasi dengan metode empiris

Prinsip dasar sains itu membuat sains menjadi suatu konsep yang netral hingga ia digumuli oleh semua fihak dari berbagai golongan tanpa ada konsekuensi filisofis-ideologis atau metafisis.Maka siapapun bisa menggumuli sains tanpa harus terikat atau mengikuti misal prinsip materialisme apalagi ateisme.Karena sains adalah ilmu dunia materi tapi materialisme adalah hal yang sudah bersifat filosofis-ideologis demikian pula dengan ateisme

Prinsip dasar sains yang netral itu bisa membuat sains bisa dibawa atau di arahkan ke arah mana yang manusia mau,Apakah ke arah teisme atau ateisme atau ideologi apapun tanpa masing masing bisa menghakimi dengan mengatas nama kan sains lagi karena semua sudah berada di luar substansi sains

Maka waspadalah bila ada fihak yang hari ini secara stigmatik masih suka menghakimi misal pandangan metafisis orang beragama dengan mengatasnamakan sains maka umat beragama jangan terkecoh dan jangan langsung percaya karena bisa jadi ia melakukannya sebenarnya bukan dengan prinsip serta metode sains tapi hanya dengan filosofi-ideologi atau kepercayaannya

Maka artinya,prinsip serta metode sains itupun membuat sains secara substansi menjadi suatu konsep ilmu yang terpisah dengan filsafat termasuk dengan ideologi dan dengan kepercayaan-iman. Artinya,tidak akan ada rumusan atau simpulan sains yang langsung bersifat filosofis-ideologis atau membenarkan kepercayaan tertentu atau filosofi atau ideologi tertentu karena rumusan sains sesuai prinsip dasarnya secara formal sebenarnya berhenti hanya sebatas deskripsi empiristik,Bila ada lanjutannya yang bersifat filisofis-metafisis termasuk maupun pandangan etika-moral itu sudah diserahkan ke pribadi atau kelompok yang berkepentingan

Contoh ;
Dalam agama wahyu kepercayaan akan adanya Tuhan sama sekali bukan rumusan langsung sains.Orang beragama memang mendalami ilmu alam semesta sebagaimana diperintahkan kitab suci nya dan itu bisa melalui sains tapi yang membuat mereka iman itu bukan rumusan sains tapi hasil atau bukti sains yang didalami secara lebih jauh oleh akal dan dihayati oleh hati maka lahir iman

Demikian pula dengan materialisme sampai ateisme,ia pun bukan rumusan langsung sains.Untuk sampai kepada ideologi materialisme serta ateisme maka orang perlu memakai filosofi- kacamata-cara pandang-pemikiran yang dalam sains sendiri tidak disediakan sebagai hasil rumusan atau epistemologi sains

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun