Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Non materi, Ada atau tidak ada ?

29 Agustus 2024   09:52 Diperbarui: 29 Agustus 2024   18:57 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

NON MATERI.ADA ATAU TIDAK ADA ?

Dewasa ini,bukan hanya di group debat tapi juga di dunia nyata terjadi pertarungan sengit di berbagai aspek dan obyek-bidang ilmu antara kaum dualist (termasuk yang beragama) dengan materialist (ideologi umumnya kaum atheist) dalam menjelaskan berbagai obyek ilmu termasuk salah satunya tentang manusia

Dan perang penjelasan manusia antara dualist vs materialist akan tercatat sebagai pertarungan ilmiah paling sengit yang tercatat dalam sejarah karena sudah menyisir manusia sebagai obyek utama

Sebuah pertarungan ilmiah yang layak kita rekonstruksikan

......................

Non materi adalah suatu substansi yang bukan materi-tidak memiliki sifat dan karakter materi-tidak memiliki massa-bukan terdiri atas sel-molekul-atom atom atau partikel elementer apapun dan gerakannya otonom-eksistensinya tidak terikat secara mutlak secara mekanis atau secara hukum fisika dengan element materi. Maka gerak-eksistensi non materi tidak bisa dijelaskan baik oleh konstruksi hukum fisika,hukum biologis atau ilmu kimiawi.Non materi tidak bisa di urai-direcah secara elementer maupun kimiawi dan tidak bisa dikelola-direkam-dianalisa oleh laboratorium medis seperti laboratorium mengelola unsur materi semisal hormon atau darah

Sedang ciri-karakter element materi itu sebaliknya ; eksistensinya bisa dan biasa dijelaskan secara konstruksi hukum fisika atau ilmu kimia baik oleh model fisika klasik maupun yang terkini oleh model penjelasan teori-mekanika kuantum

Dan materialist akan mati matian menolak keberadaan element non materi karena dalam pandangan mereka satu satunya substansi yang ada adalah materi-semua hal adalah eksistensi materi dan semua harus dijelaskan secara materi termasuk penjelasan tentang jiwa manusia

Maka klaim materi tapi tidak bisa dijelaskan secara konstruksi hukum fisika atau kimiawi itu klaim yang sulit masuk literatur ilmu pengetahuan

Penjelasan mana yang ideal,logic dan sesuai kenyataan antara pemjelasan dualust dengan materialist ? Bagi yang memiliki akal,yang memiliki kepekaan tingkat tinggi silahkan di dalami- diperbandingkan-jangan hanya klaim dan jangan hanya berdasar kepercayaan
Bukankah dalam soal ini kalau asasnya pengamatan langsung atas obyek maka harus berdasar fakta kenyataan ?

Masih ada orang yang tidak mau menerima bahwa non materi itu tidak ada termasuk ketika bicara manusia mereka menganggap manusia hanyalah kumpulan materi dan secara seutuhnya harus dijelaskan secara konstruksi materi

Masalahnya adalah, statement bahwa manusia full materi tanpa ada non materi itu adalah klaim dan teori belaka faktanya belum ada penjelasan menyeluruh tentang manusia yang full konstruksinya ilmu fisika+ilmu kimia terutama yang sudah membicarakan aspek kejiwaan-keruhanian

Istilah istilah yang dipakai ketika menjelaskan manusia baik oleh sains atau neurosains atau materialist sekalipun ternyata tetep masih memakai istilah klasik yang bukan berasal dari sains-ranah ilmu materi.

Istilah ; akal,pikiran, kesadaran, emosi,intuisi,imajinasi,hayalan,dlsb.itu semua bukan istilah saintifik tapi lebih merupakan istilah umum yang bukan mengambil dari kamus sains atau neurosains.Dalam sejarahnya istilah istilah itu lebih merupakan refleksi dari hasil pengalaman manusia dengan dirinya sendiri dan bukan hasil observasi saintifik.

NON MATERI DALAM DIRI MANUSIA

Kesadaran,pikiran,emosi,intuisi,akal budi yang semua ada dalam kesatuan yang disebut "jiwa" adalah element non materi-bukan hasil produksi materi

Andai kalau ada materi dlm diri manusia yang bisa memproduk pikiran,jiwa, akal,perasaan,intuisi,mimpi,imajinasi dlsb maka itu akan otomatis masuk ranah sains dan sains akan bisa menjelaskan bagaimana prosesnya secara konstruksi hukum fisika atau ilmu kimiawi.Tapi sains tidak pernah bisa melakukannya sebagaimana sains membuat konstruksi mekanika kuantum

Bisakah sains menjelaskan misal kesadaran pikiran-misal kesadaran bahwa sesuatu itu benar atau salah,baik atau buruk secara konstruksi hukum fisika atau kimiawi ? Tntu saja tidak akan bisa karena proses kesadaran ruhani atau pikiran terjadi dalam jiwa-,ruhani dan bukan proses yang dibentuk oleh mekanisme biologis tubuh yang melibatkan unsur material tubuh

Maka tak ada penjelasan secara konstruksi hukum fisika atau ilmu kimia bagaimana seseorang menderita batin atau bahagia secara batin atau menjadi seorang beriman atau menjadi seorang ateis,munafik,tulus ikhlas dlsb.Karena semua itu terjadi bukan sebagai proses biologis yang terjadi dalam unsur tubuh yang melibatkan element materi seperti hormon tapi murni terjadi dalam jiwa atau hasil pergumulan pikiran dalam jiwa yang prosesnya bukan berdasar hukum fisika dan bukan kimiawi

Maka setiap pola tingkah laku atau perilaku manusia itu selalu memiliki penjelasan dua sisi-dua aspek antara materi-non materi,tubuh-pikiran, biologis-psikologis,jasmaniah-ruhaniah.

Contoh orang beragama berpuasa ; Secara tubuh atau biologis efek yang diakibatkan adalah lapar-haus-lemas-kurang tenaga Tapi secara ruhani efek yang ditimbulkan adalah perasaan bahagia secara batiniah. Ini beda misal dengan orang yang kelaparan karena bukan puasa,tidak ada didalamnya rasa puas secara batiniah

Rasa puas atau bahagia secara batiniah itu bukan efek langsung dari karena tidak makan tapi murni hal ruhaniah yang berdiri sendiri-otonom dari hal biologis karena yang lapar bukan karena puasa tidak merasakan nya

Demikian pula ritual ibadah haji secara fisik ia melelahkan dan menyiksa bagi tubuh tapi orang melakukannya karena ada rasa bahagia secara ruhaniah yang tidak dirasakan oleh yang mengalami kelelahan secara fisik tapi bukan karena ibadat

Ini sama dengan orang yang mau berlelah secara fisik tapi ada efek rasa bahagia karena melakukannya untuk orang yang dikasihi,Dan beda dengan yang berlelah secara fisik misal karena ancaman harus melakukan suatu pekerjaan

Inilah yang disebut "otonomi jiwa"-suatu fenomena yang terpisah dari mekanisme tubuh.Bahwa dalam jiwa-dalam ruhani ada suatu fenomena yang dirasakan dan disadari oleh pelaku-yang mengalami yang bukan efek langsung dari biologis tubuh

JIWA HANYA "POLA TINGKAH LAKU" ?

Bila bicara soal ilmu jiwa,Materialist memandang jiwa hanya sebagai "pola tingkah laku" (?) ...Ya karena itulah yang bisa nampak secara lahiriah.Acuan materialist selalu melihat dari yang nampak

Tapi tahukah anda Apa dibalik pola tingkah laku atau perilaku manusia yang kadang berlawanan satu sama lain ?

Justru ilmu tentang jiwa yang sebenarnya itu bukan yang nampak pada pola tingkah lakunya atau perilakunya usng nampak tapi pada Apa yang ada dibaliknya yang membuat ada beragam pola tingkah laku berbeda

Dengan menyelidiki ISI JIWA seseorang kita bisa tahu dan faham mengapa seseorang memiliki pola tingkah laku tertentu.Pola tingkah laku itu ditentukan oleh isi jiwa atau apa yang ada dalam alam pikiran individu

Jadi ilmu psikologi sejati itu terletak pada penyelidikan atas isi jiwa nya bukan sekedar dari menilai pola tingkah laku secara lahiriah.Karena pola tingkah laku itu bisa direkayasa,bisa pura pura atau bersandiwara,bisa munafik dlsb.Kita tak bisa menilai manusia hanya dari menilai pola tingkah laku secara lahiriah

Lebih jauh lagi yang harus diketahui oleh ilmu psikologi selain menilai pola tingkah laku adalah mengetahui apa saja element yang membentuk jiwa manusia yang adalah bukan dibentuk oleh unsur materi

Kalau kita belajar agama maka dari ranah agama dan literatur klasik yang bicara manusia termasuk literatur filsafat kita bisa mengetahui bahwa unsur unsur jiwa yang membentuk karakter jiwa itu adalah nurani,akal dan hawa nafsu.Dan jalannya pikiran itu ada dalam pengendalian ketiganya.Kadang pikiran seseorang dikendali akal budi nya kadang lebih di kuasai oleh hawa nafsunya

Nah perilaku lahiriah manusia itu dibentuk oleh interaksi-pergumulan antar unsur yang ada dalam jiwa nya.Kita dapat menilai mana perilaku yang berdasar dorongan nurani dan pertimbangan akal budi.Tapi kita juga dapat menilai mana perilaku yang berdasarkan dorongan hawa nafsu

Maka ilmu psikologi kalau cuma menilai berdasar pola tingkah laku yang nampak tapi tidak mengenal unsur unsur apa saja yang membentuk jiwa manusia maka ia tidak akan bisa menjadi ilmu jiwa yang utuh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun