Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Membongkar Istilah Dogma

14 Agustus 2024   22:16 Diperbarui: 14 Agustus 2024   22:19 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Tapi tahukah anda bahwa istilah "dogma" hanyalah sekedar label yang dibuat manusia dan itu tidak lantas membuat apa yang dilabeli dogma itu sebagai benar atau salah karena benar atau salah tidak melekat dalam label nya tapi dalam konsepsinya.

Tahukah anda bahwa jangankan agama tapi semua ideologi yang dibuat manusia itu memiliki essensi berupa prinsip-ajaran-konsepsi-pandangan yang juga dapat diberi label sebagai dogma. Ateisme,materialisme,komunisme,sosialisme,liberalisme,kapitalisme dlsb.semua memiliki dogma nya tersendiri.

Bahkan sains pun bisa memiliki dogma nya tersendiri bila dikaitkan dengan unsur manusia yang menyikapi keberadaannya. Misal saintism adalah dogma yang melekat pada seseorang dalam memandang sains.Dan tiap orang yang menganut suatu ideologi tertentu biasanya memegang apa yang kita fahami sebagai dogma

Jadi yang harus kita perhatikan itu bukan label nya tapi isinya.Demikian pula penyerangan terhadap sebuah konsep apakah itu agama atau ideologi buatan manusia jangan menyerang labelnya tapi konsepsi yang ada didalamnya

Agama sebagai konsepsi Ilahiah dan agama sebagai sesuatu yang dilabeli "dogma" oleh manusia juga memiliki makna berbeda.Secara substansi agama mesti difahami sebagai konsepsi Ilahi dan istilah "dogma" hanya istilah tambahan pemberian manusia yang melihat agama menurut persepsi manusiawi

Jadi kalau mau memahami agama ya jangan melihat labelnya sebagai "dogma" tapi lihat substansinya, konsepsinya, ajarannya.Karena istilah dogma itu lebih merupakan istilah manusiawi-pandangan manusiawi yang diluar substansi agama itu sendiri.Secara substansi agama adalah konsepsi Ilahi walau ia dilabeli "dogma" oleh pandangan atau persepsi manusiawi

Demikian pula dalam memandang filosofi atau ideologi apapun kita harus lebih melihat dan mengkaji isinya bukan semata memandang labelling nya sebagai dogma

Tapi memang banyak yang terbiasa berpikir "labelling"-melihat dan menilai langsung dari label yang disematkan manusia bahkan itu menghalangi mereka mengkaji isinya.Ini adalah cara berpikir yang tidak visioner dan tidak mendalam tentunya

Jadi sesuatu dapat mengerucut menjadi dogma bila sesuatu itu telah melekat kedalam hati dan alam pikiran manusia. Menjadi kepercayaan, prinsip,pedoman hidup,filosofi-cara pandang,ideologi.Tapi masalahnya ; Apakah itu salah atau negatif ?

Tidak bisa dipandang negatif hanya karena telah dilabeli dogma.Kita harus tetap mendalami isinya sebelum menilai atau melihatnya sebagai dogma.Sesuatu tak bisa langsung dipandang negatif hanya karena dilabeli dogma karena dogma itu adalah sesuatu yang menyangkut unsur manusia nya-bukan selalu substansinya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun