Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Apakah Ada dan Tidak Ada Semua Harus Ditentukan Sains(?)

8 Agustus 2024   10:30 Diperbarui: 8 Agustus 2024   10:34 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Images ; National geographic indonesia

Seseorang berkata ; "sains hanya observasi sesuatu yang ada" atau "sains tidak akan membicarakan yang tidak ada".Sepintas kalimat kalimat ini seperti benar dan seperti pernyataan sains, padahal prinsip ini bisajadi cuma filosofi atau pernyataan yang sudah diluar sains semisal materialisme yang tidak percaya keberadaan hal yang tidak empiris

Kalimat yang benar adalah "sains hanya observasi obyek yang masih dalam jangkauannya" atau "sains tidak akan membicarakan sesuatu yang diluar jangkauannya".Kalimat ini dibuat berdasar kesadaran saintis akan kapasitas sains yang memang ada batasannya

Artinya sains tidak sembarang vonis atau rumuskan sesuatu sebagai ada atau tidak ada,dan tidak merumuskan sesuatu sebagai ada atau tidak ada dengan berbekal prinsip ateisme-materialisme yang sudah berada diluar sains

Karena sains merumuskan sesuatu sebagai ada atau tidak ada,fakta atau bukan fakta itu berdasar metode ilmiah-bukan berdasar kepercayaan atau prasangka

Sains tidak merumuskan misal Tuhan,alam akherat,malaikat,setan sebagai ada atau tidak ada karena peralatan observasinya memang tidak ada.Jangankan observasi hal gaib seperti itu observasi isi jiwa atau isi pikiran atau isi perasaan saja sains tidak bisa seutuhnya,cuma bisa meneropong dari luar semisal lewat penelitian neurosains atau peralatan semacam fMRI atau BCI.Tapi sains hanya bisa sebatas menemukan sinyal sinyal-bukan substansinya.Maka dlm hal ini manusia saja tak bisa seutuhnya jadi obyek sains kecuali fisiknya

Apakah sains merumuskan jiwa,akal,pikiran,mimpi,hayalan,angan angan,nafsu,perasaan sebagai tidak ada hanya karena sains tidak bisa menjangkau serta mengobservasinya ?

Selama ini keberadaan jiwa,akal, pikiran,perasaan,angan angan,ilusi, cinta,kasih, kebencian, kemunafikan, harapan,kebahagiaan dlsb itu ditentukan oleh kesadaran kita - bukan oleh observasi saintifik.Artinya dalam soal diri manusia saja teramat banyak hal yang keberadaannya ditentukan oleh alam kesadaran kita-bukan oleh metode sains

Beranikah sains menyatakan misal intuisi atau kebahagiaan dan penderitaan itu tidak ada ? Maka terlalu naif-tak masuk di akal sehat menyandarkan perumusan keberadaan serta ketidak beradaan sesuatu hanya pada metode sains semata

Sebab itu sains tak bisa diperalat oleh ideologi semacam ateisme atau materialisme yang mana penganutnya ada yang suka mendompleng sains untuk pembenaran ideologi mereka.Mereka itu yang menyusun kalimat "sains tidak akan membicarakan yang tidak ada".Sementara  para saintis sendiri menyatakan "sains tidak akan membicarakan yang diluar wilayahnya".Karena saintis sejati faham bahwa tidak semua hal-obyek dapat dipastikan ada atau tidak adanya oleh sains atau berada dalam jangkauan alat sains

Jangankan hal gaib atau jiwa manusia alam semesta saja tidak semua dapat di observasi.Sains belum mengetahui sampai mana batas alam semesta atau bagaimana sesungguhnya-persis nya peristiwa penciptaan alam kecuali melalui penjelasan teoritis,demikian pula asal usul makhluk,hanya sebatas penjelasan teoritis.Tidak semua obyek yang dibicarakan dalam sains bisa hadir secara faktual atau dihadirkan secara empiris. Maka dalam sains kita mengenal "penjelasan teoritis" diantaranya untuk mencoba menjelaskan hal atau obyek yang tersembunyi atau masih tersembunyi dari jangkauan pengamatan langsung sains

Demikian pula sejarah masa lampau,sains tak bisa dan tak boleh merumuskan bahwa sejarah itu sebatas yang telah ditemukan artefak atau peninggalan arkeologisnya,itu keliru.Karena akan teramat banyak peristiwa sejarah yang tidak meninggalkan artefak atau bukti empiris yang dapat diamati saat ini.Maka itu tulisan yang dibuat oleh para pelaku sejarah menjadi pemandu utama dalam upaya memahami sejarah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun