Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengapa Pikiran Tidak Bisa Menjadi Obyek Sains?

23 Mei 2024   16:51 Diperbarui: 23 Mei 2024   17:03 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Images : Penerbit Anak Hebat Indonesia

Didalam sains manusia itu SUBYEK yang mengamati sekaligus OBYEK yang diamati  tapi yang bersifat terbatas.Mengapa disebut obyek terbatas ? Karena manusia tidak bisa di ketahui secara utuh oleh sains sebagaimana ketika manusia mengamati benda fisik atau materi atau apapun yang terkait dengan materi semisal energi

Manusia biasa menempatkan hal diluar dirinya sebagai obyek sains tapi tidak bisa menempatkan dirinya sendiri secara utuh- mutlak sebagai obyek sains,mengapa ?

Sebagai obyek dalam sainspun manusia hanya bisa sebatas menempatkan material tubuhnya sebagai obyek yang utuh (maka tercipta ilmu biologi tubuh, ilmu kedokteran,ilmu saraf dll), Tapi tidak akan bisa menempatkan jiwa-pikiran nya secara utuh sebagai obyek sains, mengapa ?

Karena pikiran adalah alat subyek untuk mengamati obyek (!) Dan satu satunya alat untuk mengamati pikiran adalah kesadaran dan itu melekat dalam alam pikiran itu sendiri

Jadi manusia tak akan bisa mengeluarkan pikiran dari dalam jiwanya untuk murni-100 % secara utuh di perlakukan sebagai obyek sains.Karena bila pikiran mau diperlakukan seperti itu maka otomatis manusia akan kehilangan posisi sebagai subyek (!)

Jadi PIKIRAN itu tak bisa utuh menjadi obyek sains bila posisinya adalah masih sebagai alat kesadaran sang subyek.Maka memahami pikiran itu tak bisa melalui metode sains yang empiris.Karena dalam metode empirisme dua posisi antara obyek dan subyek mutlak mesti terpisah-tak bisa menjadi obyek sekaligus sebagai subyek,atau subyek sekaligus obyek

Jadi pikiran tak akan pernah bisa diamati memakai metode empirisme karena pikiran akan selalu melekat sebagai alat utama sang subyek.Betapapun empirisme itu bergantung pada keberadaan panca indera tapi tanpa ada pikiran atau kesadaran dibalik dunia indera maka dunia indera tak bisa berfungsi sebagai pengamat atau penangkap fakta

Lalu bagaimana sains bisa memahami apa bagaimana itu pikiran (bila mau di perlakukan sebagai obyek) ?

Sains hanya bisa meraba raba misal melalui neurosains.Apakah soal pikiran bisa diamati seutuhnya melalui ilmu pengetahuan tentang saraf ?

Tidak juga,jaringan saraf itu tempat berlalu lintasnya pikiran.Mikroskop elektron bisa mengamati jaringan saraf hingga ke level terhalus tapi tidak akan menemukan pikiran didalamnya karena pikiran bukan wujud materi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun