Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Rahasia Kesadaran Sebagai Antitesis Materialisme Ilmiah

16 Maret 2024   22:52 Diperbarui: 16 Maret 2024   22:58 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Images : Khutbahsingkat.com

Saraf manusia adalah infrastruktur sarana tempat berlalu lalangnya vibrasi gelombang pikiran di dunia sadar biologis tapi apa isi pikiran,kemana mengarah nya itu tidak ditentukan oleh fungsi saraf tapi oleh hasrat hasrat dalam jiwa yang tidak akan bisa dideteksi manusia ahli neurosains sekalipun.

...........

Manusia sudah biasa mengamati alam dan seisinya dan memahaminya sebagai himpunan benda benda material,ini saintifik tentunya,semua tentang benda ada dalam sains

Tapi ketika ia diminta mengamati kedalam dirinya sendiri untuk menjelaskan APA dirinya,Apakah seperti benda benda alam lain ? ...Maka ia mendapati sesuatu dalam dirinya yang lain yang bukan materi karena ia memiliki kesadaran dan berkehendak bebas, Apapum bisa diperbuat manusia,mau yang baik ataupun yang buruk,mau yang benar ataupun yang salah,Dan itu suatu yang tak bisa dilakukan oleh benda benda yang berbahan materi yang ada di alam yang seperti tunduk pada satu hukum yaitu hukum alam atau hukum fisika sebagai turunannya

Mengapa manusia memiliki kehendak bebas sedang benda benda alam tidak ? Jawaban sederhananya tentu adalah karena ia makhluk hidup yang bukan hanya terdiri dari materi karena kalau dirinya hanya himpunan materi lalu mengapa harus memiliki kehendak bebas untuk melakukan apapun ?

Ketika manusia mengamati dirinya sendiri ia mendapati manusia sebagai makhluk berkesadaran yang bisa berkehendak bebas membuat apapun yang diingininya.Lalu terciptalah beragam benda teknologi sebagai pengejawantahan adanya sifat kehendak bebas manusia

Tubuh manusia memang terikat dengan hukum fisika yang paralel dengan mekanisme biologis tubuh.Tubuh manusia pada awalnya lahir sebagai bayi bertumbuh menjadi dewasa lalu menjadi tua dan akhirnya mati.Tapi pikiran manusia seperti tak terikat dengan hukum fisika bahkan ketika tubuhnya secara biologis perlu makan pikirannya bisa menahannya bila bermaksud puasa.

Itulah,manusia mendapati pikiran dan kesadarannya tidak terikat hukum fisika sebagaimana seluruh materi di alam

Kemudian manusia berpikir lebih jauh lagi tentang sang pencipta alam,berbekal pengetahuan tentang dirinya yang berkesadaran dan memiliki kehendak bebas tidak sebagai mana benda benda.Ia berpikir mengapa tidak boleh disebut pantas-ideal kalau ada entitas yang memiliki kesadaran dan kehendak bebas untuk menciptakan benda benda alam sesuai kehendaknya sebagaimana manusia memperbuatnya terhadap benda benda teknologi (?)

Apalagi bila melihat beragam hewan yang bentuknya beraneka rupa,desain desain unik yang secara logika hanya mungkin dibuat oleh entitas berkesadaran.Mustahil materi maupun energi yang menciptakannya sendiri karena materi maupun energi adalah bahan pembentuk benda benda,Mungkinkah bahan bisa membentuk wujud dan desain dirinya sendiri

Di zaman dulu narasi seperti yang saya sampaikan diatas mungkin akan dianggap hal biasa yang sudah biasa publik dengar melalui ceramah,Tapi di zaman milenial ini dimana pengaruh perkembangan teknologi berimbas ke merambahnya pandangan materialistik maka narasi diatas memiliki makna mendalam dan memiliki relevansi nya tersendiri dengan kenyataan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun