Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Andai Hakikat Tidak Ada

19 Februari 2024   14:41 Diperbarui: 19 Februari 2024   15:22 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

HAKIKAT ITU TIDAK ADA ?

Seorang materialist di group debat menyatakan bahwa "hakikat itu tidak ada".Menurutnya cukup sains sebagai satu satunya verifikator kenyataan tanpa mesti melibatkan istilah "hakikat" yang mana keberadaan istilah itu sangat vital utamanya dalam filsafat serta agama

Sulit dimengerti secara logika alias janggal kalau ada yang berkesimpulan seperti itu.Karena makna "hakikat" selama ini difahami sebagai essensi dari segala suatu,dan melenyapkannya sama dengan melenyapkan upaya pemahaman terhadap essensi segala suatu

Dan terkait sains,Apakah sains bisa mengungkap hakikat segala suatu sedang hakikat segala suatu tidak selalu hal yang bersifat fisik-inderawi yang sains dapat mengamatinya

............

Kalau hakikat tidak ada berarti segala suatu cukup dirumuskan atau disimpulkan hanya oleh tangkapan mata-indera.Atau bisa dijelaskan secara tuntas cukup dengan pengamatan atas penampakan fisik-lahiriahnya yang tertangkap secara indera.Kalau hakikat tidak ada maka kebenaran final-terakhir ada pada dunia nampak-empirik dan sains jadi satu satunya verifikator dan validator

Dengan kata lain,kalau hakikat tidak ada kita tak perlu berpikir mendalam mencari cari apa yang dalam metafisika disebut "kebenaran hakiki" atau kebenaran berdasar hakikat atau kebenaran se sungguh sungguhnya

Tapi situasi zaman dimana orang orang cuma menilai lebih hanya berdasar input penampakan fisik-empirik-inderawi itu hanya terjadi kelak ketika cara pandang si mata satu sudah sangat berkuasa.Tapi itu kalau kita melihat menurut persfective agama berdasar nubuat para nabi

TAPI ITU LOGICAL FALLACY !

Mari kita kupas-rekonstruksi persoalan ini dengan analisa sistematik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun