Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Manusia vs Robot AI, Kesadaran vs Hukum Matematika

20 Januari 2024   07:58 Diperbarui: 20 Januari 2024   12:31 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Images: harmoni news

MANUSIA VS ROBOT AI
KESADARAN VS HUKUM MATEMATIKA

Manusia adalah makhluk berkesadaran karena ia memiliki roh,pikiran dan otak (perangkat lunak dan keras),Kombinasi dari kesemuanya ditambah unsur pengalaman,pengetahuan,memori ingatan dlsb. membentuk apa yang disebut "jiwa". Jadi jiwa tak bisa terbentuk hanya oleh perangkat otak,karena otak tanpa (energi) roh+pikiran tidak akan berfungsi sama dengan otak orang mati

Lalu nurani, akal dan nafsu yang disebut "3 unsur jiwa" adalah ibarat aplikasi yang mengendalikan jalannya pikiran. Bagaimana karakter pikiran yang tengah berjalan dalam diri seseorang dan bagaimana kepribadiannya secara keseluruhan bergantung pada apa yang tengah menguasai pikirannya atau yang paling dominan menguasai pikirannya.  Bayangkan ketika pikiran manusia ada dalam kendali nafsu dan ketika ada dalam kendali akal serta nurani,itu akan melahirkan karakter serta perbuatan yang berbeda

Sedang system saraf fungsinya lebih ke mengakomodasi seluruh yang ada pada infrastruktur jiwa tsb sehingga bisa hadir di dunia sadar biologis.Ini seperti isian software yang bisa hadir di layar monitor karena ada fungsi hardware

Atau seperti keberadaan energi listrik,data dalam software dan hardware dalam komputer,walau tidak persis aple to aple setidaknya mendekatkan pada pemahaman.Pikiran karena ia entitas non materi maka pada dasarnya digerakkan oleh energi rohani bukan oleh energi nutrisi yang lebih merupakan pemberi energi pada materi tubuh

Nah bila manusia ingin membuat robot yang full seperti manusia maka itulah konstruksi jiwa-raga yang dimiliki manusia yang mesti diduplikasi.Apakah bisa ?

Sedang sampai saat ini yang bisa diduplikasi dari manusia adalah cara manusia berpikir dan bukan menciptakan robot dengan infrastruktur persis seperti yang membentuk jiwa manusia.Maka bagaimana bisa robot bisa seperti manusia kalau infrastruktur pembentuk nya tak bisa menyamai manusia

Karena robot AI adalah benda dengan teknologi komputasi yang di masukkan kedalamnya software berisi sehimpunan informasi dalam bentuk data data yang telah susun serta dikonsep sebagai sebuah program khusus yang didesain untuk tujuan tertentu sesuai keinginan programmer. Dan bagaimana operasional data data yang beroperasi dalam system AI itu sepenuhnya mengikuti hukum matematika,karena komputasi data disusun berdasar prinsip algoritma Artinya kelak jalannya tidak probabilistik mengikuti prinsip ke acak an

Bandingkan dengan ketika pikiran manusia (perbandingannya; data dalam robot) ber operasi dalam jiwa dan hadir di dunia sadar biologis dengan menggunakan infrastruktur otak,maka ia dikendali oleh kesadaran yang mengikuti hasrat dan kehendak yang bersifat aktual-bukan oleh suatu yang telah diprogram sebelumnya (non aktual). Pikiran tidak berjalan secara matematis misal mengikuti mekanisme tertentu yang dapat dibaca manusia yang menguasai neurosains seperti programmer membaca jalannya data.Sejauh apapun data beroperasi ia tidak akan keluar dari hukum matematika artinya tetep bisa dibaca secara matematis,Sedang kesadaran bersifat aktual maka jalannya pikiran tak selalu bisa di prediksi secara matematis

Atau,penguasaan atas konstruksi system saraf dalam neurosains tidak otomatis bakal bisa membaca isi serta alur jalan pikiran manusia itu karena jalannya pikiran dikendali oleh hasrat dan kehendak aktual,belum lagi bila kedalam alam pikiran manusia hadir secara aktual apa yang disebut "intuisi".Secanggih apapun robot ia tidak akan memiliki intuisi- sesuatu diluar system

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun