Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Rasionalitas Publik yang Bicara Ranah Sains

19 Januari 2024   15:19 Diperbarui: 19 Januari 2024   15:24 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Images: izquotes.com

BILA RASIONALITAS (PUBLIK) BICARA DI RANAH SAINS

Sains adalah institusi ilmu pengetahuan yang mengelola berbagai obyek ilmu pengetahuan tentu sebatas yang dapat diamati secara inderawi termasuk dengan bantuan berbagai alat teknologi

Pertanyaan ; Bila seluruh obyek dalam realitas tidak bisa diamati oleh peralatan sains lalu bagaimana dengan persoalan keilmuan yang sudah ada diluar pengamatan peralatan sains ?

Jawabannya adalah ; sains sudah biasa memainkan jurus prediksi,hipotesa dan membuat gagasan teoritis untuk menjelaskan obyek obyek yang sudah berada diluar pengamatan sains.Ini adalah  mekanisme formal yang terjadi di dunia sains.Jadi tidak semua yang lahir dari dunia sains itu merupakan hal yang sifatnya sudah fakta atau faktual,sebagian bisa baru hipotesa atau prediksi atau gagasan teoritis

Tapi yang namanya akal itu dimiliki semua orang (publik),nah akal publik ini lah yang biasa ikut bermain dalam ranah sains,ikut menilai,menganalisa,mengulas sampai mempertanyakan dan mempermasalahkan apapun yang lahir dari ranah sains.Akal publik ini cara bermainnya lebih bersifat bebas karena tidak mengikatkan diri pada misal berdasar teori tertentu

Contoh ;
Ketika sains bicara alam semesta maka akal publik bertanya atau mempermasalahkan ; Apakah alam semesta itu terbatas atau tidak terbatas ? Apakah ada penjelasan resmi sains soal ini karena persoalan ini adalah suatu yang sudah diluar jangkauan pengamatan sains,tak ada misal alat sains yang telah menemukan batas semesta

Maka terhadap hal yang sudah diluar pengamatan sains seperti tentang semesta terbatas atau tak terbatas inilah rasionalitas ikut bicara

Saya sebagai salah satu yang biasa  berkecimpung membawa rasionalitas publik ke ranah sains ikut bicara tentang persoalan ini,Dan saya pernah membuat ulasan cukup panjang sebagai argument rasional untuk berkesimpulan bahwa alam semesta adalah wujud yang terbatas,dimana salah satu buktinya adalah temuan sains sendiri yaitu hipotesa bigbang dan semesta yang mengembang

Kemudian rasionalitas publik pun ikut bicara misal soal teori asal usul makhluk dengan membuat serentetan pertanyaan ;
-Apakah teori evolusi asal usul makhluk itu tentang fakta langsung teramati atau sekedar gagasan teoritis manusia berdasar hipotesa ? Karena banyak fihak menarasikan seolah sudah sebagai "fakta" padahal itu kan menyangkut masa silam yang tersembunyi dan manusia menarik simpulan atau hipotesa hanya berdasar bukti tak langsung yg kadang masih debatabel.Tapi kenapa ada bahkan ilmuwan yang dalam narasinya (seperti Dawkins atau Yuval) sudah menggambarkan seolah asal usul makhluk yang gagasan teoritis itu seolah sudah "fakta" bukan lagi sekedar hipotesa.Apakah itu bukan suatu yang melangkahi prinsip ilmiah ?

Kemudian rasionalitas publik pun ikut bicara mempermasalahkan hakikat "teori",Apakah tiap yang di konsep sebagai teori pasti mutlak benar ? Apakah teori selevel dan sederajat dengan fakta ? Ini karena di ranah publik ada orang yang masih beranggapan seolah teori sudah se level fakta karena pembuatannya berdasar langkah ilmiah superketat.Padahal pada kasus tertentu tidak semua langkah dalam konsep teori yang telah disusun itu bisa dipraktekkan utamanya pada obyek yang sudah sulit di observasi seperti yang ada diluar angkasa atau yang di hipotesakan ada di masa silam atau yang sudah bersifat mistis atau yang sudah bersifak psikologis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun