Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sampai Sejauh Mana Kedalaman Berpikirmu?

18 Juli 2023   10:45 Diperbarui: 18 Juli 2023   10:46 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

MAU SAMPAI MANA KEDALAMAN BERPIKIR MU (?)

Kalau manuk ini dibawa ke ranah sains maka yang akan dibedah mungkin adalah soal ; Terbuat dari bahan apa manuk ini ? Bagaimana mekanisme biologisnya ?
Termasuk jenis manuk apa ? Hidup dimana dll Aspek aspek lahiriah-material menyangkut manuk tsb

Tapi kalau manuk ini dibawa ke ranah metafisika maka yang akan di bedah adalah misal soal ; Mengapa bentuk desainnya harus seperti itu,Apakah di desain sendiri oleh atom atom pembentuknya ? Siapa perancangnya ? Untuk apa ia hadir dlm kenyataan ? Dlsb aspek aspek non fisik nya

Nah itu baru manuk,Apalagi manusia yang jauh lebih kompleks dari binatang, Bayangkan kompleksitas aspek fisik-biologis dan aspek ruhaniah-spiritual dari manusia bila kesemuanya itu digali

Itulah dunia fisika dan metafisika punya karakteristik tersendiri dalam membedah permasalahan ilmu pengetahuan mulai soal ontologis,epistemologis hingga aksiologis nya dengan metodologi yang berbeda pula.Satu fokus ke dunia nampak, satu fokus ke hal yg tak nampaknya

Dengan melihat dari dua kacamata berbeda antara fisika dan metafisika kita bisa melihat,menganalisis dan memahami segala suatu secara lebih utuh dan menyeluruh-holistik,tidak parsial,tidak partikular dan yang paling penting ; lebih mendalam- deep thinking-tidak melihat segala suatu sebatas permukaan kulit luar yang tertangkap oleh dunia indera

Dalam metafisika agama misal kita diajarkan untuk mendalami hakikat serta hikmat atau makna terdalam dari segala suatu - ini hal yg tentu tak akan ada di dunia sains bahkan filsafat

Sungguh miris kalau hasil pendalaman metafisis selalu di stigma halu oleh fihak yang tak mau melihat dari aspek metafisis dan cukup puas menangkap segala suatu hanya dari aspek empiris

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun