TAK ADA PRINSIP KETAKPASTIAN PADA TUHAN
Tentu saja tidak akan ada,karena Tuhan mahatak terbatas, maha tahu, maha melihat, maha mengendalikan sehingga semua dapat diketahui dengan kepastian dan sekaligus dikendalikan. Bahkan gerak fisik 7 miliar lebih umat manusia di alam dunia bisa dilihat dan apa yang ada dalam isi hati terdalamnya bisa diketahui dalam satu penglihatan langsung tanpa memakai jeda waktu
Maka Tuhan mencipta alam tentu tidak seperti seorang melempar dadu dan ia tidak tahu pasti bagian mana yang akan muncul.Maka system semesta bukanlah sebuah "lemparan dadu" dengan mekanisme peluang atau probabilistik yang akan berjalan,Tapi suatu yang telah didesain dengan prinsip kepastian sehingga kita bisa memastikan bahwa esok pagi matahari akan terbit di sebelah barat dan siang-malam akan tetap berjalan secara permanen,satu hari akan tetap berdurasi 24 jam dan termasuk kepastian pada dimensi penghuninya ; tahu pasti bahwa semua manusia pasti bakal tua kalau dipanjangkan umurnya dan pasti bakal mati
LALU KENAPA ADA PRINSIP KETAKPASTIAN (DALAM SAINS KHUSUSNYA) ?
Fenomena ketakpastian, probabilitas, keacakan,chaotisme,relativitas itu hanya ada dalam dunia manusia karena ia terbatas,tidak maha melihat dan tidak maha tahu keseluruhan jejaring matrix sebab akibat yang mengkonstruks realitas semesta termasuk jejaring matrix sebab-akibat yang berjalan di level kuantum yang sudah sulit dan diterjemahkan dibaca oleh rumus - tetapan fisika klasik itu
Maka menyebut hal hal yg pasti, systematis,mekanistik sebagai suatu yang dasarnya adalah ketakpastian, probabilitas, keacakan tentu saja itu pikiran yang sungguh tidak logis karena hal itu tidak pernah ada contohnya di dunia nyata
Di dunia nyata kita bisa tahu bahwa obyek mekanis seperti mekanisme sebuah mesin itu di konstruks oleh kepastian; tujuannya pasti dan didesain secara pasti oleh pikiran sang pembuatnya.Mekanisme mesin bukanlah sebuah "permainan dadu" dan analogi tersebut sama halnya dengan yang terjadi pada mekanisme alam semesta
Maka bila manusia menemukan prinsip ketakpastian,probabilitas,absurditas,dunia nampak ilusi diranah kuantum maka itu bukanlah dasar realitas tapi sesungguhnya itulah batas pengetahuan manusia
Perlukah kesadaran seperti itu bagi para saintis kuantum ?
Ya sebenarnya perlu bila mereka mau melangkah ke level yang lebih tinggi ; level filosofis sekaligus metafisis,Tidak hanya berhenti sebatas menggumuli dunia fisika.Sehingga tidak terus menerus bergumul dengan beragam mysteri kuantum tanpa memiliki pemahaman filosofis yang bersifat mendasar-funfamental dan sekaligus rasional.