Mungkin ada banyak pertanyaan menggelayut di benak sebagian publik termasuk saya pribadi menyikapi program deradikalisasi presiden Jokowi yang dititipkan pada Menkopolhukam bahkan kepada kemenag
Pertanyaaannya mungkin seputar,apakah kondisi umat beragama serta masalah yang berkaitan dengan umat beragama sudah sedemikian akut-mengkuatirkan sehingga memerlukan suatu program khusus yang bernama konsep 'deradikalisasi' (?)
Salah seorang yang mempertanyakan dan mempermasalahkan program demikian adalah profesor Din samsyudin yang menyatakan kalau istilah itu dapat menyinggung perasaan umat tertentu- mungkin kalau terlalu dibesar besarkan. dan beliau pun meminta tidak memparalelkan istilah radikal itu dengan umat beragama tertentu.
Walau memang tidak menyebut umat tertentu tapi dalam masalah ini kepekaan rasa memang sangat diperlukan,sebab kadang perasaan itu dapat melampaui kata kata apapun
Dan mungkin ada reaksi-counter dari fihak fihak yang merasa tidak nyaman dengan istilah 'radikal' yang lalu berlanjut pada dibuatnya program khusus 'deradikalisasi' ini
Memang benar bahwa istilah 'radikal' yang menjadi landasan ide dari program deradikalisasi  ini tidak berkaitan dan tidak bisa dikaitkan dengan agama serta umat beragama manapun tapi pasti berkaitan dengan tindakan kekerasan tertentu yang merugikan fihak lain termasuk yang diklaim berdasar prinsip agama tertentu
Jadi makna 'radikal' yang dimaksud adalah sebuah sikap-perilaku-tindakan tertentu yang dikaitkan dengan kekerasan dan bukan framing terhadap suatu umat atau golongan tertentu
Atau dengan kata lain makna 'radikal' yang dibicarakan itu adalah sebuah sikap dan sama sekali bukan atribut golongan
Nah bila makna 'radikal' adalah sebuah sikap-perilaku-tindakan kekerasan tertentu-bukan framing terhadap suatu umat maka mari kita pelajari secara seksama tindakan radikal apa saja yang dipandang dapat merugikan fihak lain itu
Tetapi untuk meluruskan pemahaman kita tentang makna istilah 'radikal' dan 'deradikalisasi' itu mari kita kembali kepada kamus umum serta kamus agama terlebih dahulu
Dalam kamus umum maupun kamus agama ternyata istilah 'radikal' itu sama sekali tidak paralel dengan suatu yang di nilai salah atau buruk