Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Pahami Apa Itu Imajinasi Sebelum Membahas "Kitab Suci Itu Fiksi"

3 Februari 2019   07:39 Diperbarui: 3 Februari 2019   16:58 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Images : inibenar.com

Dengan kata lain, manusia harus bisa membedakan antara wilayah hakikat dengan wilayah imajinasi,wilayah Tuhan dan wilayah manusia.sehingga yang salah adalah apabila ada yang mengatakan bahwa HAKEKAT kitab suci itu fiksi sebab kitab suci bukan lahir atau bukan berasal dari imajinasi manusiawi. kedudukan imajinasi hanyalah penerima-pengolah-penafsir yang bisa benar-bisa salah

Dengan kata lain, publik harus memahami secara menyeluruh apa itu 'imajinasi' sebelum masuk ke membahas pernyataan 'kitab suci itu fiksi' agar jangan ada yang berpandangan bahwa kitab suci itu hasil imajinasi manusia karena kedudukan imajinasi disini hanya lah fihak kedua-sebagai penerima-lalu mengolah bukan pencipta hakikat kebenaran kitab suci.

Analoginya ibarat gula, ketika keluar dari pabrik gula maka wujud-bentuknya sama tetapi ketika sudah masuk ke tiap rumah maka ia diolah menjadi bahan olahan yang berbeda beda,ada yang menjadikannya bahan olahan kue, bahan olahan manisan dlsb.Nah manusia pun meng imajinasikan kitab suci tidak selalu sama bahkan dapat berbeda beda, itu sebab tafsiran-pandangan-pendapat seseorang terkait kitab suci atau terkait ayat ayat tertentu dari kitab suci menjadi tidak selalu sama.lahirnya banyak aliran serta mazhab keagamaan yang berbeda beda itu dapat menunjukkan bahwa semua itu bisa berawal dari peng imajinasi an yang berbeda beda.

Demikian pula di sisi lain sebelum membahas persoalan 'kitab suci itu fiksi' maka para agamawan wajib memberikan penjelasan bahwa kitab suci itu hakikatnya dari Tuhan,dari alam fikiran Tuhan-konsep kebenaran menurut Tuhan tentu dengan menunjukkan argumentasi-bukti kuatnya bahwa kitab suci itu suatu yang mustahil bisa di buat manusia, agar jangan ada yang mengarah pada pandangan seolah kitab suci itu hasil fiksi atau hasil dari manusia ber imajinasi,karena fungsi imajinasi dalam hal ini hanyalah pengolah bukan pencipta hakikat keberadaannya.

........

Nah sekarang persoalannya; betulkah Rocky gerung melakukan penodaan atas agama ketika ia mengatakan 'kitab suci itu fiksi'?

Jawabnya YA,KALAU ia mengatakan bahwa kitab suci itu hakikatnya fiksi karena oleh penganutnya diyakini sebagai suatu yang hakikatnya berasal dari Tuhan,sedang fiksi itu wilayah manusia-bukan wilayah Tuhan. Sehingga mengatakan 'kitab suci fiksi' dapat ditafsirkan oleh sebagian orang sebagai pernyataan bahwa kitab suci itu hasil olah imajinasi manusiawi

Tetapi jawabnya bisa TIDAK, KALAU ia mengatakan dengan jelas bahwa kitab suci itu fiksi-wilayah fiksi dalam artian ketika ia masuk ke alam fikiran manusia maka imajinasi imajinasi manusiawi akan ikut bermain didalam nya

Jadi yang perlu diminta dari Rocky gerung sebenarnya sekedar penjelasan konstruktif agar masyarakat tidak salah tafsir atas apa yang dikatakannya. karena tidak semua masyarakat terbiasa dengan narasi filsafat dengan argumentasi yang menurut mereka mungkin sedikit rumit,sebagian terbiasa melihat suatu persoalan dengan cara berfikir yang simpel-sederhana-hitam putih.itu bukan suatu yang salah,karena apabila semua berbondong bondong masuk diskursus filsafat maka cara berfikir publik akan ikut menjadi 'rumit' dan dikuatirkan persoalan persoalan publik akan malah menjadi sulit diselesaikan ! (jadi biarkan bila sebagian publik terbiasa berfikir sederhana). nah sebab itu perlu argumentasi yang tepat tetapi sederhana untuk dicerna ketika harus berhadapan dengan cara berfikir publik seperti itu

...........

Itulah rekonstruksi masalah ini harus tertata- konstruktif agar tidak menimbulkan fitnah berkepanjangan.dan saya menulis ini karena banyak yang masih mempermasalahkan masalah ini termasuk dalam tulisan tulisan baru di Kompasiana.artinya persoalan ini masih mengendap dalam alam bawah sadar banyak orang sehingga perlu penyelesaian konstruktif-menyeluruh 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun