Pada saat waktu kita masih remaja dan memandang kehidupan jauh ke depan maka masa yang ada depan seolah terbentang demikian panjangnya sehingga seolah bagai langit tak bertepi dan beragam angan serta khayal pun beterbangan mengiringi perjalanan menuju masa depan
Tetapi saat usia kita telah mulai senja dan lalu berbalik memandang kembali jauh ke belakang ke masa masa  saat kehidupan masih berbalut khayal khayal nan indah itu maka bentangan waktu yang telah kita lalui.
Baca juga :Filsafat Membantu dalam Berpikir Kritis Secara Mendasar dan Sistematis
Seperti hanya perjalanan sekejapan mata dan khayal yang pernah menyertai pun mulai terlepas satu persatu dan terkadang hanya tinggal menyisakan kehampaan dan kitapun lalu mulai mempertanyakan makna kehidupan,... apalagi bila memandang ke depan yang seolah tinggal menyisakan detik demi detik menuju kematian
![Images : eenvoudige man](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/01/29/images-11-5c502f17ab12ae4212273e75.jpeg?t=o&v=770)
Baca juga : Filsafat Umum (Kepedulian Manusia dalam Menumbuhkembangkan Potensi Berpikir Kritis)
Demikian juga dengan kehidupan,semua berjalan seolah tanpa terasa,tanpa terasa kita sudah berada disini,dalam keadaan seperti ini dan kita tak bisa kembali ke belakang kepada masa masa indah saat dimana kita baru bertumbuh,semua hanya tertinggal dalam kenangan belaka
Dan sekarang masih berapa panjangkah lilin kehidupan kita ? Apakah masih ada yang bermimpi seolah hidup ini abadi dan menganggap kematian seolah sesuatu yang masih berada jauh didepan ?
Baca juga : Semut Ireng Beranak Sapi : Khazanah Filsafat Jawa
Lihatlah orang orang yang nyala lilin kehidupan nya sudah habis, mereka jauh lebih banyak dari kita.mereka tertimbun dalam kesunyi senyapan dunia alam pusara nan gelap gulita.beruntunglah bila diantara mereka ada yang pernah menjadi lilin kehidupan yang menerangi sesama nya karena dalam keabadian mereka akan senantiasa diterangi nyala api kebahagiaan
........