Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Ketika Emosi dan Nafsu Menyala di Forum Debat

18 Januari 2019   07:28 Diperbarui: 18 Januari 2019   08:15 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Images : youtube/tvchannel.com

Orang pintar atau orang berilmu adalah orang yang bisa menata-menyusun serta membangun fikirannya, menjadikannya seperti sebuah konstruksi yang menopang sebuah bangunan. Konstruksi fikiran itu mengerucut membentuk rumusan, prinsip, filosofi, cara pandang, idealisme dlsb. Bentuk bentuk fikiran terstruktur.

Cara berfikir yang tertata-konstruktif itu melahirkan cara bertutur-berbicara yang juga paralel -relevan dengan alam fikirannya itu. Orang bisa dengan jelas menangkap jalan fikiran seseorang kalau ia bisa mengungkapkannya dengan perkataan yang tertata-terstruktur.Bandingkan dengan orang bodoh yang cara berfikirnya cenderung apa adanya-tidak tersusun serta tidak terstruktur-tidak mengikuti suatu konstruksi tertentu sehingga cara bicaranya pun terkadang tidak tersusun sehingga kadang orang kurang bisa menangkap secara jelas jalan fikirannya.

Tetapi hawa nafsu itu ada pada semua orang, bukan hanya pada orang bodoh tetapi juga pada orang pintar-berilmu. Bedanya, orang ber ilmu memiliki fasilitas lebih untuk mengelola emosi-hawa nafsunya sehingga menjadi lebih terkendali.Pengaruh hawa nafsu terhadap fikiran adalah disamping bisa ikut mengarahkan kemana arah jalan fikiran juga bisa seperti nyala api yang melalap sebuah bangunan sehingga kadang nyaris tidak bersisa. 

Hawa nafsu bisa meruntuhkan bangunan fikiran yang telah tersusun dan melekat dalam jiwa manusia. Dengan kata lain, hawa nafsu bisa membuat fikiran serta cara berfikir seseorang bahkan yang level nya sudah ber ilmu sekalipun menjadi berantakan kembali sehingga cara berfikirnya tidak lagi tertata dan itu dapat ditangkap dari cara bertutur atau cara berbicara yang tidak lagi runut atau perasaan nya nampak tak lagi tenang-emosional

Nah forum debat adalah arena yang biasanya dijadikan sebagai panggung untuk orang orang pintar untuk mengungkap pandangan atau cara pandang masing masing terhadap berbagai permasalahan yang digulirkan.dan media biasanya memfasilitasi atau mendesain acara tertentu bagi terselenggaranya forum perdebatan.Kalau di TV One kita mengenal 'Indonesia Lawyer Club', di TV lain ada acara 'dua arah'-' forum demokrasi' dan banyak lagi forum serupa atau ada juga yang special dan terselenggara hanya 5 tahun sekali semacam forum debat capres-cawapres.

Nah uniknya, dalam forum debat itu disamping karakter ilmu yang di miliki tiap peserta debat itu tidak sama demikian juga karakter psikologis masing masing. Ada orang yang bisa mengendalikan emosi-nafsunya dengan baik sehingga jalan fikiran serta cara bicaranya masih tertata dan bisa mengungkapkan pandangannya secara baik. Tetapi ada juga orang yang kurang bisa mengendalikan emosi-nafsu nya sehingga baik jalan fikiran maupun cara bicaranya malah seperti menjadi amburadul sehingga ia tak bisa lagi mengungkap pandangannya dengan secara baik kecuali cenderung mengikuti apa yang menjadi emosi nya.

Sehingga dalam arena debat orang pintar bisa menjadi nampak seperti orang bodoh karena tidak bisa diam (saat orang lain bicara) dan orang bodoh bisa menjadi nampak seperti orang pintar hanya karena bisa diam (saat orang lain bicara)

Ketika hawa nafsu yang lebih dominan menguasai jiwa maka segala bentuk atribut kepintaran manusia menjadi hanya seperti hiasan belaka

................

Berikut adalah ciri ciri peserta debat yang ditengarai sudah terbakar emosi-nafsu nya atau yang jalan fikirannya ditengarai telah lebih dikendalikan oleh rasa perasaan hawa nafsu nya atau hal-hal yang ditengarai bisa membuat seseorang menjadi lebih dikuasai oleh rasa perasaan emosi-hawa nafsu nya

1.dalam arena perdebatan ia lebih cenderung selalu lebih fokus menyerang pribadi orang-lawan debat utamanya, bukan mengcounter gagasan dengan gagasan-konsep dengan konsep

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun