Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tahun Baru bagi yang Merayakan dan yang Tidak Ikut Merayakan

31 Desember 2018   18:00 Diperbarui: 31 Desember 2018   19:55 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Images : pixabay.com

Sebentar lagi pergantian tahun akan tiba dan seperti biasa perayaan menyambut tahun baru akan diadakan dimana mana utamanya bagi yang sebelumnya telah merayakan natal karena natal dan tahun baru adalah satu paket tapi yang tidak merayakan natal pun terbiasa ikut ikutan pula merayakan tahun baru,itu terjadi karena keseharian mereka ditandai dengan angka angka yang berasal dari kalender masehi sehingga secara psikologis mereka memiliki kaitan historis dengan angka angka kalender tersebut. Dengan kata lain bagi yang merayakan natal maka tahun baru adalah bagian dari agenda keagamaan tetapi bagi yang tidak merayakan natal maka tahun baru hanyalah sekedar perayaan angka-merayakan pergantian angka belaka

Perayaan tahun baru hanya budaya

Tetapi sebenarnya alam tidak ikutan merayakan tahun baru,tak ada penanda alam yang istimewa yang khusus untuk tahun baru yang tidak ada pada hari hari sebelumnya. karena bagi alam semua saat semua hari itu sama, hanya manusia yang memaknainya secara berbeda beda, ada hari minggu yang dijadikan hari libur,ada era zaman now, era kontemporer, lebih ke belakang lagi era zaman modern.

Itu semua hanya budaya manusia bukan buatan atau desain alam dalam zaman atau era atau saat saat yang ditandai secara berbeda itu alam berjalan tetaplah seperti biasanya karena alam bersifat baku dan statis persis seperti sebuah mesin demikian pula dengan hukum kehidupan pasti yang mengkonstruks alam termasuk kehidupan manusia itu tidak ikut berubah mengikuti perubahan budaya misal.

Apapun budaya yang terjadi diatas muka bumi itu tak ada yang bisa menaklukkan hukum kehidupan pasti misal,sebab itu yang merayakan tahun baru tidak boleh lupa dengan hukum kehidupan pasti yang menelikung kehidupan manusia yang akan membuat yang muda akan semakin menjadi tua dan yang hidup akan selalu mati

Nah bagi yang menjadikan tahun baru sebagai hari istimewa mungkin ia memiliki agenda tersendiri tiap pergantian tahun tiba,misal ia membuat resolusi atau mendesain hal hal yang baru yang sebelumnya tidak atau belum ada.misal ia merencanakan sesuatu untuk agar dapat lebih baik ditahun mendatang baik secara material atau spiritual

Tetapi yang tidak memiliki agenda kehidupan tersendiri dan merayakan tahun baru hanya karena suatu kelatahan karena sudah merupakan budaya-kebiasaan apalagi yang fokusnya adalah kepada berpesta dan bersukaria maka bagi mereka patut untuk di pertanyakan; apa sih sebenarnya makna tahun baru itu?

Karena bila tak ada yang baru di tahun mendatang,bila mentalitas masih tetap mentalitas lama,kelakuan masih kelakuan lama, kebiasaan masih kebiasaan lama,semangat masih semangat lama dan tak mengarah pada upaya perbaikan dan peningkatan atau kebaru an dalam arti yang positif tentunya maka merayakan tahun baru tidak akan begitu memiliki arti atau makna kecuali sekedar kegembiraan serta suka cita sesaat yang tidak menimbulkan efek spiritual

Apa makna tahun baru bagi yang tidak merayakan ?

Tetapi tak usah heran kalau sebenarnya ternyata tidak semua orang ikut merayakan pergantian tahun, bagi yang tidak merayakan tahun baru karena merasa tidak memiliki kaitan psikologis dan utamanya karena memiliki tahun baru tersendiri yang berbeda memang tak perlu harus di pertanyakan mengapa tidak ikut memaknai pergantian tahun misal

Bagi yang tidak ikut merayakan pergantian tahun maka malam nanti perasaan mungkin akan biasa biasa saja sama dengan hari hari biasa karena makna tahun baru itu memang hanya bagi yang merayakannya dan tidak bermakna bagi yang tidak ikut merayakannya.sesuatu memang tidak harus bermakna sama untuk semua manusia 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun