Sudah suka cari cari perhatian,suka bawa bawa perasaan lagi,tipikal orang yang tidak tahan dengan kesepian dan kesendirian serta tidak tahan membawa beban perasaannya seorang diri. maka dalam berbagai kesempatan dengan berbagai instrument yang ia miliki ia mencari cara agar orang memperhatikannya dan menumpahkan apapun yang tersimpan dalam isi hatinya.Â
Apabila suatu saat ia menjadi pusat perhatian, banjir sanjungan dan pujian maka ia merasa seolah itu adalah pencapaian terbesar dalam kehidupannya.analisis psikologis banyak yang menyebut bahwa terlalu baper itu bisa mengganggu hubungan pertemanan atau hubungan sosial karena terlalu mengumbar perasaan dianggap membuat ketidak nyamanan bagi fihak yang menangkap
Orang dengan tipikal seperti ini sebenarnya mudah ditemukan.bila kita iseng membuka buka medsos,seorang cuper baper adalah tipikal orang yang suka mencurahkan apapun yang ada dalam perasaannya atau apapun  yang dialaminya kedalam akun medsosnya. sedikit sedikit update,sedikit sedikit update. apapun yang ia punya seperti tak tahan untuk tidak dipamerkan dihadapan orang lain.dan ia puas kalau sudah menumpahkan unek uneknya di medsos apalagi bila orang orang lalu ramai menanggapi maka tingkat kepuasannya seolah mencapai level nyaris sempurna
Bila kasus caper baper ini dibawa ke ranah ilmu psikologi maka psikolog mungkin tidak akan menggolongkannya sebagai ciri orang yang sakit jiwa malah bisa jadi dipandang sebagai orang yang 'sehat' baik secara individu maupun sosial karena sifat 'komunikatif' nya itu.memang apa sih kriteria orang sakit jiwa menurut ilmu psikologi ? .. Â mungkin bukan karakter caper baper,ini mungkin hanya akan dianggap sebagai karakter bukan sejenis penyakit kejiwaan
Tetapi lain bila caper baper ini dibawa ke ranah Ilahiah-ke ranah agama,bisa jadi itu akan dipandang sebagai ciri ciri orang yang lemah atau malah dapat di vonis sakit secara spiritual.
karena ciri orang yang kuat serta sehat secara spiritual adalah disamping memiliki kedekatan secara spiritual dengan Tuhan dan merasakan kepuasan batiniah dari bentuk hubungan seperti itu, ia juga memiliki kekuatan dalam mengendalikan kecamuk beban perasaannya sehingga ia tak terlalu mencari cari kepuasan psikologis dari sesama atau kecenderungan menumpahkan beban beban psikologisnya kepada sesama. beda dengan caper baper yang cenderung memiliki ketergantungan sangat besar pada sesama nya
Karakter seorang caper baper tidak tahan dengan kesepian dan kesendirian apalagi tanpa perhatian,tetapi seorang dengan tingkat kepuasan spiritual yang tinggi malah sebaliknya, ia lebih suka kesendirian dan suasana sepi karena dalam suasana seperti itu ia bisa berkontemplasi dan merasakan kebahagiaan spiritual tingkat ringgi.lain dengan caper baper yang sulit bahagia secara spiritual dan malah mudah jatuh pada suasana cemas resah dan gelisah bila berjarak dari sesamanya dan itu efek dari kelemahan spiritual
Dan itulah kondisi jiwa manusia bila dibawa ke ranah ilmu psikologi dan ke ranah agama memang bisa berbeda karena ajaran psikologi serta ajaran agama pun memang dapat berbeda karakteristik. Psikologi mengajarkan orang untuk mencurahkan isi hati agar beban beban psikologisnya hilang atau berkurang tetapi agama mengajarkan pengendalian diri, melarang bergantung serta terlalu banyak curhat pada sesama karena itu dapat mengurangi imunitas spiritual.
Orientasi psikologi adalah cenderung pada emosi- rasa perasaan manusiawi sedang orientasi agama pada kualitas spiritual. maka bisa difahami bila misi nabi dengan misi psikolog akan nampak berbeda.
Caper baper kadang suka riya-pamer dan itu adalah dosa yang tak terasa dalam pandangan agama  karena ber efek memperburuk kualitas spiritual sedang agama mengajarkan ketulusan-keikhlasan dan bukan tanpa alasan,karena hal itu dapat memperbaiki kualitas spiritual manusia
Sebab itu waspada bila ada gejala suka dan puas dengan perhatian orang orang dan tersiksa dengan kesendirian dan tanpa perhatian maka itu bisa jadi menjadi awal dari ciri ciri orang yang sakit secara spiritual.sanjungan-pujian mungkin bernilai positive di ranah psikologi-sebagai element pemberi motivasi,tetapi di ranah agama menjadi sesuatu yang mesti di waspadai sebab bila sudah akut dapat menggerus kekuatan spiritual.efek negatif nya adalah bila sanjungan serta perhatian itu sudah mereda dan seseorang kembali pada kesendirian dan kesepian maka rasa hampa yang membunuh semangat hidup dapat menyeruak.Â