Sesungguhnya sejarah itu adalah suatu yang tidak akan pernah bisa diubah bahkan untuk satu milimiter atau untuk satu episode kecil sekali pun karena ia adalah sebuah peristiwa yang telah berlalu dan tak mungkin untuk bisa mengulanginya kembali
Yang dapat nampak berubah ubah dari sejarah adalah bagaimana para pewaris sejarah itu memaknainya atau bisa bergantung  pada bagaimana kita membingkainya. dan sejarah bisa nampak 'berubah' itu dapat bergantung pada siapa yang membingkainya dan membuatkan narasi untuknya serta dengan cara apa ia melakukannya
Dan narasi sejarah memang bisa nampak berbeda beda bila digambarkan oleh kacamata sudut pandang atau cara pandang yang berbeda beda
Contoh,narasi sejarah Bani israel akan berbeda antara fihak yang cenderung benci atau tidak suka dengan eksistensi mereka dengan intern Bani israel sendiri yang menuliskan sejarah mereka sendiri dengan penuh rasa kecintaan serta kebanggaan terhadap eksistensi sejarah bangsa nya.akan berbeda antara narasi sejarah islam yang dibuat oleh umat islam sendiri dengan yang dibuat oleh fihak yang diluar islam.atau lebih jelasnya; akan berbeda antara sejarah islam yang dibuat kaum 'revivalis'-pewaris semangat islam yang menginginkan islam terus berjaya dengan kaum sekuler yang ingin menghentikan revivalisme islam itu.atau contoh lain; akan berbeda antara sejarah Indonesia yang dibuat oleh bangsa Indonesia sendiri yang mewariskan semangat kemerdekaan dengan sejarah Indonesia versi mantan penjajahnya yang mungkin menyesali bahwa kekuasaannya telah hilang
Dengan kata lain,kita seharusnya tahu bahwa 'sejarah itu satu' dari segi realitas  empirik,artinya dalam sejarah mustahil terjadi dua atau lebih versi peristiwa yang digambarkan secara berlainan dalam satu waktu yang bersamaan dan semuanya sama benar.artinya hukum logika yang berupa hukum identitas itu pun berlaku dalam sejarah.dan artinya,sebagaimana juga kebenaran yang lain maka kebenaran sejarah itu dari segi realitas adalah bersifat tunggal walau pemaknaan terhadapnya tentunya bisa dapat beragam. contoh,akhir kehidupan Hitler misal,oleh satu fihak digambarkan  bahwa ia melakukan bunuh diri saat pasukannya terkepung pasukan gabungan sekutu, sementara ada versi lain yang mengatakan bahwa ia berhasil meloloskan diri dan hidup di suatu negeri dengan identitas samaran hingga mencapai usia tua.nah, dari segi realitas empirik serta hukum identitas maka kita tak bisa mengatakan bahwa semua versi tentang itu adalah 'benar'.realitas itu tunggal dan kebenaran realitas sejarah itu juga adalah bersifat tunggal
Jadi tugas generasi penerima sejarah adalah disamping memeriksa mana versi yang benar dari segi realitas juga memeriksa mana yang bisa disebut paling baik dalam me narasi kan sejarah atau menggambarkan sejarah dengan kacamata sudut pandang yang paling ideal
Nah yang terutama harus kita permasalahkan adalah adanya kacamata sudut pandang yang berbeda beda dibalik narasi sejarah yang melihat serta melukiskan sejarah secara berbeda beda.atau,mengapa sebuah narasi sejarah nampak berbeda beda,itu karena kacamata sudut pandang yang dipakai dalam melukiskannya berbeda beda.sebab ingat bahwa sebuah kacamata sudut pandang itu bisa membuat narasi sejarah yang berbeda yang bisa membuat sejarah yang semula dipandang putih menjadi nampak hitam,yang semula dipandang gemilang menjadi nampak kelam dan juga sebaliknya, yang semula nampak kelam bisa nampak gemilang
Ambil contoh, sejarah Salman rusdhie bila itu di narasi kan oleh kaum sekuler-liberal yang notabene pemuja serta pembela dari para penghujatnya dan bila itu di narasi kan oleh para pembela agama yang mengutuki nya.perbedaan narasi itu bukan pada realitas peristiwa nya yang adalah satu-tunggal dan diterima oleh semua fihak tetapi misal pada penempatan posisi para pelakon utamanya.dalam narasi kaum liberal Salman rushdie akan di posisikan sebagai sang protagonis dan akan di simbolisasikan sebagai pahlawan pejuang kebebasan dan fihak yang bersamanya termasuk pemerintah Inggeris akan diposisikan sebagai para pahlawan pembela kebenaran.sebaliknya dalam narasi kaum pembela agama Salman rushdie akan diposisikan sebagai sang antagonis karena dianggap telah menghina nabi dan fihak yang  dihina nya akan di posisikan sebagai sang antagonis
Jadi persoalan kompleks dari sejarah itu sebenarnya bukan semata realitasnya yang adalah satu dan tidak bisa dirubah kembali tetapi utamanya adalah kacamata sudut pandang yang melihat atau mempersepsi nya serta lalu berdasar kacamata sudut pandang itu me narasi kannya.ada narasi versi kacamata putih-hijau-merah-kuning-biru hingga hitam.ada narasi versi revivalis-liberalis-sekularis-sosialis-materialis dlsb.
Jadi apa yang membuat gambaran sejarah bisa nampak 'jungkir balik' dari putih menjadi nampak hitam dan sebaliknya dari hitam menjadi nampak putih ? Jawabnya adalah pertama; kacamata sudut pandang yang melihatnya atau filosofi cara pandang sang pembuat narasi,kedua adalah niat-motivasi serta maksud tujuan dibalik narasi itu.dan lalu konsekuensi dari semua itu mengerucut pada misal memposisikan karakter para pelaku sejarah seperti yang digambarkan diatas dimana sang antagonis di posisikan sebagai sang protagonis dan atau sebaliknya.pada tahap ini akan terjadi perang kacamata sudut pandang dengan fihak yang berbeda pandangan tentunya termasuk pandangan terhadap karakter para pelaku sejarah.dan muara selanjutnya adalah kembali ke awal yaitu ke kacamata sudut pandang serta motivasi dibalik narasi nya itu yaitu upaya pembenaran atau upaya mengangkat filosofi cara pandangnya sebagai 'kebenaran'.jadi sejarah hanya menjadi semacam alat pembenaran ideologinya.sehingga tujuan utamanya bukan mengangkat atau mengungkap kebenaran sejarah tetapi mengangkat ideologinya
Ambil contoh,andai-misal komunisme bangkit kembali di Indonesia maka para penggagasnya akan melihat serta me narasikan sejarah PKI di Indonesia dengan kacamata mereka yang tersendiri,lalu memposisikan karakter para pelaku yang selama ini dianggap protagonis-sang pahlawan menjadi nampak sebagai antagonis,dan yang selama ini digambarkan sebagai antagonis akan disulap supaya nampak sebagai pahlawan.ujungnya adalah pembenaran terhadap ideologi komunisme,artinya me narasikan sejarah PKI sebagai hanya alat demi maksud tujuan yang lebih tinggi.bukan semata ingin mengungkap sejarah secara 'benar' dengan se benar benar nya