Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bila LGBT Disokong Kaum Intelektual, Maka Kembali ke Logika Sederhana

10 Januari 2018   17:26 Diperbarui: 11 Januari 2018   06:02 790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka menyandarkan faktor 'given' tadi pada argument argument psikologis dan lalu argument genetik yang terlalu panjang untuk di urai disini. Termasuk argument  formil adalah dikeluarkannya LGBT dari kriteria penyakit kejiwaan oleh institusi psikologi tertentu dan lalu pengesahan perkawinan antar LGBT oleh sejumlah negara tertentu

Perkawinan LGBT dianggap suatu yang 'normal' ?... inilah yang membuat teman saya  nyaris hampir 'pingsan' mendengarnya ..rupanya beliau memiliki tingkat kepekaan yang cukup tinggi akan parameter kenormalan. Beliau sudah terbiasa faham bahwa sebuah perkawinan terjadi antar yang berbeda jenis untuk tujuan demi melangsungkan keturunan. Sedang belum pernah ada diberitakan perkawinan LGBT yang menghasilkan keturunan.jadi argument  sekedar pelampiasan 'hawa nafsu' nampak lebih kuat disini

Baiklah, mempermasalahkan 'normal-abnormal' tentu untuk lebih jelasnya maka kita harus memiliki serta mengacu atau bersandar pada parameter yang bisa disepakati bersama sebagai pedoman ilmiah nya, sebab tanpa parameter acuan maka perdebatan seputar itu bisa tidak akan pernah usai

2.Bila LGBT tidak mau dianggap sebagai abnormal

Makna-definisi 'normal' menurut saya adalah : 'sesuatu yang di fungsikan sesuai dengan peruntukannya', 'sesuatu yang ditempatkan pada tempat yang semestinya'.'sesuatu yang berjalan sesuai dengan fungsi nya'.anda boleh memilih salah satu atau menggabungkan semua definisi tersebut.untuk contoh misal; peruntukan sepatu adalah untuk dipakai di kaki sehingga bila ada orang yang mengalungkan sepatu itu dileher sebagai perhiasan misal maka itu akan dikategorikan sebagai tidak normal.anda bisa membuat contoh sebanyak mungkin untuk memperkuat posisi ilmiah dari definisi yang saya buat

Definisi tersebut boleh dianggap sebagai pelengkap untuk definisi yang dibuat KBBI : 'menurut aturan atau menurut pola yang umum; sesuai dan tidak menyimpang dari suatu norma atau kaidah; sesuai dengan keadaan yang biasa; tanpa cacat; tidak ada kelainan: bayi itu lahir dalam keadaan --; 2 bebas dari gangguan jiwa'. Walau definisi KBBI itu menurut saya ada kelemahannya tersendiri sebab misal; bila kenormalan di paralelkan dengan 'pola'-'kaidah'-'norma' atau 'aturan' maka di negara negara 'liberal' bisa saja LGBT dianggap normal karena pola-kaidah-norma serta aturan di negeri itu memang sudah diparalelkan dengan kaidah kebebasan yang tanpa batasan yang ketat semisal batasan yang dibuat agama.sehingga menyebut LGBT sebagai 'abnormal' di negara liberal malah mungkin bisa balik dipermasalahkan. Sebab itu bila kaidah ilmu logika yang dipakai di sini maka definisi yang saya buat diatas mungkin lebih cocok dipakai karena lebih bersifat substansial

Nah sebab itu,mengacu pada definisi yang saya buat itu maka LGBT dapat disebut suatu yang 'abnormal' alias 'tidak normal' karena memfungsikan 'peralatan' tidak pada tempat yang semestinya atau menggunakan 'peralatan' bukan pada peruntukannya. Dan sebelumnya tentu anda harus tahu serta faham apa itu 'peralatan' laki laki maupun perempuan.artinya peralatan lelaki itu adalah sesuatu yang untuk digunakan pada perempuan dan demikian pula sebaliknya; peralatan perempuan itu sesuatu yang diperuntukkan untuk laki laki.

Dan itu diciptakan Tuhan bukan tanpa makna atau tujuan yang lebih tinggi. Karena dengan digunakannya peralatan itu maka umat manusia bisa memiliki keturunan dan berkembang biak mewarisi bumi dari zaman ke zaman. Sehingga parameter kenormalan berikut adalah argument ini: bayangkan andai semua penghuni adalah kaum LGBT maka bisa jadi 100 tahun kedepan manusia dan semua peradabannya akan musnah dari muka bumi

Itulah definisi 'normal' beserta argumentasi serta contoh nya yang logis-bisa masuk akal orang orang yang berakal-kecuali yang akalnya kurang sehat atau yang tidak difungsikan sebagaimana mestinya. Ada gitu orang yang memiliki akal tetapi akalnya itu tidak berfungsi banyak atau tidak difungsikan sebagaimana mestinya? 

Tentu saja banyak,bahkan kitab suci berulangkali menyebutnya.diantaranya orang yang dalam berfikir lebih suka alur spekulativisme yang ujungnya absurd-tidak jelas-samar -yang ujungnya skeptisisme-bukan keyakinan akan suatu kebenaran mutlak. Atau orang orang yang dalam berfikir lebih suka bersandar pada unsur rasa perasaan hawa nafsu.bandingkan dengan cara berfikir akal yang analitis,sistematis,terstruktur dan berujung dengan dualisme benar-salah yang jelas,hitam-putih

Inilah yang saya maksud dengan 'logika sederhana' untuk melawan argument yang nampak canggih tapi berbelit belit-tidak jelas serta tidak rinci benar-salah nya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun