Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Idealisme di Balik Tulisan dan Perasaan Bahagia yang Membingkai

31 Desember 2017   07:26 Diperbarui: 31 Desember 2017   11:11 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa makna idealisme dibalik tulisan ?

Idealisme termasuk yang ada dibalik tulisan tulisan seseorang adalah semacam roket yang mendorong seseorang tergerak untuk menulis dan itu biasanya berasal dari hasrat yang lahir dari lubuk hati nya sendiri

Atau dengan kata lain,idealisme dibalik tulisan bukanlah suatu yang motivasi atau dorongannya berasal dari luar, baik yang berupa tekanan-paksaan-rayuan-indoktrinasi atau iming iming imbalan materi. sehingga parameter dari idealisme disini adalah sesuatu yang murni berdasar atau lahir dari 'hasrat-kehendak hati'. sedang faktor  ilmu pengetahuan adalah hanya menjadi semacam unsur pendukungnya. jadi seorang idealist menulis bukan semata karena ia memiliki atau menguasai ilmu pengetahuan tertentu misal.sehingga tulisan yang dibuat berdasar sebuah idealisme bukanlah semacam tulisan  'formal' seperti contohnya yang terdapat dalam buku buku pelajaran yang biasa digunakan disekolah sekolah yang untuk membuatnya memang tidak memerlukan idealisme yang mendalam

Dan karena beda dengan buku buku ilmu pengetahuan formal yang biasa diajarkan disekolah yang dibuat bukan berdasar visi-misi yang bersifat pribadi-bukan berlandaskan kepada pandangan pribadi, maka idealisme yang melatar belakangi suatu tulisan lahir sebagai suatu yang membingkai visi dan misi yang bersifat pribadi dan hasrat kehendak untuk mengungkap pandangan yang bersifat pribadi

Lalu apa yang melatar belakangi lahirnya hasrat tersebut kalau bukan karena faktor yang berasal dari luar ? Nah inilah INTI persoalan yang ingin saya coba ungkap dan ingin saya tekankan

Menulis dan .. perasaan bahagia (!)

Idealisme,termasuk yang melatar belakangi lahirnya tulisan tulisan memang bukan suatu yang memberi imbalan materi-tidak memberi kekayaan dan secara psikologis juga mungkin tidak melahirkan popularitas, sanjungan atau pujian yang memberi rasa senang.tetapi ia memberi seseorang rasa bahagia yang permanen. dan setelah saya mengungkap tentang 'bahagia' dibalik apa yang saya maksud dengan 'idealisme' maka setelah itu saya seperti tidak memiliki sejumlah kata yang tepat untuk melukiskan nya.nampaknya,cukuplah saya menulis 'bahagia' tanpa harus di iringi banyak kata.itu karena bahagia itu suatu yang sulit dilukiskan dengan kata kata,sama halnya dengan'cinta' misal

Hanya rasa bahagia yang muncul dan tersimpan permanen selama idealisme itu bersemayam dalam jiwa itu mungkin melebihi perasaan misal andai kita memperoleh imbalan materi atau imbalan puja-puji serta sanjungan

Ada penulis yang  mungkin beranggapan bahwasanya sia sia sebuah tulisan diterbitkan kalau tidak menarik minat orang untuk membaca nya, lalu ia mendesain tulisan yang dirasa bisa menarik minat orang lain untuk membaca nya mungkin tanpa melibatkan unsur 'idealisme'.efek nya mungkin ia berhasil memperoleh perhatian, banyak viewer,menjadi artikel utama ... tetapi itulah kenikmatan seperti itu biasanya sesaat,setelah perhatian orang orang berlalu maka perasaan hampa kembali menerpa. begitu dan begitu berulang ulang.sehingga kenikmatan sesaat itu kadang menjadi semacam candu yang selalu ingin ia ulangi.

Dan itu beda nya dengan idealisme yang sesungguhnya adalah karena ia memberi rasa bahagia yang permanen bahkan ketika orang orang sudah tidak mempedulikan atau menaruh perhatian kepada apa yang kita tulis.karena seperti bahagianya seorang ibu yang mengandung lalu berhasil melahirkan anaknya, bahkan andai tak ada seorangpun yang ikut menyambut kehadiran anaknya itu.itulah,idealisme melahirkan 'anak anak'nya diantaranya melalui tulisan. bahkan ketika tulisannya dikecam atau mendapat respon yang negatif ia tetap bahagia karena telah menuliskan apa yang terlintas dalam hati dan alam fikirannya

Dan seperti yang saya tulis diatas,sulit untuk melukiskan apa itu 'bahagia' karena ia hidup di relung batin yang terdalam bukan semata mampir sesaat di dunia alam rasa perasaan nafsu manusiawi semata dan lalu menghilang kembali

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun