Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berpikir Holistik, Apa Selanjutnya?

1 Desember 2017   20:09 Diperbarui: 1 Desember 2017   21:05 1994
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sampai sejauhmana pemahaman kita terhadap pentingnya 'pandangan menyeluruh' di zaman dimana ilmu pengetahuan telah berkembang sedemikian rupa menjadi berbagai  disiplin keilmuan dan lalu partikularisme serta pandangan pandangan yang menyiratkan cara pandang partikularistik itu hadir mungkin sebagai salah satu efek negativ nya.analoginya,ibarat sekelompok orang yang masuk kedalam sebuah gedung besar dan lalu masuk kedalam kamar kamar kecil didalamnya,diam disitu sekian lamanya dan lalu sampai lupa kepada bagaimana bentuk bangun gedung yang mereka tinggali itu bila dilihat dari sudut pandang menyeluruh

Holistisisme adalah sebuah filosofi cara pandang yang berprinsip bahwa mengenal keseluruhan sebagai suatu kesatuan lebih utama daripada hanya sekedar memahami bagian bagiannya(karena semua bagian dibuat untuk keseluruhan)-upaya untuk memahami sesuatu secara menyeluruh-orientasi pada keseluruhan

Cara pandang atau cara berfikir holistik adalah upaya untuk memahami sesuatu secara utuh-menyeluruh-tidak terpecah belah-tidak parsialistik,tidak terkotak kotak kedalam pandangan yang partikularistik,dan itu ibarat upaya merangkai potongan potongan puzzle untuk menemukan rahasia gambar yang utuh-menyeluruh.

Sedang cara berfikir empirik itu sebenarnya lebih merupakan cara berfikir partikularistik-upaya untuk mencari bagan yang merupakan bagian dari keseluruhan atau ibarat upaya menemukan suatu potongan puzzle. mengapa, karena dalam konsep kebenaran menyeluruh semua wujud empirik itu hanya merupakan bagan dari keseluruhan dan bukan keseluruhan itu sendiri.

Karena konsep kebenaran menyeluruh itu ibarat sebuah bangunan besar yang bagan bagan nya dibentuk oleh unsur unsur yang bersifat empirik dan yang non empirik-yang bersifat lahiriah dan yang bersifat batiniah,analoginya, manusia keseluruhannya adalah jiwa-raga nya bukan hanya raga nya  bukan pula hanya jiwa nya semata

Dan kendala terbesar bagi manusia kala ia dihadapkan pada tantangan untuk berfikir holistik adalah kesulitannya dalam memadukan element yang bersifat empirik dengan yang non empirik,yang fisik dengan yang metafisik karena cenderung terbiasa melihat semua obyek yang ada pada dua dimensi yang berbeda itu secara terkotak kotak

Sedang cara berfikir rasionalistik memiliki kapasitas dan kualitas diatas cara berfikir empiristik karena cara pandang nya yang lebih luas (sebab bisa menjangkau dunia abstrak-non empirik ) memungkinkannya bisa menghubungkan lebih banyak bagan tertentu dari keseluruhan .atau dengan kata lain kelebihan dari cara berfikir rasionalistik adalah bisa menghubungkan bagan yang bersifat empirik dan yang non empirik,yang material dan yang non material sesuatu yang tak bisa dilakukan oleh seorang yang hanya orientasi berfikir empiristik

Cara pandang holistik ibarat cara pandang sang arsitek bangunan yang bisa mengabstraksikan keseluruhan bangunan dalam cara pandang yang bersifat menyeluruh sedang cara berfikir partikular adalah ibarat cara pandang atau cara berfikir para tukang yang mengerjakan bagan demi bagan tertentu dari keseluruhan bangunan itu karena para tukang tidak diberi tanggung jawab atas pengerjaan keseluruhan bangunan itu sebab ia hanya memiliki tugas mengerjakan bagan per bagan nya semata

Dan cara berfikir partikularistik ini sebenarnya bisa ada di berbagai institusi apakah itu dalam sains-filsafat-psikologi maupun agama dan bisa dilakukan oleh berbagai jenis profesi apakah saintis-filosof-psikolog- maupun agamawan.

Sebagai contoh,dalam dunia sains kita mengenal ada tiga typikal cara pandang utama terhadap realitas-alam semesta, ada pandangan mekanistik ala Newton, ada pandangan yang mengikuti teori relativitas dan yang terkini adalah pandangan yang dibangun oleh perkembangan fisika quantum.artinya tiap era dari perkembangan sains melahirkan typikal cara pandang tersendiri yang khas terhadap realitas.nah seorang saintis yang cenderung pada cara pandang serta cara berfikir partikularistik mungkin ia akan beranggapan 'teori relativitas menggoyangkan mekanika Newton dan fisika quantum meruntuhkannya (!)'.

Tetapi kalau kita menggunakan cara pandang yang bersifat holistik-menyeluruh maka sebenarnya tiap cara pandang saintifik yang terbangun itu bukan harus dianggap saling menggoyang atau apalagi saling meruntuhkan karena adanya cara pandang yang berbeda itu sebenarnya akibat dari manusia itu sendiri yang melihatnya dari sudut pandang yang berbeda beda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun