Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apakah Rentang Waktu yang Panjang Bisa Mengubah Prinsip 'kebetulan' ?

12 September 2017   15:57 Diperbarui: 16 September 2017   20:58 888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Images : portal ilmu.com

Sesungguhnya kaum evolusionis itu adalah kaum yang menolak adanya desain penciptaan, dan karena menolak adanya sang desainer dibalik wujud terdesain itu maka secara logika otomatis mereka jatuh pada prinsip 'kebetulan' : bahwasanya segala suatu wujud terdesain di alam semesta ini (termasuk wujud fisik manusia-binatang-tetumbuhan) bisa terbentuk lewat proses kebetulan demi kebetulan yang tanpa memerlukan peran sang desainer

Saya sudah berulangkali menyanggah pandangan mereka itu dengan beragam contoh-eksperiment untuk membuktikan bahwa prinsip demikian itu bertentangan dengan logika akal.tetapi entah mengapa ketika saya berdebat dengan simpatisan kaum evolusionis mereka tetap kukuh menolak argument yang saya berikan, mungkin karena bagi mereka bukti empirik itu lebih bernilai ketimbang argument logika, walau bila memang fakta empirik yang hendak mereka kedepankan maka, apa saja fakta empirik yang memperkuat teori evolusi ?

Contoh,saya berargument bahwa wujud terdesain mustahil bisa muncul dari prakondisi kebetulan dengan memberi contoh eksperiment,seorang pelukis, dengan menggenggam beragam cat warna ditangannya lalu tanpa upaya mendesain ia melempar secara begitu saja semua cat ditangannya itu ke atas kanvas maka: apakah lalu diatas kanvas itu bisa terwujud gambar pemandangan misal ?

Tapi kaum evolusionis seperti memiliki argument untuk bisa menutupi kelemahan argumentatif mereka yaitu dengan argument 'rentang waktu yang sangat lama'.mereka berargument bahwa evolusi perubahan fisik itu berlangsung dalam jangka waktu yang sangat lama-mencapai miliaran tahun. Misal proses pembentukan dari sel tunggal ke sel yang bersifat kompleks atau proses dari wujud fisik primata ke wujud fisik manusia yang terjadi dalam rentang waktu hingga miliaran tahun

Mereka beranggapan waktu yang puluhan-ratusan juta tahun hingga miliaran tahun itu membuat sesuatu seolah memiliki kemampuan untuk berubah menjadi sesuatu yang lain dalam bingkai kebetulan demi kebetulan atau tanpa peran sang pendesain,dianggapnya waktu yang sangat panjang itu bisa menutupi keirrasionalan prinsip kebetulan

Baiklah kata saya,mari kita setting kembali eksperiment kita untuk menganalisis ulang kembali masalah ini,sekarang sang pelukis mempersiapkan kembali beragam warna untuk dilempar kembali keatas kanvas tanpa upaya desain tetapi kali ini sang pelukis harus mendesain waktu,ia harus bisa mendesain agar waktu dari dimulainya melepaskan beragam cat warna hingga cat itu bisa sampai ke kanvas bisa cukup panjang,bisa beberapa hari atau beberapa minggu atau beberapa bulan,siapa tahu dengan waktu yang cukup lama itu si cat itu memiliki waktu untuk 'berfikir' hendak jadi apa kelak ketika ia sudah sampai di atas kanvas

Nah apakah settingan waktu yamg sangat lama itu bisa mengubah prinsip bahwa wujud terdesain mustahil lahir dari kebetulan tanpa peran sang pendesain ?

Atau apakah desain waktu yang panjang itu bisa mengubah hakikat benda mati seperti sel tunggal atau cat warna sehingga seolah bisa 'berfikir'- bisa mewujudkan wujud wujud yang terdesain?

Silahkan dibuktikan dengan beragam eksperiment oleh para saintis di seluruh dunia kalau perlu ...untuk sekedar membuktikan apakah sebuah teori bisa eksist walau bertentangan dengan logika ?

.......

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun