Pergumulan antara konsep Tuhan VS teori kuantum sebenarnya bukanlah pergumulan antara Tuhan melawan hukum hukum fisika yang dibuatNya sendiri,tetapi sejatinya pergumulan melawan ‘kacamata sudut pandang manusia’ yang melihat realitas dari kacamata sudut pandang yang berbeda beda sesuai obyek yang mereka gumuli.dengan kata lain, adanya prinsip ketidakpastian di dunia fisika kuantum tidaklah mewujudkan keserbatakpastian di dunia nyata sebab ketidakpastian itu sebenarnya hanyalah efek dari kesadaran sang pengamat akibat keterbatasannya dalam mengamati obyek.atau dengan kata lain adanya prinsip keserbatakpastian ditingkat subatomik itu bukan berarti realitas secara keseluruhan bersifat acak-chaos-serbatakpasti sehingga meruntuhkan ide dasar tentang realitas permanen-hakiki, karena keserbatakpastian itu bukan menunjukkan wujud yang dalam dirinya sendiri bersifat serba tak pasti karena ketakpastian itu hanyalah sudut pandang manusia-sang pengamat yang terbatas.bahkan Einstein dan Max Planck,percaya bahwa detail mekanisme subatomik sebenarnya sangatlah pasti dan deterministik. Einstein menulis ‘keberhasilan awal teori kuantum tidak membuat saya mempercayai permainan dadu ..’..ia yakin bahwa suatu saat orang akan menemukan suatu teori yang dengan itu orang akan mengakui bahwa semua obyek diatur oleh hukum bukan oleh kemungkinan-ketakpastian.Einstein meyakini keteraturan dan keteramalan alam semesta,yang dia khawatirkan akan dirusak oleh factor kebetulan.’Tuhan tidak bermain dadu’ katanya,menunjuk pada kemustahilan apabila Tuhan membiarkan alam semesta berjalan secara chaos-diluar kontrolNYA
keterbatasan manusia sebagai subyek yang mengamati,itulah sebenarnya sumber permasalahan utama yang terjadi di dunia kuantum,bandingkan dengan Tuhan yang maha tak terbatas yang dapat melihat suatu obyek dari satu pandangan yang menyeluruh dan menyatu maka bagiNya tentu tak akan ada prinsip keserbatakpastian,beda dengan manusia yang tak bisa melihat obyek secara menyeluruh dan sulit melepaskan diri dari bagan yang diamatinya
Sehingga dengan ditemukannya prinsip ketakpastian itu apakah pandangan dasar kita terhadap realitas yang permanen-hakiki sebagaimana yang telah biasa kita dan nenek moyang kita lihat itu harus berubah ?
Â
ARTIKEL SEBELUMNYA :
 ………………………………………………………..
Â
 Images : chatafrik.com
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H