Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Beda Senang dengan Bahagia

3 Mei 2014   02:28 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:55 1030
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_334445" align="aligncenter" width="300" caption="images:ermaynee.wordpress.com"][/caption]

…

Mungkin tidak selalu mudah bagi seseorang untuk bisa membedakan antara ‘senang’ dengan ‘bahagia’, dan mungkin tidak sedikit orang yang secara serampangan suka memparalelkan ‘kesenangan’ dengan ‘kebahagiaan’ dan ‘kebahagiaan’ dengan ‘kesenangan,padahal secara substantif keduanya sebenarnya berbeda jauh walau keduanya ada dalam satu tempat yang bernama ‘hati’

Untuk memahami secara ‘konstruktif’ (terukur) apa itu ‘senang’ dan apa itu ‘bahagia’ kita sebenarnya harus mengenal konstruksi dari hati itu sendiri.walau dimensi keterukurannya tentu saja berbeda dengan pengukuran serba pasti dan terukur yang biasa digunakan di dunia ilmu materi. ’keterukuran’seputar masalah ini hanya bisa kita raba dan rasakan oleh hati kita sendiri

Tetapi mesti di ingat bahwa pembicaraan tentang masalah ini bukanlah pembicaraan tentang ‘idea’ semata tetapi tentang sebuah ‘fakta’ walau bersifat abstrak.fakta bahwa yang disebut ‘bahagia’ dan ‘senang’ adalah suatu yang ada, walau oleh kacamata sudut pandang empirisme hal demikian dianggap sesuatu yang ‘subyektif’,tetapi ingat karena manusia adalah makhluk yang terbatas maka dalam sudut pandang manusia ‘kebenaran’ sebenarnya akan selalu terbagi kepada dua sisi - dimensi : obyektif -subyektif, artinya keduanya adalah bagan dari kebenaran, hanya ibarat sebuah rumah yang satu berada pada sisi bagian depan sehingga bisa terlihat secara langsung dan yang satu pada sisi bagian belakang nya

……………………….

Hati itu barat sebuah rumah yang terbagi kepada dua ruangan, yaitu ruangan bagian luar dan ruangan bagian dalam,ruangan bagian dalam kita sebut ‘nurani’ atau ‘batin’ atau ‘kalbu’ dan ruangan bagian luar kita sebut ‘rasa perasaan nafsu’ atau ‘hawa nafsu’

Dua ruangan itu berbeda karena memiliki karakterstik yang berbeda,nurani adalah komponen hati yang ber afiliasi dengan hal hal yang bersifat Ilahiah karena ia diciptakan memiliki hakikat suci bersih dan karenanya selalu cenderung kepada kebaikan dan kebenaran,hal hal yang baik dan benar.sedang hawa nafsu adalah komponen hati yang melekat dengan keinginan keinginan jasadiah dan karenanya selalu cenderung kepada mencari kenikmatan dan kesenangan yang bersifat fisik - jasadiah - daging

Nah ‘bahagia’ adalah suatu yang hidup di ruang nurani sedang ‘senang’ hidup di ruang hawa nafsu.dan karena senang hidup pada permukaan kulit luar dari hati maka senang lebih mudah untuk dilihat,orang yang sedang mengalami kesenangan biasanya lebih mudah terlihat dari permukaan luar,sedang bahagia itu karena ada dikedalaman maka untuk menggapai dan memahaminya terkadang kita harus menggalinya terlebih dahulu,dan orang yang berbahagia itu lebih sulit untuk bisa melihatnya secara langsung,sebab bisa saja muka nya nampak sedih tetapi hatinya sebenarnya tengah dihinggapi ruh kebahagiaan

Dan sebab terkadang ada orang yang mungkin sangat minim dengan kesenangan tapi hatinya selalu dipenuhi rasa bahagia.atau bahkan ada orang yang rasa perasaan nya tengah dilanda derita - kepedihan - ketertekanan tetapi di dalam ruang hatinya yang terdalam ia bersentuhan dengan ruh kebahagiaan. ambil contoh kehidupan para nabi yang sering hidup dalam berbagai suasana yang jauh dari kesenangan lahiriah - fisik,bahkan terkadang mengalami ketertekanan perasaan atau berbagai bentuk kepahitan bagi rasa perasaan manusiawi nya tetapi karena diruang hatinya yang terdalam mereka disinari ruh kebahagiaan Ilahiah maka jiwa mereka bisa tetap eksis memperjuangkan apa yang mereka yakini

Jadi yang namanya ‘kebahagiaan’ itu seperti sumur tak bertepi atau langit yang tak berbatas,semakin kita menelusuri dan mendalaminya maka makna pengertiannya justru akan menjadi semakin meluas dan mendalam,dan di ujungnya menyatu dengan hal hal yang bersifat Ilahiah.jadi kebahagiaan yang manusia rasakan saat ini di dunia ibarat sinar mentari dari mentari yang sebenarnya yang ada pada Ilahi

Sebaliknya ada orang yang tengah dipenuhi oleh kesenangan tetapi nuraninya sebenarnya menderita -menjerit,walau mungkin ia tak begitu merasakannya. contoh : seorang yang melakukan tindak kejahatan sexual mungkin ia telah merasakan suatu kenikmatan yang bersifat fisik tetapi mustahil setelah itu ia didatangi rasa bahagia apalagi ruh kebahagiaan,karena justru seumur hidup nuraninya akan menderita karena akan selalu dihantui perasaan bersalah.atau perampok yang tengah menikmati hasil rampokannya,saat itu ia mungkin akan merasakan kesenangan tetapi mustahil ia didatangi rasa bahagia sebab nuraninya justru membenci perbuatannya dan konflik dengan nuraninya sendiri akan menimbulkan berbagai bentuk penderitaan tersendiri seperti rasa cemas-resah gelisah-hampa-merasa asing dengan diri sendiri dlsb.dan secara umum perbuatan dosa itu memang mungkin akan menimbulkan rasa senang - rasa nikmat bagi fisik - daging ,tetapi tak ada dosa yang akan menimbulkan rasa bahagia dalam kalbu,sebab kalbu tak bisa diberi ‘makan’ hal hal yang negative

Nurani - kalbu hanya akan bahagia bila ia diberi asupan - ‘makanan’ yang layak baginya,misal,saling mencintai dan mengasihi,belas kasihan kepada yang menderita,ketaatan pada Tuhan,atau berbagai bentuk perbuatan baik lainnya

Dan konflik dengan nurani itu sebenarnya akan menimbulkan berbagai bentuk penderitaan tersendiri seperti rasa gelisah,hampa,merasa asing dengan diri dlsb.tetapi mengapa orang orang tertentu yang sikap dan perbuatannya bertentangan dengan nurani terkadang seperti nampak tidak menderita (?) … ada orang yang habis membunuh-memperkosa-merampok eh tenang tenang saja dan malah tertawa tawa …. itu karena pintu ke arah nuraninya sedang atau masih tertutup.nah ketika suatu saat pintu nuraninya mulai terbuka maka beragam penyesalan dan perasaan menderita akan mengalir datang dari arah nuraninya,saat itulah ia akan merasakan siksaan batin yang luar biasa

Anda mungkin pernah mendengar seseorang yang menjadi resah-gelsah bahkan sampai tak enak makan sulit tidur karena yang bersangkutan telah melakukan sebuah kesalahan terhadap orang lain,nah kasus itu terjadi tentunya terhadap seorang yang pintu ke ruang nuraninya terbuka.

Nah alam kubur adalah tempat dimana semua pintu nurani manusia akan dibukakan sehingga saat itu orang yangpaling jahat dan paling sadis sekalipun ketika hidupnya didunia melalui siksa kubur akan dibuka paksa pintu nuraninya,sehingga ketika pintu nuraninya sudah terbuka total maka mengalirlah semua rasa sesal yang tiada taranya yang merupakan siksaan batinah yang sangat hebat baginya

…………..

Dan dalam kehidupannya manusia sudah terbiasa mengalami peperangan antara keinginan nurani melawan keinginan hawa nafsunya,keinginan nurani akan hal hal yang baik dan benar yang akan membawa kepada kebahagiaan sejati dan keinginan rasa perasaan hawa nafsu terhadap kesenangan-kenikmatan yang negative bisa membawa kepada penderitaan batin yang luar biasa

Bisakah bahagia dan senang bersanding (?) …..

Tentu saja bisa,karena Tuhan menciptakan keduanya bukan untuk selalu saling bermusuhan, bukan untuk saling melenyapkan-saling membunuh satu sama lain,sebab buktinya di sorga pun hawa nafsu itu tidaklah dibunuh atau dilenyapkan tapi bersanding harmonis dengan nurani,disana manusia bisa menikmati apa yang menjadi keinginan rasa nafsunya tanpa harus jatuh pada dosa atau tanpa harus berlawanan dengan nuraninya.dan didunia ini orang yang dikarunai kesenangan dan sekaligus kebahagiaan harus bersyukur kepada Tuhan karena ia seperti diberi suatu yang komplit-sempurna lahir batin

Tetapi terkadang Tuhan memberi manusia cobaan yang pahit - menekan rasa, tiada lain agar kualitas pemahaman nya terhadap ‘bahagia’ bisa meningkat, atau agar pemahamannya terhadap apa itu ‘bahagia’ bisa tumbuh dalam hati. sebab mungkin ada orang yang selama hidupnya pengalamannya cenderung ‘datar’-tak banyak mengalami ujian penderitaan dan selalu lebih banyak menikmati beragam kesenangan.tetapi bagi orang seperti itu makna ‘kebahagiaan’ kemungkinan tidaklah akan difahami dan dirasakannya secara mendalam,mungkin malah disangkanya bahagia = senang

Sebagaimana air dingin itu akan terasa sangat nikmat bagi yang kehausan demikian pula kebahagiaan sebenarnya hanya akan difahami dan dirasakan secara mendalam apabila seseorang pernah mengalami yang sebaliknya : penderitaan,karena bahagia dan derita adalah komponen dari hukum kehidupan dualistik

…………….

Dan janganlah pernah terpesona oleh sebuah kesenangan yang tidak baik karena dibalik itu sebenarnya ada sebentuk penderitaan yang tak bisa kita lihat dari permukaan

…………..

Bahagia bisa nampak sederhana : lihatlah anak kecil yang tengah berlarian ditengah pematang sawah, … karena saat itu bahagia seolah ‘digratiskan’ Tuhan,tetapi setelah kita dewasa dan mengalami berbagai pergumulan hidup bahagia itu menjadi sesuatu yang harus dicari dan didalami …

......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun