Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Bangunan Konstruksi Keyakinan*

18 Juli 2014   01:40 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:02 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

…

Seperti sebuah bangunan besar yang memiliki konstruksi besi beton yang kuat yang dibangun oleh beragam jenis material yang berbeda beda,’keyakinan’ adalah bangunan konstruksi mental yang tersimpan dalam jiwa yang dibangun oleh berbagai instrument yang berlainan yang tumbuh secara perlahan setahap demi setahap membentuk sebuah konstruksi mental yang kokoh,dan sebagaimana juga dengan sebuah wujud sebuah bangunan, orang bisa melihat bangunan keyakinannya dari berbagai sisi dan sudut pandang

Instrument yang membentuk konstruksi keyakinan diantaranya : kebenaran empirik-kebenaran rasional-kebenaran hakiki-kebenaran intuitif-berbagai bentuk ilmu pengetahuan-pengalaman hidup.jadi tak ada keyakinan yang dibangun hanya oleh satu instrument sebagaimana sebuah bangunan tak bisa dibangun hanya oleh satu jenis material.tiap instrument keyakinan saling berinteraksi dan saling mengisi satu sama lain lalu secara alami mewujud membentuk konstruksi mental yang kokoh. demikian sehingga ketika ada serangan dari luar terhadap keyakinan maka seluruh instrument keyakinan yang ada didalam hati itu akan bahu membahu mengcounternya

Secara psikologis semua unsur peralatan berfikir apakah itu persepsi dunia inderawi-akal dan hati masing masing saling bahu membahu menyumbang bagan demi bagan tersendiri dari konstruksi keyakinan bahkan ketika keyakinan sudah utuh maka rasa perasaan-emosi pun akan ikut membalutnya,dimana seorang yang keyakinannya sudah dibalut rasa emosi biasanya didalamnya sudah memiliki konstruksi keyakinan yang cukup kuat

Pertumbuhan keyakinan juga seperti tunas pohon yang semula lemah tetapi makin lama makin besar dan akarnya makin kuat menghujam ke bumi,dan ketika konstruksi keyakinan sudah menancap ke kedalaman - ke alam batiniah maka akan ber efek kepada menimbulkan rasa tenang - tentram dan nikmat (menimbulkan kebahagiaan batin).dan orang yang melawan keyakinannya sendiri adalah ibarat melawan konstruksi yang kokoh yang ada dalam hatinya sendiri sehingga menimbulkan efek ketersiksaan batin

Jadi bila ada yang beranggapan keyakinan bisa datang secara instant katakanlah hanya dari satu kali mendengar khotbah misal,maka itu suatu yang mungkin keliru,sebab yang datang secara instant biasanya adalah baru berupa ‘persepsi’ - ‘anggapan’ atau ‘image’ dan bukan bentuk keyakinan yang sudah utuh

Dan ‘keyakinan’ itu berbeda dengan ‘anggapan’ yang tidak memiliki konstruksi bangunan mental seperti dilukiskan diatas.salah satu ciri yang membedakan ‘keyakinan’ dengan ‘anggapan’ adalah keyakinan itu akan makin kokoh menancap ketika diserang dari luar sedang bangunan ‘anggapan’ akan mudah berantakan bila mengalami serangan,sebab keyakinan memiliki konstruksi sedang 'anggapan' baru dibentuk oleh persepsi

Banyak orang berkata ‘keyakinanku berbeda dengan keyakinanmu’ atau ‘keyakinan orang berbeda beda’ padahal diantara semua itu sebenarnya tidak semua berbentuk ‘keyakinan’ sebagaimana di lukiskan diatas melainkan sebagiannya mungkin sekedar ‘anggapan’

Perbedaan lain yang bisa dirasakan oleh tiap individu itu sendiri adalah : ‘keyakinan’ itu seperti dinding yang tertutup rapat sehingga tak ada celah bagi keraguan untuk masuk,beda dengan ‘anggapan’ yang seperti dinding yang penuh dengan bolong sehingga memungkinkan ragu untuk bisa selalu masuk

………………………………

Kebalikan dari yakin adalah ‘ragu’,nah bangunan ragu tidak konstruktif seperti bangunan keyakinan tetapi ibarat material bangunan yang masih terserak disana sini dalam keadaan saling terpisah satu sama lain sehingga karena saling terpisah maka satu sama lain tak bisa saling menguatkan,sebab itu seorang yang ragu tidak bisa berdiri diatas bangunan mental dan bangunan keilmuan yang kokoh,sebab fikirannya masih terpecah ke berbagai bagan yang terpisah dan mentalitasnya masih melayang layang tidak menghujam kedalam batin

……………………………..

*’keyakinan’ yang dimaksud disini - dalam artikel ini adalah ‘keyakinan yang bersifat hakiki’ artinya bentuk keyakinan yang dibangun oleh sesuatu yang tetap - tak berubah-hakiki seperti keyakinan terhadap adanya hukum kehidupan pasti (adanya dualitas hidup-mati,sebab-akibat-benar-salah dlsb.) - keyakinan terhadap rasionalitas adanya Tuhan yang mungkin hanya ada satu-keyakinan terhadap rasionalitas sang pendesain dibalik yang terdesain-keyakinan terhadap rasionalitas adanya konsep balasan dlsb.sebab itu walau diserang dari berbagai penjuru keyakinan terhadap hal hal seperti itu akan kuat sebab konstruksi yang membangunanya bersifat tetap-tak berubah-hakiki

Sedang ‘sang pengganggu’ terhadap bentuk keyakinan seperti itu biasanya datang dari sesuatu yang berbentuk ‘pemikiran spekulatif’ yang eksistensinya diibaratkan ‘virus’ dalam dunia komputer

………………………………

Apakah ‘keyakinan’ yang anda miliki adalah suatu yang bersifat hakiki atau hanya bentuk ‘anggapan’ silahkan anda mengujinya sendiri,dan alat ujinya ada dalam diri anda sendiri : dunia indera-akal-hati nurani, bila yang anda pegang baru sekedar ‘anggapan’ biasa nya akan bermasalah atau akan menimbulkan ketidak sinkronan dengan ketiga unsur peralatan berfikir itu

Ciri lain dari ‘keyakinan sejati’ adalah ia dibangun oleh hal hal yang bersifat tetap-baku-hakiki sedang ‘anggapan’ bisa dibangun oleh khayal-mitos-adat istiadat-warisan leluhur-pemikiran spekulatif dlsb. yang tidak bersifat hakiki

……………………………….

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun