Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tanda Orang Akan Segera Meninggal (?)

26 Agustus 2014   16:17 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:31 1933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

…

Apa betul tanda tanda seorang yang akan segera meninggalkan dunia bisa ‘dibaca’ sebelumnya (?) … walau mungkin tidak selalu mutlak bisa dibaca apalagi serba bisa dipastikan tetapi tak ada salahnya bila hal ini menjadi bahan renungan tersendiri setidaknya sekedar melatih mata batin untuk belajar menjadi tajam dalam membaca suatu pertanda.

Misal,suatu saat pernahkah kita melihat seseorang yang seperti tak biasanyatiba tiba nampak suka cita - bahagia padahal tak ada perubahan signifikan dalam kehidupan lahiriahnya yang layak membuatnya berubah .. atau sebaliknya suatu saat mungkin pernah melihat seseorang yang tiba tiba nampak begitu tertekan-ketakutan-gelisah, padahal tak ada tekanan berarti dalam kehidupan lahiriahnya yang layak membuatnya menjadi tertekan atau gelisah,dan lalu berapa lama setelah itu yang bersangkutan - yang diceriterakan pergi meninggalkan dunia.

Mengapa tanda tanda orang yang akan segera meninggalkan dunia bisa berbeda (?)

Sebab karena ada dua sikap manusia kala menghadapi saat kematian

1.seperti perantau yang segera akan pulang

Orang yang menghadapi kematian dengan rasa bahagia yang tak terkira seperti perantau di negeri yang jauh yang akan segera pulang ke negerinya,dibayangkannya keluarganya yang menyambutnya dengan sukacita yang luar biasa dan dibayangkan pula olehnya betapa kiriman uang yang selalu dikirimnya tiap bulan itu telah mewujud menjadi sebuah rumah besar yang akan ia tempati bersama anak dan isterinya

Seorang yang betul betul mempersiapkan diri menghadapi hari kematiannya dan kehidupan setelah mati secara naluriah saat saat menjelang hari akhir kehidupannya akan tumbuh dalam dirinya harapan harapan yang secara alamiah memunculkan ruh kebahagiaan tersendiri

Walau kemudian cara meninggalnya orang ini sangat mengenaskan misal mengalami kecelakaan lalu lintas dan orang orang menyebutnya sebagai ‘orang yang malang’ karena kasus kecelakaan itu tetapi mungkin tak ada seorangpun yang tahu bahwa ruh nya telah menyatu dengan kebahagiaan Ilahiah atau ia pergi meninggalkan jasadnya dengan ruh kebahagiaan yang meliputi seluruh jiwanya

2. seperti buronan yang sadar akan segera ditangkap polisi

Seseorang yang tidak betul betul mempersiapkan diri menghadapi hari kematian dan kehidupan setelah mati dan berprinsip ‘bagaimana nanti’ (bukan nanti bagaimana) dan hidup cenderung mengikuti keinginan rasa perasaan nafsunya tanpa memikirkan apa hakikat kehidupan serta bagaimana menjalani hidup yang benar ketika bayangan kematian masuk ke alam bawah sadarnya secara alami hal itu akan menumbuhkan rasa resah dan gelisah dan secara akumulasi membentuk perasaan tertekan.tetapi mungkin ia masih berupaya menghalau apa yang ada di alam bawah sadarnya itu dengan hal hal yang masih bisa memberi sedikit kesenangan - penghiburan pada rasa perasaannya walau semu sehingga orang orang disekitarnya mungkin tidak melihat apa yang sesungguhnya sedang melintas dalam alam batiniahnya yang terdalam.mengapa ia resah-gelisah … karena secara naluriah ada perasaan berdosa dalam hatinya sehingga bayangan hari akhirat baginya seperti hanya suatu bayangan tempat menerima hukuman

Pada saat saat menjelang datangnya ajal itu pula akan nampak perbedaan kualitas antara yang hanya sekedar kepercayaan terhadap sesuatu yang bersifat mitos dengan keyakinan terhadap sesuatu yang diyakini kebenarannya secara hakiki,yang pertama akan menumbuhkan rasa was was-keraguan, yang kedua akan menimbulkan perasaan tenang karena keyakin yang sangat kuat

Semua ini hanya sekedar bahan renungan bagi kita bukan bahan untuk dikalkulasikan secara matematis seperti hal nya ilmu matematika

…………

Sebagian bahan diambil dari ceramah Ir.Permadi alibasyah di radio Shinta Bandung (terima kasih atas pencerahannya)

…………

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun