Lihat, dia seolah terpaku dan terpenjara dibalik pot-pot hitam itu. berdiri termenung.
pohon Bonsai. Terkadang engkau lihai, dan terkadang engkau pandai menutupi canda tawa dan duka cita yang tak kunjung usai.
Namun terselip juga makna membingkai dengan petuah asa yang nantinya tak membuatmu terbengkalai.
sejenak bosan melanda pinggiran parit ditepian sungai kemuning ini. melebur apa yang semestinya dilebur.
Dan menahan apa yang layak dipertahankan!
Pohon bonsai, kini nasibmu?
---
Demikian dan Salam puisi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H