Sedikit saja, bolehkah ku bertanya?
Hiruk pikuk.... Suara ayam berkokok meliuk-liuk
Saat mentari pagi mulai menyingsing, merombak rasa kantuk yang harus segera enyah dan bergeming.
Mengapa pagi-pagi buta, kedua bola mata ini harus terbelalak?. Sempat termenung dengan tatapan hampa.
Mengais rezeki. Mungkin relungan itu yang membuat hati berdegup hebat. Tidak melanglang buana, berarti tiada sepinggan makanan di meja.
Menghindar dari perut yang gersang,...
Saat ku bertanya pada hari ini, mungkin terbesit jawaban tersirat, namun belum pasti.
Tentang ilmu... Ku bertanya...
Tentang manusia... Ku berupaya merangkai penasaran dengan menuai tinta sebuah Pena...
***
19 Oktober 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Baca juga: Cerpen: Dua Kursi
Baca juga: Sebuah Pena yang Tergantung
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!