Mohon tunggu...
M. ERIK IBRAHIM
M. ERIK IBRAHIM Mohon Tunggu... Mahasiswa - 🏆💪 Berakit-rakit dahulu, berenang-renang Ketepian, Bersungguh-sungguh dahulu, Mendulang Kemenangan Kemudian kemenangan🏆💪
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

🌩☀TerBentur---Terbentur----TERBENTUK☀🌩

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sebuah Pena yang Tergantung

17 Oktober 2022   21:14 Diperbarui: 17 Oktober 2022   21:23 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar by pixabay. Ilustrasi sebuah Pena yang berada dimalam hari. Senin 17/10/2022

Sebuah Pena yang tergantung.... 


Malam ini, perigi itu itu hampir semampai tinggi nya denganku. Daku coba menerka dengan berangan dan berandai-andai. Benarkah demikian. 

Namun,... 

Seketika sekelibat kupu-kupu hinggap dan melanglang buana bersama kunang-kunang pelita kehidupan. Pengganti lampu manakala segelintir cahaya tidak menembus bilik kamar ini. 


Tapi, mengapa ada sebuah Pena yang tergantung, dan terpaku dan terpatri dalam dinding itu.

Entahlah, mungkin terbesit harapan agar tidak senantiasa tetiba lenyap entah kemana. Heran tak berkesudahan. 


Perangai perangai orang memang sukar ditebak dan diterka. Bukan su'udzon,... 

Menghela napas sembari mengelus dada...! "Ada ada saja"... 

Sembari menyeruput kopi yang tertuang di bejana, sembari melirik tetangga sedang apa. 


Hidup bertetangga. Terkadang bising, terkadang harmonis, bersatu padu menyelaraskan pandangan nya. 

Duduk berdua, berbincang asyik... 

Duduk bergerombol, mengulik hal menggelitik... 


Sengaja. Ku gantungkan sebuah Pena, sembari memampatkan daun telinga dari siulan memekakkan telinga.... 

Jikalau mengasingkan diri itu baik, mengapa tidak dengan hidup bertetangga yang membuat hati ingin menyelisik. 

Baca juga: Cerpen: Dua Kursi

Cukup. Ku akan tandaskan lagi sebuah Pena yang tergantung... 

****

Semarang, 17/10/2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun