Mohon tunggu...
Uhsinul Fatmawati
Uhsinul Fatmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - ruang belajar;)

kebaikan tidak bernilai selama diucapkan, akan tetapi kebaikan akan bernilai sesudah dikerjakan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi Budaya Daerah Malang Selatan

23 Februari 2022   17:07 Diperbarui: 23 Februari 2022   17:14 2273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada saat sesaji dilabuh ke laut, para warga akan saling berebut untuk mengambil air di sekitar sesaji yang kemudian dimasukkan ke dalam botol, yang dipercaya air tersebut membawa berkah.

Sementara itu, bagi para wisatawan yang berkunjung di pantai ini terlihat antusias menyaksikan prosesi labuhan ini. Mereka juga mengabadikan setiap prosesi dengan handphone yang mereka bawa.

2. Nyadran atau Nyekar

Tradisi ini dilakukan dengan ziarah kubur ke makam orang tua atau keluarga guna membersihkan makam, menabur bunga lalu mendo'akannya. Masyarakat yang melakukan tradisi Nyadran percaya bahwa membersihkan makam adalah simbol dari pembersihan diri menjelang bulan suci. Nyadran dilakukan sebagai bentuk bakti kepada para pendahulu dan leluhur.

3. Kenduri atau Slametan

Kenduri pada dasarnya merupakan sebuah tradisi atau kebiasaan dalam masyarakat sebagai acara rutin ketika ada seseorang yang meninggal, perkawinan, menempati rumah baru, kematian seseorang ataupun penanggalan Jawa. Kenduri masih menjadi salah satu tradisi yang dapat mempererat tali silaturrahim masyarakat lingkungan tersebut.

Dengan adanya kenduri, terdapat nilai-nilai Islami yang bersifat sosial seperti, bersikap santun pada orang lain, suka menolong, mampu berempati dan mampu menghargai hak antar sesama. 

Nilai-nilai yang telah ada di dalam masyarakat itu harus diperjuangkan dan dilestarikan hingga saat ini sehingga budaya yang telah ada di dalam masyarakat tidak hilang begitu saja. Slametan adalah inti tradisi kejawen, yang menjadi sebuah permohonan simbolik masyarakat terhadap Tuhan atas rasa syukur kepada-Nya.

4. Tingkeban

Tradisi ini diselenggarakan apabila anak yang dikandung adalah anak pertama bagi si ibu, ayah atau keduanya. Pada kelahiran bayi itu sendiri disebut dengan babaran atau brokohan, lima hari setelah melahirkan disebut dengan pasaran dan tujuh bulan setelah kelahiran disebut dengan pitonan.

5. Midadareni 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun