Pada saat sesaji dilabuh ke laut, para warga akan saling berebut untuk mengambil air di sekitar sesaji yang kemudian dimasukkan ke dalam botol, yang dipercaya air tersebut membawa berkah.
Sementara itu, bagi para wisatawan yang berkunjung di pantai ini terlihat antusias menyaksikan prosesi labuhan ini. Mereka juga mengabadikan setiap prosesi dengan handphone yang mereka bawa.
2. Nyadran atau Nyekar
Tradisi ini dilakukan dengan ziarah kubur ke makam orang tua atau keluarga guna membersihkan makam, menabur bunga lalu mendo'akannya. Masyarakat yang melakukan tradisi Nyadran percaya bahwa membersihkan makam adalah simbol dari pembersihan diri menjelang bulan suci. Nyadran dilakukan sebagai bentuk bakti kepada para pendahulu dan leluhur.
3. Kenduri atau Slametan
Kenduri pada dasarnya merupakan sebuah tradisi atau kebiasaan dalam masyarakat sebagai acara rutin ketika ada seseorang yang meninggal, perkawinan, menempati rumah baru, kematian seseorang ataupun penanggalan Jawa. Kenduri masih menjadi salah satu tradisi yang dapat mempererat tali silaturrahim masyarakat lingkungan tersebut.
Dengan adanya kenduri, terdapat nilai-nilai Islami yang bersifat sosial seperti, bersikap santun pada orang lain, suka menolong, mampu berempati dan mampu menghargai hak antar sesama.Â
Nilai-nilai yang telah ada di dalam masyarakat itu harus diperjuangkan dan dilestarikan hingga saat ini sehingga budaya yang telah ada di dalam masyarakat tidak hilang begitu saja. Slametan adalah inti tradisi kejawen, yang menjadi sebuah permohonan simbolik masyarakat terhadap Tuhan atas rasa syukur kepada-Nya.
4. Tingkeban
Tradisi ini diselenggarakan apabila anak yang dikandung adalah anak pertama bagi si ibu, ayah atau keduanya. Pada kelahiran bayi itu sendiri disebut dengan babaran atau brokohan, lima hari setelah melahirkan disebut dengan pasaran dan tujuh bulan setelah kelahiran disebut dengan pitonan.
5. MidadareniÂ