Mohon tunggu...
Uhin Maftuhin
Uhin Maftuhin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PGSD STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN

____

Selanjutnya

Tutup

Politik

Anak Muda Jangan Apolitis dan Fomo dalam Pemilu 14 februari mendatang.

13 Februari 2024   00:43 Diperbarui: 13 Februari 2024   13:53 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama yang perlu kita sadari bahwa memang pemilu dan pemilih ini bukan sebuah kewajiban melainkan hak, tapi dilain sisi kita juga harus memiliki kesadaran bahwa inilah momen dimana kewajiban moral diuji untuk menentukan estafet kepemimpinan dan arah bangsa ke depan.

Selain itu, kita harus memiliki rasa kepemilikan atau rasa memiliki (sense of belonging) terhadap situasi ataupun momen Pemilu ini, karna selain daripada Pemilu tidak ada batas maksimal ataupun minimal suara yang diperoleh tetapi ada legitimasi Pemilu yang akan ditentukan dan akan menentukan kondusifitas negara. Peran Pemuda sangatlah dibutuhkan, maka daripada itu dengan sikap apolitis atau apatisme kultural itu masih menjalar dan masih menjadi persoalan. Sebagai pemuda, kita harus mempertimbangkan tentang bagaimana kontribusi kita 56 sekian persen ini cukup diperhitungkan dalam menentukan siapa presiden atau siapa calon legislatif yang akan kita pilih ke depan.

yang selanjutnya  adalah jangan FOMO atau hanya ikut-ikutan dengan terjebak dan terjerumus pada algoritma media sosial yang itu jarang atau menyesatkan. kita sadar sebagai anak muda atau pemilik pemula bahwa  kita adalah agen of social control dimana dalam upaya mendemokratisasi proses Pemilu kita salah satunya, dan yang paling terpenting dalam momen Pemilu ini adalah pesta demokrasi ini dengan memilih atau meringankan langkah kaki kita menuju TPS, dengan bagaimana kemudahan-kemudahan TPS lokasi khusus yang sudah diterapkan.

Dan yang terakhir adalah kepada seluruh lembaga penyelenggara Pemilu dan juga para kontestan Pemilu, jangan posisikan anak muda atau pemilih pemuda hanya sebagai objek politik, tapi juga libatkan kami sebagai subjek politik itu sendiri, untuk menentukan kebijakan, untuk menjadi penentu tentang bagaimana arah kepemimpinan bangsa ini ditentukan setelah tanggal 14 februari mendatang.

Anak muda bukan hanya memilih namun juga memilah, anak muda harus menjadi pemilih yang rasional bukan yang irasional untuk menentukan arah bangsa ke depan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun