Mohon tunggu...
Unnu Hartomo
Unnu Hartomo Mohon Tunggu... Wiraswasta bidang engineering -

Design engineer with mechanical engineering background.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Ramadhan Penuh Makna di Yogyakarta

15 Agustus 2014   15:12 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:29 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ramadhan di tahun 2014 ini, saya sengaja menyempatkan diri untuk "mengasingkan diri" di Yogyakarta. Tentunya tidak sekedar untuk jalan jalan saja, tapi ada niat lain yaitu menuntut ilmu agama, karena saya sadar memiliki ilmu agama yang masih sangat kurang. Ramadhan memang merupakan momen yang pas, selain ilmu, tentunya juga mengharapkan pahala yang berlipat. Sebagaimana sabda Rasulluloh: “menghadiri majelis ilmu lebih utama daripada sholat seribu rakaat, menjenguk seribu orang sakit dan menggiring seribu jenazah“ (imam Al Ghazali). Mencari ilmu agama dan mempelajari Al Quran dan Al Hadist adalah wajib hukumnya bagi setiap orang beriman sampai ajal menjemputnya. Tentunya kita sebagai orang beriman tidak ingin melaksanakan ibadah yang banyak tapi tanpa dilandasi oleh ilmu yang benar.

Pertama tama saya harus mencari info tempat yang dapat memenuhi hasrat akan ilmu agama ini. Akirnya setelah dibantu oleh Yuni Puspitasari, rekan di Jogya, saya pun mendaftar di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Munawwir di daerah Krapyak, Bantul, Yogyakarta, yang jaraknya sekitar 7 km dari Malioboro Yogyakarta. Setiap tahun Pesantren Al Munawwir rutin mengadakan program pesantren kilat Ramadhan ini, untuk semua kalangan dan umur. Pesantren Al Munawwir memiliki sejarah sangat panjang dan telah mencetak ribuan santri.

Sebelumnya saya belum pernah mengikuti pendidikian pesantren di sebuah pondok. Jadi di Ponpes Al Munawwir merupakan pengalaman baru. Sebagai pemula saya diberikan kelas yang terdiri dari beberapa bidang ilmu, terutama yaitu ilmu Al Quran, Fiqh dan Akhlaq, termasuk mempelajari kitab kuning. Saya juga diberi kebebasan jika ingin mengikuti kelas tingkat lanjut dan saya juga telah mengikuti beberapa kelas tersebut. Cara penyampaian materi ilmu agama juga tidak terkesan kaku, bahkan santai tapi sangat menarik dan mudah dicerna, terrlebih lagi menambah kekaguman saya tehadap kebesaran Allah, SWT.

Di ponpes ini saya diajarkan untuk bertoleransi dengan orang lain yang berbeda dengan kita, baik keyakinan, suku, ras dan lainnya. Satu hal yang membuat saya kagum kesahihan dari hadist yang disampaikan di Ponpes Al Munawwir selalu dijaga keasliannya dalam suatu kitab, sehingga tidak akan berubah sampai kapan pun, bukan sekedar lisan, tapi diarsipkan secara tertulis dengan keterangan yang jelas tentang kesahihannya. Salah satu pesan dari ustadh di sana yang masih saya ingat adalah kita jangan gampang kagum dengan orang yang berpenampilan bak kiai tapi belum teruji ilmu pengetahuan agamanya. Orang yang berilmu memiliki derajat yang lebih tinggi, walaupun penampilannya biasa saja.

Selain di Ponpes Al Munawwir saya juga sangat menikmati suasana Jogya yang memberikan kedamaian dan ketentraman dalam menjalankan ibadah Ramadhan, keramah tamahannya maupun rasa bersahabat yang diperlihatkan, juga keaneka-ragaman kulinernya. Selama Ramadhan pun hampir semua masjid di Jogya mengadakan kegiatan penyebaran ilmu agama, terutama setiap sebelum atau sesudah sholat fardhu melalui tausyah oleh para ustadh. Dari safari Ramadhan yang saya lakukan dari masjid ke masjid di Jogya, ternyata hampir semuanya aktif mengadakan kegiatan yang positif dan ilmu agama  saya semakin bertambah.   Suasana kekeluargaan dan gotong royong juga sangat kental, di mana kegiatan Ramadhan didukung secara bersama sama oleh warga di sekitar masjid. Pada saat hari raya Idul Fitri pun ada suatu tradisi syawalan, di mana warga yang berada di sekitar masjid berkumpul di masjid untuk melaksanakan halal bialal dan silahturahmi.

Pengalaman yang tak ternilai ini telah memberikan banyak kenikmatan dan kebaikan yang langsung bisa saya rasakan dan bukan tidak mungkin di Ramadhan berikutnya, jka diberikan umur panjang, saya akan kembali lagi ke Yogyakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun