Mohon tunggu...
Unnu Hartomo
Unnu Hartomo Mohon Tunggu... Wiraswasta bidang engineering -

Design engineer with mechanical engineering background.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Memperirit BBM Motor Matic

15 September 2014   13:38 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:40 807
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia merupakan negeri sepeda motor dengan jumlah yang sangat banyak dan setiap tahunnya akan terus bertambah. Salah satu jenis sepeda motor yang semakin banyak digandrungi masyarakat adalah jenis sepeda motor matic dengan CVT (Continuously Variable Transmission). CVT banyak ragamnya, namun sepeda motor matic di Indonesia umumnya memakai sistem sabuk dengan puli variable yang dapat diatur secara linier sesuai dengan kebutuhan rasio gigi. CVT sebenarnya sangat tidak efisien secara teknis, tapi memiliki keunggulan dan hal ini hanya dapat diperoleh jika pemakaiannya benar dan tepat. Jika hanya asal pakai saja maka bisa dipastikan akan semakin boros BBM.

Sebelumnya kita harus mengetahui dulu kinerja mesin sepeda motor itu sendiri. Umumnya sepeda motor matic di Indonesia menggunakan mesin piston pembakaran dalam bensin 4 tak. Maksudnya 4 tak di sini adalah perosesnya yang terdiri dalam 4 langkah, yaitu "langkah hisap - langkah kompresi - langkah pembakaran/tenaga - langkah buang". Semua langkah  ini akan berlangsung komplit setiap 2 putaran poros engkol. Kelemahan utama mesin jenis ini adalah momen puntir atau torsi yang dihasilkan tidak sama di setiap putaran. Torsi terbesar biasanya akan terjadi di suatu daerah putaran tertentu saja dan biasanya torsi terbesar ini terletak pada putaran paling efisien, di mana efisiensi pembakaran BBM adalah yang paling baik atau paling irit secara teknis, yaitu BBM yang dimasukan akan menghasilkan prosentase tenaga efektif terbesar.

Hubungan antara mesin dan CVT adalah sangat erat dan saling bekerja sama secara terus menerus selama sepeda motor digunakan. CVT akan menyesuaikan kebutuhan torsi pada roda penggerak sesuai dengan kecepatan sepeda motor. Makin tinggi kecepatan sepeda motor biasanya akan semakin kecil torsi yang dibutuhkan. CVT juga berfungsi untuk menghindari mesin bekerja pada putaran yang terlampau tinggi. Pada sepeda motor dengan transmisi konvensional biasanya sudah memiliki rasio gigi yang tetap dan untuk menambah kecepatan harus memainkan handel gas, sehingga mesin pun akan selalu bekerja pada putaran yang bervariasi, terkadang pada RPM (Rotation Per Minute / jumlah putaran mesin per menit) rendah dan terkadang pada RPM tinggi sesuai kebutuhan.  Jadi mesin tidak selalu bekerja pada putaran efisien tertinggi.

Untuk sepeda motor dengan CVT, keunggulan utamanya adalah CVT dapat menyesuaikan rasionya secara linier dan otomatis, sehingga pengemudi tidak perlu sering memainkan handel gas. Pengemudi dapat men-setting putaran mesin pada RPM paling efisiennya, selanjutnya perubahan kecepatan sepeda motor akan secara otomatis diatur oleh CVT. Jadi walaupun secara teknis CVT itu tidak efisien, tapi memiliki keunggulan, yaitu dapat men-setting mesin untuk selalu bekerja pada putaran terefisiennya. Salah satu contohnya adalah seperti ini: sebuah sepeda memakai mesin yang bekerja paling efisien pada 5000 RPM, maka pengemudi hanya mengatur handel gas untuk selalu bekerja pada daerah 5000 RPM ini, kecepatan sepeda motor akan diatur otomatis oleh CVT.

Kesimpulannya adalah produsen sepeda motor harus memberikan informasi dan edukasi yang tepat dan benar kepada konsumennya, serta pada sepeda motor matic produksinya harus dipasang alat pengukur RPM mesin sebagai kelengkapan standar.  Informasi tentang RPM mesin paling efisien juga harus disampaikan kepada konsumennya. Edukasi cara memakai sepeda motor matic yang tepat dan benar juga harus disampaikan. Pada akhirnya jika cara pemakaian yang benar ini dilaksanakan serentak oleh pemakai sepeda motor matic yang jumlahnya jutaan, maka akan diperoleh penghematan BBM di Indonesia yang cukup besar pengaruhnya dalam penghematan BBM subsidi.

Jika sepeda motor matic belum dilengkapi pengukur RPM, maka pemakai juga bisa berinisiatif memasang pengukur RPM elektronis yang banyak beredar dipasaran dan mencari informasi ke produsen tentang kinerja mesin sepeda motornya pada RPM berapa paling efisien.

[caption id="attachment_324065" align="alignnone" width="300" caption="Contoh diagram tenaga - torsi versus RPM mesin 4 tak"][/caption]

[caption id="attachment_324066" align="alignnone" width="300" caption="Contoh alat ukur RPM elektronis"]

1410737794720353833
1410737794720353833
[/caption]


14107374941199759257
14107374941199759257

Contoh CVT sabuk pada sepeda motor matic

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun