Mohon tunggu...
Ugie Agha
Ugie Agha Mohon Tunggu... Guru - guru

hobi otomotif

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Model Discovery Learning Menggunakan Aplikasi Google Meet

18 Januari 2024   12:38 Diperbarui: 18 Januari 2024   15:20 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Latar Belakang Masalah

Proses pembelajaran adalah segala upaya bersama antara guru dan Peserta didik untuk berbagi dan mengolah informasi, dengan harapan pengetahuan yang diberikan bermanfaat dalam diri Peserta didik dan menjadi landasan belajar yang berkelanjutan, serta diharapkan adanya perubahan-perubahan yang lebih baik untuk mencapai suatu peningkatan yang positif yang ditandai dengan perubahan tingkah laku individu demi terciptanya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien. Sebuah proses pembelajaran yang baik akan membentuk kemampuan intelektual, berfikir kritis dan munculnya kreatifitas serta perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu.

Belajar merupakan kegiatan utama dari keseluruhan proses pendidikan di sekolah yang bertujuan untuk menghasilkan perubahan tingkah laku. Perubahan itu meliputi kognitif, afektif dan psikomotor. Kegiatan pembelajaran memerlukan keaktifan belajar, partisipasi dan komunikasi interaktif antara guru dan Peserta didik. Aktivitas belajar dirancang sedemikian rupa sehingga menghasilkan pembelajaran yang di tentukan. Keberhasilan dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari pemahaman konsep, penguasaan materi dan prestasi belajar. Peserta didik dengan tingkat pemahaman konsep dan penguasaan materi yang tinggi maka semakin tinggi prestasi. Selain itu faktor penentu keberhasilan pembelajaran adalah ketepatan penerapan model dan media pembelajaran. Seorang guru diharuskan memahami metode pembelajaran terutama yang berkaitan dengan model-model pembelajaran. Model pembelajaran merancang pembelajaran dan merencanakan aktifitas belajar mengajar (Arsyad, 2014), sedangkan manfaat media pembelajaran adalah memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperjelas dan meningkatkan proses dan hasil belajar. Media pembelajaran juga dapat mengarahkan perhatian Peserta didik sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar yang berdampak pada keaktifan dan hasil belajar.

Tantangan bagi pendidik pada masa pandemi ini adalah bagaimana mengupayakan dengan media daring agar proses pembelajaran dengan media daring dapat optimal dan tidak mengurangi esensi yang akan disampaikan oleh pendidik kepada peserta didik seperti pembelajaran tatap muka. Pembelajaran dengan media daring yang dilaksanakan secara optimal dengan harapan output yang dihasilkan juga akan maksimal, tidak menimbulkan kejenuhan, kebosanan baik dari pendidik maupun peserta didik, sehingga dalam kondisi belajar dari rumah tetap akan mencetak generasi yang unggul. Banyak media daring yang bisa digunakan saat ini baik melalui aplikasi Whatsapp, Whatsapp group, google form, dan youtube. Saat ini juga sedang ramai penggunaan platform daring sinkronus seperti zoom meeting atau google meet. Pertanyaannya apakah guru terampil dalam menggunakan media daring? Pertanyaan selanjutnya apakah aplikasi dalam media daring yang digunakan dapat memberikan hasil yang optimal untuk pembelajaran? Dalam situasi dan kondisi saat ini kompetensi keahlian seorang guru dalam memanfaatkan teknologi yang ada sedang diuji yang selama ini diketahui sebagian sudah mendapatkan sertifikasi sebagai bentuk profesionalisme guru. Dari latar belakang yang diuraikan diatas, penulisan artikel ini bertujuan untuk mengetahui pentingnya pemilihan media daring yang tepat dalam proses pembelajaran agar pembelajaran berjalan dengan optimal pada masa pandemi Covid-19.

Pada era revolusi industry 4.0 merupakan tantangan dalam seluruh bidang ilmu secara khusus bidang pendidikan. Pendidikan memegang peranan penting suatu bangsa. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia melalui pengajaran (Rohmah, 2017). Sesuai Undang-Undang sistem pendidikan nasional pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasioanal adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermanfaat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional juga bertujuan untuk mengembangkan potensi Peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertangung jawab. Tujuan inilah yang mendasari peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan dengan melakukan pembaharuan dalam proses pembelajaran,salah satunya adalah penerapan media pembelajaran.Untuk menjawab tantangan era revolusi industry 4.0, guru harus mampu berinovasi dalam penerapan media pembelajaran untuk meningkatkan motivasi dan keaktifan Peserta didik yang berdampak pada hasil belajar.

Pembelajaran Sejarah Indonesialebih menekankan pada keterlibatan Peserta didik secara aktif, sehingga mereka dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung Peserta didik akan 

memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Pembelajaran Sejarah Indonesiayang idealnya menurut Majid (2014:89) yaitu: “(1) Berpusat pada Peserta didik(student centered), (2) Memberikan pengalaman langsung (direc experiences), (3) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, (4) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, (5) Bersifat fleksibel, pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel), (6) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan”.

Berdasarkan observasi yang penulis lakukan pada Tema 4 (Hidup Bersih dan Sehat), Subtema 4 (Hidup Bersih dan Sehat di Tempat Umum), Pembelajaran 5 di kelas X Sekolah Dasar SMK kARYA Teknologi Jatilawang  tanggal 2 November 2020, terdapat beberapa masalah saat proses pembelajaran. Permasalahan yang diperoleh berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan yaitu: Pembelajaran daring belum maksimal karena hanya menggunakan aplikasi whatssapp grup, Peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran dan guru tidak bisa memantau secara langsung aktivitas peserta didik, Peserta didik belum mengumpulkan tugas tepat waktu dan belum sesuai harapan guru, Kurangnya partisipasi orang tua dalam mendampingi peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran daring karena berbagai faktor, dan Interaksi guru dan peserta didik sangat terbatas.

Sehubungan dengan masalah yang dikemukakan di atas, diperlukan usaha-usaha yang dapat meningkatkan proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran lebih baik, tindakan yang dapat dilakukan oleh guru adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran, sehingga dapat membantu Peserta didik memahami konsep-konsep yang langsung, mengaitkan materi konteks pelajaran dengan pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu model yang dapat digunakan untuk meningkatkan proses pembelajaran di SMK adalah model discovery learning yang memberikan pemahaman kepada Peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi, dengan mengunakan model ini Peserta didik mampu menerima informasi yang didapatnya sendiri dari pembelajaran tersebut. Model discovery learning terdiri dari 6 langkah yaitu: Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan), Problem Statement (Pertanyaan

/Identifikasi Masalah), Data Collection (Pengumpulan Data), Data Processing (Pengolahan Data), Verification (Pembuktian), Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi), Keenam langkah ini diharapkan akan membantu Peserta didik semakin aktif dan kreatif saat  proses pembelajaran. Syah (dalam Kemendikbud 2014:32).

Model discovery learning adalah belajar mencari dan menemukan sendiri. Dalam pembelajaran ini Peserta didik diberi peluang untuk mencari, memecahkan, hingga menemukan cara-cara penyelesaian dan jawaban-jawaban sendiri. Dalam  mengaplikasikan  model  Discovery  Learning guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada Peserta didik  

  • Tujuan Penelitian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun