Mohon tunggu...
Abdul Rahim
Abdul Rahim Mohon Tunggu...

seorang bacah yang tinggal dikampung

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengenal Lebih Dekat Desa Barugae, Desa Terpencil di Kabupaten Bone

14 November 2014   22:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:48 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Desa Barugae merupakan salah satu desa yang berada di ujung barat Kabupaten Bone dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Soppeng. Daerah ini berbatasan langsung dengan Desa Seberang (kec Lamuru) di sebelah selatan, Dusun Sura di sebelah timur (kec Ulaweng), dusun Pajalesang di sebelah Utara (kab Soppeng) dan dusun Walimpong di sebelah barat (kab Soppeng). Untuk masuk ke Desa Barugae ada Dua akses kendaraan yaitu Lewat Dusun Sura dan Jangkali/Seberang, namun jalanannya sudah terlanjur rusak parah dan diabaikan oleh pemerintah.

Desa Barugae terdiri dari Tiga Dusun yakni, Dusun Lamedde, Palungeng Patue dan Lawara dari Sembilan RT. Disini pulalah tempat objek wisata alam Air Terjun Ladenring yang masuk dalam data Dinas Pariwisata Kabupaten Bone.

1. Sosial Budaya

Dalam aspek sosial budaya, Masyarakat Desa Barugae masih menganut sistim gotong royong atau kerjasama dalam berbagai hal pekerjaan dan urusan lainnya. Nilai kesopan santunan juga masih menjadi hal yang diutamakan dalam berinteraksi antara sesama manusia tanpa memandang bulu. Begitu pula dengan sikap keberanian yang diwariskan oleh para pendahulu di desa ini belum terkikis sedikit pun. Dari segi kebudayaan sendiri, Mappadendang (memukul-mukul seperti menumbuk padi secara tradisional) adalah sebuah kearifan lokal yang biasanya rutin dilakukan setiap tahun sebagai tanda rasa syukur kepada sang pencipta atas hasil panen yang dicapai, namun sayangnya, seiring berkembangnya zaman, tradisi ini perlahan diabaikan karena kalah bersaing dengan beberapa orkes dangdut yang banyak digemari masyarakat modern. Selain itu, tradisi Maddengngeng atau berburu Babi hutan masih sangat populer di kalangan masyarakat setempat. Selain melatih ketangkasan, Tradisi ini dilakukan untuk mengusir babi hutan supaya tidak mengacau tanaman petani. Acaranya rutin dilakukan serentak setiap tahun diakhir musim kemarau, ada juga warga yang melakukannya secara kelompok kecil atau perorangan. Mayoritas masyarakat disini lebih menyukai tradisi ini dengan berbagai alasan seperti kebersamaam, melatih ketangkasan, penasaran melihatnya, hobbi, bahkan ada yang menganggapnya sebagai rutinitas, faktor tersebutlah mengapa banyak Anjing di Desa ini.

2. Pendidikan dan Agama

Jika berbicara masalah Pendidikan dan Agama serta melihat sarana dan prasarananya, mungin Desa Barugae sudah bisa dikatakan meningkat karena total ada Lima sekolah di desa ini yang terdiri dariTK Baruga Deceng, SD 168 Barugae, SD Inpres 7/83 Barugae, MTs Guppi Barugae dan MA Barugae serta punya Dua rumah ibadah yaitu Mesjid Al-Muttaqin dan Nurul Ittihad ditambah Dua kelompok Majelis Taklim dan beberapa guru mengaji yang bekerja perorangan.

3. Mata Pencaharian.

Areal Desa Barugae terbagi atas Tiga komponen yakni perumahan padat penduduk, persawahan dan perkebunan. Jadi, orang awam Desa ini adalah Petani, selain menanam padi, kebanyakan dari mereka berkebun Cokelat, meski begitu banyak juga tanaman jangka pendek yang sering digeluti seperti, Tanaman Jagung, Pisang, Ubi jalar, Singkong, nilam, cengkeh, pohon jati dan lainnya. Berbagai pekerjaan minoritas lainnya yang di geluti oleh masyarakat adalah, ibu rumah tangga, peternak, tukang, buruh, pegawai, sopir, pedagang, pebisnis dan selebihnya pengangguran. Apabila tidak mampu atau tidak minat dengan pekerjaan tersebut, maka solusinya adalah merantau, hal inilah yang mengakibatkan jumlah penduduk di Desa ini menurun setiap tahunnya.

4. Olahraga

Dari era orde lama hingga era reformasi sekarang ini, masyarakat sangat menggemari olahraga khususnya Sepak bola. Karena olahraga ini adalah sebuah tradisi turun temurun, bukan hanya pemain namun, penonton juga sangat berperan aktif dalam olahraga ini. Tak berlebihan kalau menyebut Sepak Bola adalah ajang pemersatu masyarakat setempat. Di tingkat kecamatan, bahkan se Bone Barat, kesebelasan Barugae FC cukup disegani dan diperhitungkan di atas lapangan hijau. Selain sepak bola, masyarakat juga menggemari beberapa olahraga lain seperti Bola Voli, Sepak Takraw, Tenis Meja, Bulu Tangkis dan lainnya.

5. Politik

Dalam pemerintahan, meski ditinggkat paling bawah sekali pun, politik merupakan hal yang tak bisa dipisahkan. Di Desa Barugae, pelaku politik menganut sistem politik pelangi atau warna warni karena tidak pernah konsisten dan bersatu dalam satu lingkaran. Banyak kasus politik yang merambah hingga personalitas seseorang. Inilah akibat mengapa tersendat-sendatnya bantuan dan pembangunan Desa yang bersumber dari pemerintah pusat.

Terlepas dari pro dan kontra, masyarakat hidup aman, tenteram dan sejahtera meskipun masih ada sedikit hal-hal yang bisa memicu perselisihan.

BERSATU DEMI PERKEMBANGAN DESA BARUGAE, ITULAH MOTTO KAMI SEBAGAI PENDUDUKNYA.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun