Mohon tunggu...
Ugi Omiya
Ugi Omiya Mohon Tunggu... -

No one perfect

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Malapetaka Komjen BG Tersangka, Akankah Berujung Bisa Membuat Indonesia Punya…

26 Januari 2015   00:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:23 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Melihat perkembangan pemerintahan 3 minggu terakhir ini, amat cukup mencengangkan, membuatku melongo dan dan bertanya tanya...ada apa sebenarnya ini ? Kok banyak sekali kegaduhan timbul setelah pencalonan komjen BG sebagai Kapolri.

Kalau kita coba kilas balik,sebelum pilpres 2014, memang penetapan Jokowi sebagai balon capres PDIP memang cukup alot, yang tentunya banyak menimbulkan pro kontra diinternal PDIP sendiri, yang tak terkecuali beredarnya rumor keinginan Puan mendampingi Jokowi sebagai balon wapres. Namun dikarenakan hasil surveinya rendah dan dimungkinkan kalah, maka akhirnya Pak JKlah yg dipilih untuk mendampingi Pak Jokowi.

Seperti sudah kita ketahui bersama, Pak JK pernah menjadi wapres Pak SBY, meski hanya satu periode, dan akhirnya maju balon capres di th 2009, namun kalah. Saat bersama Pak SBY, semua org tahu istilah matahari kembar, dimana Pak JK nampak lebih dominan dibanding presiden SBY. Kalau dilihat dari sejarah ini, menurutku ada keinginan kuat dari Pak JK untuk menjadi presiden, terbukti di th 2009 beliau maju dilaga pilpres.

Singkat cerita, Pak JKW - JK menang pilpres. Setelah menjadi Presiden, tidak mungkin Pak JKW bisa menghindari konflik kepentingan antar partai politik pendukungnya . Termasuk dalam penyusunan kabinet, wantimpres dan juga kebijakan kebijakan yang akan diambilnya. Pada awal-awal, kabinet kerjanya cukup menjanjikan menurutku, dengan adanya Pak Jonan, Bu Susi, Pak Anies dll. Tentunya kita tidak bisa mengharapkan kabinet yang seratus persen sempurna. Pasti akan selalu ada kelemahan dan kekurangan disana sini.

Gebrakan yg diambil Ibu Susi cukup menggembirakan dengan penindakan pada ilegal fishing, begitupun ketegasan Jaksa Agung dalam hukuman mati para terpidan narkoba bisa diacungi jempol.

Namun, sekali lagi manusia tidak ada yg sempurna. Saat pemilihan cakapolri, inilah babak permainan politik itu dimulai karena kapolri memiliki peranan strategis dalam bernegara dan pemilihannya harus melalui persetujuan DPR. Opini publik yang ada , tidak bisa dipungkiri bahwa penunjukan komjen BG sepertinya sarat dengan intervensi Ibu Mega dimana dulu komjen BG pernah menjadi ajudan beliau. Tentunya Jokowipun tak akan mampu menolaknya secara tegas. Apalagi dia memang salah satu yang direkomendasikan kompolnas. Namun ternyata pencalonan BG menuai masalah tatkala KPK menetapkannya sebagai tersangka menjelang fit n proper test di DPR. Dan tak disangka di DPR komjen BG disetujui sebagai kapolri meski dengan status tersangka. Kini masalah itu menjadi bola liar yang menghantam sana sini. Dalam kasus ini KPK mendapatkan dukungan publik yang besar, termasuk para relawan Pak Presiden. Sepertinya Polri yang merasa dipojokkan, akhirnya ikut ikutan meladeni KPK dengan menetapkan wakil KPK BW sebagai tersangka, bahkan yg terakhir wakil KPK Pandu jg dilaporkan ke mabes polri. Kesan politis amat kental pada penetapan komjen BG dan para wakil ketua kpk. Kegaduhan yang ditimbulkan betul betul luar biasa. Tentunya konflik KPK dan Polri ini membuat presiden terjepit dan serba salah, tidak bela KPK dianggap tidak pro rakyat seolah olah bela koruptor, meskipun kita sebagai warga negara hukum harusnya sadar hukum bahwa semua warga negara adlah sama kedudukannya dimata hukum. Tak terkecuali para pimpinan KPK maupun Polri. Menurutku presiden sudah bijak, agar persoalan itu diselesaikan secara hukum dan pelaksanaannya secara objective. Namun lagi lagi presiden dianggap lemah, dan pernyataannya normatif saja.
Sekarang banyak permintaan agar presiden lepas dari PDIP dan partai partai pendukungnya.

Saya tidak tahu apakah ini jebakan bagi presiden, yg dikendalikan oleh partai pendukungnya sendiri, atau ada grand design dari lawan politiknya.

Jika ini terjadi, presiden hanya sendirian, relawan sudah meninggalkannya, partai pendukungnya pun begitu pula. Presiden akan dengan mudah dijatuhkan. Dan siapa yang diuntungkan ?otomatis Pak JK yang akan menggantikannya, dan mungkin akan menunjuk Puan sebagai wakilnya. Kalau ini benar terjadi, Pak JK akhirnya mendapatkan posisi RI1, Ibu Mega mengantar putrinya duduk di RI2. Apakah artinya Pak JKW hanya sebagai alat perantara sementara saja ? ( Who knows ? )

Mari kita renungkan sejenak ,,,
* Apakah penuh ikhlas dan tulus waktu itu Ibu Mega menyerahkan kursi RI 1 pada Jokowi ? Karena secara tegas Ibu Mega mengatakan Jokowi hanya sebagai petugas partai. Karena secara logika beliau pasti menginginkan putri kesayangannyalah yang maju setidaknya walau hanya sebagai wapres.

* Apakah Pak JK tdk ada ambisi lagi untuk menjadi presiden ? Bagaimanapun beliau seorg politisi senior, dan kok mau-maunya menjadi wapres Jokowi yang bisa dibilang gak punya pengalaman apa apa dikancah nasional ?
*Kekompakan KMP dan KIH menjadi pertanyaan besar juga, jangan jangan mereka sudah ada deal deal tertentu ?
*Dalam sejarah baru kali ini Golkar oposisi, apakah rela setelah puluhan tahun menikmati enaknya kekuasaan langsung suruh berpuasa? Dan kalau Pak JK presidennya, Golkarlah tetap pemenangnya.

Ini hanya sebuah opini saja, bisa ya dan bisa tidak. Yang jelas dalam politik, selalu ada intrik dan permainan permainan, barang siapa bisa memainkan seninya dengan cerdik dan cantik sesuai irama, dialah pemenangnya....
*** itulah POLITIK..tak ada kawan maupun lawan abadi. Yang ada hanyalah kesamaan kepentingan...#
# disuatu sore, sambil ngeteh di teras kupandang langit mulai mendung, semendung INDONESIAKU hari ini...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun