Mohon tunggu...
UG DANI
UG DANI Mohon Tunggu... Penulis

Mencintai dunia sastra dengan menghadirkan karya-karya bertema cinta dan perjalanan hidup. Menulis beberapa buku sebagai bentuk apresiasi terhadap pengalaman dan perasaan, sekaligus berkontribusi dalam mendukung literasi dan membangun semangat membaca. Beberapa karyanya antara lain antologi puisi Sebelum Hujan Turun Lagi, kumpulan cerpen Sebuah Esai Kehidupan, dan novel Jejak di Persimpangan Waktu. Selain itu, pernah turut serta menulis dalam Rollercoaster, kumpulan cerpen yang diterbitkan oleh Firaz Media.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dalam Kebisuanku

30 Maret 2025   15:49 Diperbarui: 30 Maret 2025   16:30 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Dokpri/Harian Radar Utara 

Gerimis telah reda, meninggalkan sisa-sisa dingin yang menyusup ke dalam jaket lusuh yang lelaki itu kenakan. Dia berdiri di trotoar, menatap lurus ke jalanan yang sepi. Hanya ada beberapa kendaraan yang melintas, lampu-lampunya menembus kabut tipis di udara.

Dia menarik napas dalam, lalu menghembuskannya perlahan. Di tangannya, sebatang rokok hampir habis, bara merah di ujungnya perlahan meredup. Dengan gerakan pelan, dia duduk di trotoar, membiarkan punggungnya sedikit bersandar pada tiang lampu jalan.

Tasikmalaya.

Entah sudah berapa hari dia di kota ini. Takdir membawanya ke sini, atau mungkin obsesi yang tak pernah ia pahami. Yang jelas, sejak kepergiannya dari kota asalnya, pikirannya hanya terfokus pada satu hal---dia ingin tahu.

Ingin melihat langsung tempat wanita itu berasal.

Wanita yang selama ini ia cintai, wanita yang kini sudah menjadi milik orang lain.

Tapi apakah ini cukup? Apakah dengan datang ke kota ini, semua pertanyaannya akan terjawab? Ataukah justru semakin dalam ia terperangkap dalam perasaan yang tak pernah mendapat restu dari takdir?

Dia tertawa kecil, getir.

Cintanya bagaikan Rahwana, yang mencintai dengan sepenuh jiwa, tapi tak pernah mendapatkan balasan.

Dulu...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun