Mohon tunggu...
Ufi Al Maghfiroh
Ufi Al Maghfiroh Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswi UIN KHAS JEMBER

Luangkan waktu untuk membaca, bukan membaca karena waktu luang

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Pendidikan Perenialisme

14 Mei 2020   10:10 Diperbarui: 14 Juni 2021   17:31 3481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengetahui tentang Filsafat Pendidikan Perenialisme (unsplash/inaki del olmo)

A. Pengertian filsafat pendidikan perenialisme

Perenialisme berasal dari kata perenial yang berarti abadi atau kekal yang terus dan tanpa akhir. Esensi aliran ini berupaya menerapkan nilai-nilai dan norma-norma yang bersifat kekal dan abadi dalam sejarah manusia, maka perenialisme dianggap aliran yang ingin kembali kepada kebudayaan dimasa lampau. 

Maksud dari kembali kepada masa lampau disini adalah untuk membina kembali keyakinan akan nilai-nilai asasi masa lalu untuk menghadapi problematika kehidupan manusia sekarang dan yang akan datang.

Baca juga : Aliran Perenialisme Filsafat Pendidikan

Filsafat perenialisme merupakan aliran dalam pendidikan yang lahir pada abad ke-20. Aliran perenialisme dalam memandang pendidikan sebagai jalan kembali atau mengembalikan keadaan manusia sekarang seperti masa lampau yang dianggap ideal. 

Menurut aliran perenialisme, tujuan pendidikan adalah untuk memastikan bahwa para siswa memperoleh pengetahuan tentang prinsip-prinsip atau gagasan besar yang tidak berubah.

Baca juga : Filsafat Perenialisme yang Bersangkutan dengan Rindu Tuhan

B.Tokoh-tokoh filsafat pendidikan perenialisme

1. Robert Maynard Hutchins (1899-1977)

Beliau adalah seorang filsuf pendidikan dari Amerika serikat. Beliau mengembangkan kurikulum berdasarkan penelitian buku besar bersejarah dan pembahasa buku klasik. Menurutnya pendidikan yang ideal adalah pendidikan yang mengembangkan daya intelektual. 

2. Ortimer Adler (1902-2001)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun