Radikalisme menjadi perbincangan yang menarik di berbagai bidang, terutama di dunia akademis. Radikalisme akhir-akhir ini menjadi booming akibat gerakan radikalisme besar di Indonesia yang ditandai dengan munculnya kelompok-kelompok agama yang mengatasnamakan Islam. Seiring dengan maraknya ormas-ormas keagamaan, menjadi istilah yang sangat panas dan hangat diperdebatkan hingga menjadi isu global. Paham radikalisme di Indonesia sudah berkembang pesat sampai ke kalangan masyarakat awam terutama pada kaum remaja.
Persepsi kaum remaja bahwa ajaran Islam sebagai dasar dan pedoman hidup mereka dibentuk oleh meningkatnya minat di kalangan kaum remaja dalam kegiatan yang dilakukan dalam bentuk organisasi di masjid. Para remaja masjid menjadikan masjid sebagai tempat pertemuan untuk menyelenggarakan program-program keislaman.
Dengan adanya remaja masjid yang turut berjuang menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk memajukan dan meningkatkan kualitas bimbingan keagamaan agar terhindar dari paham radikalisme melalui kegiatan keislaman. Lalu bagaimana caranya supaya organisasi remaja masjid mampu mengatasi masuknya paham radikalisme yang menjadi bibit utama para teroris?
Yang pertama adalah memperbanyak referensi bacaan tentang radikalisme guna membentuk pola pikir dan wawasan yang luas untuk melihat suatu persoalan, yang kedua adalah menetapkan tujuan hidup agar tidak mudah terpengaruh paham dan ajaran radikalisme yang berbahaya. Agar hal tersebut terealisasikan bukan hanya teori saja, melainkan praktik dan penerapannya juga, remaja haruslah lebih mendalami terkait radikalisme yang merajalela di kalangan remaja masjid.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H