Ivan Pavlov yang merupakan seorang ahli fisiologi menemukan sebuah teori yang dimana sebuah proses pembelajaran itu dapat menciptakan sebuah respons yang terkondisi, apabila terdapat stimulus yang terkondisi dan stimulus netral. Stimulus tersebut dapat tercipta dari sebuah lingkungan sekitar yang terdapat sebuah proses komunikasi secara sederhana, dengan melibatkan dua komponen : media massa (stimulus) dan penerima pesan(respon).Â
Stimulus sendiri merupakan sebuah dorongan atau alat pancingan yang nantinya akan menimbulkan suatu respon atau feedback dari penerima stimulus tersebut. Contoh sederhana: guru memberikan pembelajaran kepada siswa yang dianggap sebagai stimulus. Sedangkan respons berupa reaksi atau tanggapan siswa terhadap pembelajaran atau stimulus yang diberikan oleh guru tersebut.Â
Stimulus sendiri terdapat dua jenis dalam teori pavlov, yaitu: Unconditioned Stimulus (UCS) yang merupakan stimulus alami tanpa perlu pembelajaran memicu respons dan Conditioned Stimulus (CS) merupakan stimulus yang awalnya netral, tetapi setelah dikondisikan dengan USC, akan memicu respons yang sama. Respons sendiri terbagi menjadi dua jenis yaitu: Uncoditioned Response (UCR) merupakan respons alami terhadap UCS dan Conditioned Response(CR) merupakan respons yang muncul setelah asosiasi dengan kondisi stimulus.
Eksperimen yang dilakukan pada anjing Ivan Pavlov menunjukan adanya konsep pengkondisian klasik. Â Pavlov yang memasangkan bunyi bel (stimulus netral) dengan pemberian makanan (stimulus tak terkondisi). Setelah beberapa kali dilakukan, anjing mulai mengeluarkan liur (respons) saat mendengar bunyi bel, bahkan saat tidak ada makanan yang disajikan. Dimana dari eksperimen tersebut terdapat pengkondisian yang terjadi melalui proses pembiasaan, yaitu dengan memberikan stimulus secara berulang ulang.Â
Dalam pembelajaran anak, teori ini bisa diterapkan dengan cara serupa. Misalnya, untuk mengajarkan anak merapikan mainan, orang tua bisa menggunakan stimulus seperti musik. Awalnya, anak tidak merespons musik, tetapi jika musik selalu diputar setiap kali anak diajak merapikan mainan, anak akan mulai mengasosiasikan musik dengan kegiatan tersebut. Lama kelamaan, hanya dengan mendengar musik, anak akan terpicu untuk merapikan mainan tanpa disuruh.
Dengan teknik ini, perilaku anak bisa dibentuk secara sistematis melalui asosiasi stimulus yang tepat, sehingga anak belajar merespons secara otomatis terhadap berbagai stimulus yang diberikan
Melalui teori ivan pavlov ini dapat disimpulkan, dalam pembelajaran anak dapat terbentuk suatu perilaku baru yang dilakukan melalui asosiasi stimulus yang terkondisi dan adanya respons dari stimulus tersebut. Adanya stimulus dan respon tersebut menunjukan bahwa pembelajaran dapat diatur secara bertahap dan sistematis dengan mengaitkan pengalaman tertentu dengan respons yang baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H