EPIGRAM HUJAN
-sebuah puisi-
Jarum hujan yang menusuki bumi
Mencipta jejak yang ragam dalam warna, kenangan dan legenda
Hujan yang memesrai rumah ibadah
Basahnya mengisyaratkan ketenangan yang menentramkan
Hujan yang merangkulgedung pendidikan
Rinainya mengharmoni cemerlangnya masa depan
Hujan yang memeluk pelangi
Rintiknya jadi jembatan bagi bidadari turun mandi ke bumi
Namun
Hujan yang memukuli losmen, hotel dan villa di kawasan geriap
Linangnya kebanyakan membuncahkan perselingkuhan
Berbalut perzinahan yang memekat....
Bawang, musim hujan, Kamis, 12 Pebruari 2015 jam 11.45.
MFHudrinG
EPIGRAM HUJAN 2
Hujan yang menguyubi rambut anak-anak yang pulang sekolah
Menjelma prestasi dan dedikasi yang senantiasa membuncah
Hujan yang melinangi orang-orang yang berangkat bekerja
Mencipta pintu rejeki yang mengalir dan meraja
Hujan yang membasahi petani dalam mengolah sawah
Mewujudkan sehat afiatnya jiwa raga yang indah
Namun hujan yang mengguyuri kawasan lokalisasi
Hanya meranumkan dosa dan kesengsaraan tiada terperi
Hujan adalah puisi yang menyelinap dalam derasnya
Di ujung derainya selalu tercipta makna
Kita diminta mencari dan menemukannya
Bawang, Kamis 12 Pebruari 2014 pukul 20.0b (malam jumat).
ELEGI HUJAN
Hujan yang merinai di langit pagi
Laksana rambutmu yang dulu terurai
Sehabis keramas
Usai percintaan yang tuntas
Kini kita hanya mampu menikmati
Segelas hujan yang menjelma kenikmatan
Dalam kenangan yang dalam
Bawang, Jumat, 13 Pebruari 2015
DRIZZLE
-gerimis-
Dalam rintikmu
Tersimpan doa yang panjang
Dan harapan yang dalam
Dalam rinaimu
Jiwa ini basah mengharap berkah
Darimu ya Allah
Bawang, Sabtu 14 Pebruari 2015
EPITAPH DAUN
Ada sehelai daun
Luruh jatuh menerpa bumi
Diam terpuruk di pangkuan sunyi
Lalu ada hembusan angin
Menggandeng perlahan daun itu
Membawanya ke tengah telaga
Daun itu tenggelam
Sirna
Kusaksikan daun itu laksana cintamu
Bawang, 11 Mei 1997
Ditulis kembali Sabtu, 14 Pebruari 2015
PUISI LANI
Terhampar puisi
Kubaca dihati
Ternyata wajah anggun
Terbalut kerudung
Terbaca dihati
Bikin keki
Bawang, 25 Mei 2002
Ditulis kembali Sabtu, 14 Pebruari 2015
KEKASIH HATI
Di bening mripatmu
Ada setelaga kasih
Yang tak pernah kering
Di ranum senyummu
Selalu meneteskan tentram
Yang tak mampu dilupakan
Di deraitawamu
Membuncahkan riang
Yang senantiasa terkenang
Di gemulai langkah kakimu
Tersimpan ketenangan yang dalam
Tiada kan hilang
Di gerimis tutur katamu
Memikat erat membuat hatitertambat
Lekat tak berkarat
Di sekujur dirimu ada tulus
Yang tak pernah pupus
Di sepanjang bersamamu
Selalu saja mempu menyejukkan kalbu
Kekasih,
Diri terkapar bahagia
Jika kita selalu bersama
Selama yang kita damba....
Bawang, Ahad 15 Pebruari 2015. Jam 19.14.
AL QURAN
Dalam bingkai malam
Kelam tanpa rembulan
Tiada bintang
Gelap hitam
Namun hati benderang
Saat kudengar merdu alunan ayat suci Al Quran
Bawang, Senin 16 Pebruari 2015. Jam 19.23 wib.
HUJAN
Hujan masih belum reda
Malah semakin deras
Laksana rinduku padamu
Semakin membasahi jiwa
Bawang,Selasa, 14 Pebruari 2015
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI