Mohon tunggu...
M.Fahrudin Hidayat UdrinG
M.Fahrudin Hidayat UdrinG Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Buku dan rumah di lereng gunung Perahu di tengah kebun kopi tanpa televisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Tentang Hujan

17 Februari 2015   19:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:01 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

EPIGRAM HUJAN

-sebuah puisi-

Jarum hujan yang menusuki bumi

Mencipta jejak yang ragam dalam warna, kenangan dan legenda

Hujan yang memesrai rumah ibadah

Basahnya mengisyaratkan ketenangan yang menentramkan

Hujan yang merangkulgedung pendidikan

Rinainya mengharmoni cemerlangnya masa depan

Hujan yang memeluk pelangi

Rintiknya jadi jembatan bagi bidadari turun mandi ke bumi

Namun

Hujan yang memukuli losmen, hotel dan villa di kawasan geriap

Linangnya kebanyakan membuncahkan perselingkuhan

Berbalut perzinahan yang memekat....

Bawang, musim hujan, Kamis, 12 Pebruari 2015 jam 11.45.

MFHudrinG

EPIGRAM HUJAN 2

Hujan yang menguyubi rambut anak-anak yang pulang sekolah

Menjelma prestasi dan dedikasi yang senantiasa membuncah

Hujan yang melinangi orang-orang yang berangkat bekerja

Mencipta pintu rejeki yang mengalir dan meraja

Hujan yang membasahi petani dalam mengolah sawah

Mewujudkan sehat afiatnya jiwa raga yang indah

Namun hujan yang mengguyuri kawasan lokalisasi

Hanya meranumkan dosa dan kesengsaraan tiada terperi

Hujan adalah puisi yang menyelinap dalam derasnya

Di ujung derainya selalu tercipta makna

Kita diminta mencari dan menemukannya

Bawang, Kamis 12 Pebruari 2014 pukul 20.0b (malam jumat).

ELEGI HUJAN

Hujan yang merinai di langit pagi

Laksana rambutmu yang dulu terurai

Sehabis keramas

Usai percintaan yang tuntas

Kini kita hanya mampu menikmati

Segelas hujan yang menjelma kenikmatan

Dalam kenangan yang dalam

Bawang, Jumat, 13 Pebruari 2015

DRIZZLE

-gerimis-

Dalam rintikmu

Tersimpan doa yang panjang

Dan harapan yang dalam

Dalam rinaimu

Jiwa ini basah mengharap berkah

Darimu ya Allah

Bawang, Sabtu 14 Pebruari 2015

EPITAPH DAUN

Ada sehelai daun

Luruh jatuh menerpa bumi

Diam terpuruk di pangkuan sunyi

Lalu ada hembusan angin

Menggandeng perlahan daun itu

Membawanya ke tengah telaga

Daun itu tenggelam

Sirna

Kusaksikan daun itu laksana cintamu

Bawang, 11 Mei 1997

Ditulis kembali Sabtu, 14 Pebruari 2015

PUISI LANI

Terhampar puisi

Kubaca dihati

Ternyata wajah anggun

Terbalut kerudung

Terbaca dihati

Bikin keki

Bawang, 25 Mei 2002

Ditulis kembali Sabtu, 14 Pebruari 2015

KEKASIH HATI

Di bening mripatmu

Ada setelaga kasih

Yang tak pernah kering

Di ranum senyummu

Selalu meneteskan tentram

Yang tak mampu dilupakan

Di deraitawamu

Membuncahkan riang

Yang senantiasa terkenang

Di gemulai langkah kakimu

Tersimpan ketenangan yang dalam

Tiada kan hilang

Di gerimis tutur katamu

Memikat erat membuat hatitertambat

Lekat tak berkarat

Di sekujur dirimu ada tulus

Yang tak pernah pupus

Di sepanjang bersamamu

Selalu saja mempu menyejukkan kalbu

Kekasih,

Diri terkapar bahagia

Jika kita selalu bersama

Selama yang kita damba....

Bawang, Ahad 15 Pebruari 2015. Jam 19.14.

AL QURAN

Dalam bingkai malam

Kelam tanpa rembulan

Tiada bintang

Gelap hitam

Namun hati benderang

Saat kudengar merdu alunan ayat suci Al Quran

Bawang, Senin 16 Pebruari 2015. Jam 19.23 wib.

HUJAN

Hujan masih belum reda

Malah semakin deras

Laksana rinduku padamu

Semakin membasahi jiwa

Bawang,Selasa, 14 Pebruari 2015

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun