Mohon tunggu...
Indra Afriza
Indra Afriza Mohon Tunggu... wiraswasta -

penyair dari harapan yang lama hilang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Belum Bisa Berlabuh

14 Agustus 2012   14:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:46 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tini adalah secercah nyala di kegelapan yang amat luas. Seperti harapan, dia menentramkan. Ketentraman ini dirasakan Udo daripadanya. Setelah ditolak oleh Yanti beberapa waktu yang lalu, dia sempat mengalami kekecewaan dan bagai hilang harap. Lalu bidadari itu hadirlah, membawa semangat yang membangunkan dia dari keterpurukan. Mengembalikan statusnya sebagai 'Penyair Dari Harapan yang Lama Hilang', sebuah simbol dari belantara kampung syair Utan Tua.


Langkah Udo terayun ringan menuju Pet-House di mana Tini bekerja sebagai seorang asisten perawat. Saat dia sampai, gadis itu sedang merawat seekor kucing. Perhatian sekali. Kucing Anggora itu santai saja dielus-elus olehnya, mungkin pula binatang itu merasakan ketentraman yang sama.

"Udo mau disuntik?"

"Untuk apa?"

"Biar enggak kena rabies,"

"Kan ada Tini yang bakal ngerawat?"


Sebuah senyuman terkembang. Sebait senyum yang membawa Udo ke awang-awang. Dia tak tahu apa yang membuatnya jadi seperti itu. Sebuah perasaan yang begitu sulit untuk dipahami.


Dari meja resepsionis, sebuah lagu dari kelompok musik Padi terdengar manis mengisi suasana.


"Dari jauh lubuk hatiku

Jiwaku resah mencari tahu

Apa yang sedang kurasakan kini"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun