Sekilas aku melihat ada mendung menggayut di wajah Dahlan. Seperti ada ketidaksetujuan di balik kacamatanya. Mungkin hanya perasaanku saja. Aku pun segera berlalu menuju bilik warnet.
Sebelum posting, terlebih dahulu aku membuka program pengolah kata di Open Office (yup, I endorse open source!) untuk mengetik draft naskah yang akan kukirimkan. Setelah itu aku mulai membenamkan diri dalam lautan kata-kata. jemari ini mulai menari seperti kesurupan, aku sendiri sering terkejut saat kata-kata mulai mengalir begitu saja tanpa aba-aba. Mengasyikan, juga menakjubkan!
Saking asyiknya, aku sampai tak menyadari bahwa dibelakangku ada Dahlan yang sedang menatap dengan pandangan sinis dan raut wajah sedingin puncak Pass.
NEXT EPISODE: THE CONCLUSION!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H