Mohon tunggu...
Indra Afriza
Indra Afriza Mohon Tunggu... wiraswasta -

penyair dari harapan yang lama hilang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Titik Balik 3

14 Agustus 2010   15:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:02 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sekilas aku melihat ada mendung menggayut di wajah Dahlan. Seperti ada ketidaksetujuan di balik kacamatanya. Mungkin hanya perasaanku saja. Aku pun segera berlalu menuju bilik warnet.

Sebelum posting, terlebih dahulu aku membuka program pengolah kata di Open Office (yup, I endorse open source!) untuk mengetik draft naskah yang akan kukirimkan. Setelah itu aku mulai membenamkan diri dalam lautan kata-kata. jemari ini mulai menari seperti kesurupan, aku sendiri sering terkejut saat kata-kata mulai mengalir begitu saja tanpa aba-aba. Mengasyikan, juga menakjubkan!

Saking asyiknya, aku sampai tak menyadari bahwa dibelakangku ada Dahlan yang sedang menatap dengan pandangan sinis dan raut wajah sedingin puncak Pass.

NEXT EPISODE: THE CONCLUSION!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun