Dewasa ini perkembangan teknologi berjalan sangat cepat. Hampir semua lini kehidupan memiliki sentuhan teknologi di dalamnya. Perilaku masyarakat yang terbawa oleh arus globalisasi yang notabene tak jauh dari teknologi juga semakin nyata, hal tersebut dapat dilihat dari perilaku yang tak bisa jauh dari gawai. Tak memandang usia, gawai seolah menjadi pegangan sehari-hari baik oleh anak-anak maupun orang tua. Tak terkecuali dengan Laurensius Faleddo Giri Retza, mahasiswa semester akhir Universitas Dian Nuswantoro (Udinus). Sejak kecil, pria yang akrab disapa Faleddo ini memang sudah tertarik dengan teknologi. Ketika masih duduk di bangku sekolah dasar, ia juga sempat mengikuti kursus komputer “Sejak SMP dulu gabung di forum-forum programming. Akhirnya dari SMP sampai kuliah hobi membuat berbagai macam aplikasi,” ujar Faleddo.
Memasuki bangku kuliah, Faleddo yang merupakan mahasiswa jurusan Sistem Informasi ini terus mengembangkan kemampuannya dalam membuat aplikasi. Terhitung sudah lebih dari 20 aplikasi telah ia buat sejak masih duduk di bangku SMP hingga sekarang. Beberapa aplikasi karya Faleddo telah diapresiasi melalui beberapa penghargaan yang diraihnya. Salah satunya adalah FXFilter, sebuah aplikasi yang berfungsi melakukan sensoring terhadap konten di internet. Hasilnya, FXFilter yang juga merupakan Program Kreativitas Mahasiswa berhasil lolos dan memperoleh dana hibah dari Dikti. Selain itu, ia juga berhasil menyabet juara pertama pada ajang Software Engineering Competition pada ajang Science Week Udinus.
Baru-baru ini, mahasiswa yang juga menjadi webmaster di Career Center Udinus ini berhasil menjadi satu-satunya peserta dari Semarang yang lolos pada ajang Digital Creative Indonesia (DCI) Competition, yang diadakan oleh salah satu penyedia layanan telekomunikasi. Faleddo berhasil menyisihkan ratusan peserta dari seluruh Indonesia dan masuk ke dalam 20 peserta yang akan menjalani mentoring pada (18-20/9) mendatang.
“Aplikasi Tilang.in ini terinspirasi dari perilaku pengguna jalan di Indonesia yang jauh dari kata tertib dan sopan. Untuk itu, kami anak muda dari Semarang ingin memberikan karya nyata untuk mengurangi kebiasaan buruk ini,” papar Faleddo.
Ia bersama kedua rekannya Ghani Affan dan Ghuffron lantas membuat aplikasi dimana masyarakat dapat melaporkan pelanggaran yang dilakukan oleh pengguna jalan lain, ke aplikasi berbasis website tersebut. Kemudian, laporan yang telah masuk nanti akan direkap dan pihak kepolisian mendapat akses untuk melihat hasil rekap laporan yang masuk. Setelah melihat laporan yang masuk, kepolisian berhak memutuskan akan menindak pelanggaran yang dilaporkan atau tidak. Guna menjaga validitas laporan masyarakat juga dapat meng-upload foto pelanggaran yang dilaporkan, sehingga dapat menjadi bukti bahwa pelanggaran yang dilaporkan memang benar adanya.
Faleddo sendiri tidak terlalu terbebani untuk memperoleh juara pada kompetisi tersebut. “Yang terpenting adalah Tilang.in dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, dan membantu pihak kepolisian dalam mengampanyekan tertib lalu lintas,” paparnya penuh semangat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H