Mohon tunggu...
Udinus Corner
Udinus Corner Mohon Tunggu... -

This page is about Dian Nuswantoro University (Udinus)'s Public Relations. This contains will be filled with all activity ini Dian Nuswantoro University.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

KNCV dan Udinus Upayakan Pengendalian Tuberculosis di Semarang

9 November 2017   13:34 Diperbarui: 9 November 2017   17:47 726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) dipercaya Koninklijke Nederlandse Centrale Vereniging (KNCV) Tuberculosis Foundation sebagai sub award untuk turut andil dalam pengendalian Tuberculosis di Kota Semarang. Tuberculosis (TB)  merupakan penyakit pembunuh nomor dua di dunia, dan Semarang ditarget mencari 50 ribu suspectTuberculosis tahun ini.

Hari ini Jum'at (03/11) 2017, Fakultas Kesehatan Udinus menggelar Lokakarya Implementasi Strategi Public Private Mix (PPM) dalam pengendalian Tuberculosis di Hotel Dafam Semarang. Lokakarya ini melibatkan beberapa kecamatan di Kota Semarang, perwakilan KNCV, Apoteker, Dokter Praktik Mandiri (DPM) dan Dinas Kota Semarang.

"Sebagai satu-satunya sub award KNCV di Kota Semarang, Udinus melakukan maping, 1070  Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) berhasil terdata dari keseluruhan yang jumlahnya sekitar 2700 lebih" Jelas Dekan Fakultas Kesehatan Udinus Dr. Guruh Fajar Shidik S.kom., M.Cs. Kecamatan Pedurungan dipilih sebagai Kecamatan percontohan untuk pengendalian Tuberculosis. "Tim kami memetakan DPM dan klinik mana saja di kecamatan tersebut yang sudah menerapkan Wajib Notifikasi Tuberculosis (Wifi TB)"tambahnya. Diharapkan Tim dari Udinus bisa memantau dan memonitor PPM di Kecamatan Pedurungan sebagai percontohan.

Maryati M.Kes Epid Kasi Penanggulangan Penyakit Menular Langsung menghimbau agar seluruh Fasyankes yang ada di Kota Semarang membentuk konsep jejaring guna mengendalikan persebaran Tuberculosis. Tingkat kesadaran masyarakat akan pengobatan TB masih rendah. "Masyarakat seringkali mengabaikan gejala batuk berdahak yang tidak kunjung sembuh., padahal hal ini merupakan gejala awal dari terinfeksi virus Tuberculosis" jelasnya. Ia menegaskan suspectTB untuk tidak ragu memeriksakan dirinya karena pemerintah menanggung seluruh biaya pemeriksaan dan obat penderita TB, baik TB kategori 1 maupun TB kategori 2. Pengobatan TB memerlukan waktu 6 bulan sampai paling lama 2 tahun. Oleh sebab itu pasien memerlukan Pendamping Minum Obat (PMO) agar tidak berhenti sebelum dinyatakan bebas dari TB.

Udinus juga bekerjasama dengan Perhimpunan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI), dimana mahasiswa Fakultas Kesehatan bisa turut membantu menemukansuspect Tuberculosis di lingkungan sekitar mereka. "Kita sedang merintis pusat kajian TB di Fakultas Kesehatan Udinus, agar TB dipelajari untuk umum" tukas Eti Rimawati S.KM M.Kes selaku Technical Officer Sub Award Implementation of wifi TB. (*Humas/mey) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun